Semua Bab KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT : Bab 21 - Bab 30
59 Bab
Pertemuan tak Sengaja dengan Pria Misterius
"Pegal juga," Aisyah mulai mengeluh ketika tengah duduk di pesawat. Apalagi ketika Aisyah melihat penumpang yang duduk disampingnya, seorang pria dengan wajah oval dan mata setajam elang seakan siap mencabik dasar hatinya itu sesekali menatap dirinya tajam seolah-olah tidak suka berdekatan dengan Aisyah."Pria ini nyebelin banget si! Punya muka ditekuk aja gitu," gumam Aisyah,"Anda membicarakan saya?" ucapan pria disampingnya membuat Aisyah terlonjak dari duduknya karena kaget,"Membicarakan anda? Apa pentingnya buat saya?" Aisyah mengelak sambil mengangkat bahunya,"Dasar wanita aneh, jelas-jelas tadi ngomel-ngomel!" pria disampingnya menggerutu kesal,"Dasar pria salju!" Aisyah tak mau kalah. Dia bergumam sendirian dengan tatapan mata ia layangkan ke luar pesawat. Menatap barisan awan jingga yang berarak memenuhi langit sore."Ngapain kamu ngeliatin saya seperti itu?" Aisyah terlonjak kaget untuk yang kedua kalinya. Bagaimana nggak kaget, pria itu tengah menatap tajam Aisyah tanpa
Baca selengkapnya
Diam-diam Suka
"Kapan kalian bercerai? Kok bisa cerai sih? Kalian itu pasangan paling serasi yang pernah aunty lihat, Aisyah!" udah kayak petasan aja, aunty Nindya nyerocos dengan banyak pertanyaan. Wajah cantiknya berubah muram mendengar penuturan Aisyah, keponakan satu-satunya,"Kami bercerai sekitar empat bulan yang lalu, Aunty. Mas Abimana selingkuh," Aisyah tak kuasa melanjutkan kata-katanya. Ia terisak dan diam seribu bahasa."Kurang ajar si Abimana! Dasar lelaki nggak tau diri!" Aunty Nindya tampak geram. Wajah cantiknya berubah merah menahan menahan amarah.Sementara Aisyah hanya terisak. Meskipun dalam hati berkata kuat, nyatanya Aisyah belum sepenuhnya menerima semua pengkhianatan yang dilakukan Abimana terhadapnya."Sudah, Sayang! Jangan bersedih lagi. Ada aunty disini! Sekarang kita makan dulu yuk!" Aunty Nindya menggandeng tangan Aisyah membawanya menuju meja makan.Disana sudah terhidang berbagai menu yang lezat. Membuat siapapun akan menelan air liurnya melihat hidangan lezat nan mewa
Baca selengkapnya
Aisyah Belajar menjadi Claudia dan Kembalinya Kesadaran Abimana
"Aisyah, kamu punya utang cerita kepada aunty mengenai perceraian kamu! Coba cerita sama aunty, siapa tau kita menemukan jalan keluar," Aunty Nindya menatap tajam Aisyah yang tengah menikmati roti selai coklat sebagai sarapan paginya,"Abimana selingkuh dengan Karin, Aunty! Perusahan dan rumah Aisyah mereka rampas," tatapan Aisyah berubah penuh kebencian,"What? Karin sepupu kamu itu? Anak Tante Widya adik mama kamu?" Aunty Nindya terlihat shock,"Iya, Aunty!" Aisyah mencoba bersikap cuek, ia terus memasukkan potongan roti ke mulutnya. Aisyah merasa sangat lapar pagi ini, karena kemarin malam makannya tidak berselera,"Kenapa kamu diam saja nggak kasih tau aunty?" alis Aunty Nindya bertaut,"Ini Aisyah kasih tau," lagi-lagi Aisyah bersikap acuh. Dirinya sangat menikmati sarapan kali ini,"Kenapa nggak dari awal kasih taunya, Aisyah? Ini bocah, lama-lama aunty bisa darah tinggi tau!" Aunty Nindya berlagak ngambek di depan Aisyah. Pandangannya gemas menatap Aisyah yang sibuk mengunyah m
Baca selengkapnya
Abimana Diperiksa KPK
"Dasar pencuri kalian berdua! Semoga kalian mendapat balasan yang menyakitkan nantinya!" gumam seseorang dibalik pintu dengan geram. Pandangannya nyalang kepada dua manusia yang baru saja selesai mendaki puncak kenikmatan. Bukannya terangsang melihat detik-detik terakhir percintaan mereka, tetapi dihatinya hanya ada benci untuk mereka berdua.Siapa lagi kalau bukan kepala pelayan di rumah ini, Bu Ajeng. Ia merupakan tangan kanan keluarga Aisyah selama ini. Namun karena keadaan dan desakan ekonomi terpaksa ia tetap bekerja di rumah mewah ini melayani Abimana dan Karin,"Semoga Nona Aisyah belum meninggal dan kembali pulang merebut semuanya," do'a Bu Ajeng. Perlahan dirinya melangkahkan kaki kembali ke dapur melewati tangga utama sambil membawa baki makanan."Bu Ajeng, tolong nanti bawain makanan ke kamar saja! Saya ingin makan di kamar!" titah Karin ketika dirinya tengah memasak dan menyiapkan makanan. Meskipun di rumah ini ada sepuluh pelayan, urusan masakan dan rasanya sepenuhnya tan
Baca selengkapnya
Abimana Dibawa ke Gedung KPK
"Pak Abimana mengapa perusahaan yang Bapak pimpin melakukan rekanan dengan perusahaan fiktif dan merugikan negara?""Bagaimana tanggapan Anda tentang penggeledahan ini?""Pak Abimana satu kata aja plis!" dan masih banyak lagi pertanyaan dari awak media tanpa jawaban sepatah kata pun dari Abimana,"Tolong kasih jalan!" teriak seorang anggota polisi yang mengawal Abimana menuju mobil miliknya. Kilatan cahaya lampu kamera menyorot Abimana. Entah mimpi apa dia semalam mendapat kejutan seperti ini.Menggunakan mobil pribadi miliknya, Abimana duduk berdampingan bersama pengacaranya. Mobil itu beriringan dengan mobil tim KPK meninggalkan rumah mewah yang ditempati Abimana."Bagaimana ini kalau KPK menemukan bukti CV. CIPTA ABADI itu fiktif? Bisa dikurung saya!" Abimana berbisik panik kepada Pengacaranya,"Bapak tenang dulu, setau saya perusahaan itu telah memiliki akta notaris, kantor serta karyawan. Kecil kemungkinan KPK mengendus kecurangan disana," Pengacaranya menenangkan Abimana,"Tapi
Baca selengkapnya
Hangout Membawa Petaka
"Cepetan Karin! Lelet banget sih jadi orang!" Wulan menggerutu kesal melihat Karin hanya terpaku diam di sofa,"Yakin mau ke club? Ini masih sore lho! Kita cari tempat hangout yang lain yuk, ke mall kek jangan ke tempat kayak gitu! Risih gue!" Karin memasang wajah memelas kepada sahabatnya,"Gini aja deh! Lo temenin gue sebentar ke club, nanti gue temenin Lo ke mall!" Wulan mengedipkan sebelah matanya kepada Karin,"Ayok ah!" Wulan menarik tangan Karin dengan kuat. Bagaikan kerbau di cocok hidungnya, Karin mengikuti langkah Wulan membuka pintu mobil miliknya,"Gue yang nyetir ya! Lo kan nggak tau tempatnya dimana?" Wulan mengambil kunci mobil dari tangan Karin,"Tapi bentar doang kan? Awas aja kalo bohong!" Karin menggerutu sebal menyerahkan kunci mobil kepada Wulan,"Ia Nyonya bos! Bawel amat sih jadi orang!" Wulan memasang safe belt ke badannya dan mulai menghidupkan mobil melaju menuju club malam favoritnya,"Sampe deh kita," Wulan tertawa gembira sambil memarkir mobilnya,"Lo yaki
Baca selengkapnya
Hangout Membawa Petaka 2
"Nona! Apa kamu baik-baik saja? Saya antar pulang ya?" Narendra pura-pura bertanya untuk mengecek apakah Karin masih sadar atau tidak,"Berhasil! Istri Abimana tertidur," Narendra kembali menyeringai licik. Dengan cekatan ia menggendong Karin keluar dari club malam itu dan membawanya pergi. Tentu setelah meninggalkan pesan untuk Wulan bahwa Karin pulang duluan,"Halo! Cepat ke Helena Club! Ada yang harus kamu kerjakan!" Narendra meminta anak buahnya datang,"Ada apa, Bos?" tak lama setelah Narendra mengeluarkan perintah, tiga orang pria berbadan tegap mendekati mobil Narendra,"Cepat kamu bawa mobil itu ke alamat ini! Bilang bahwa pemiliknya menginap di rumah Wulan dan menyuruhmu mengantarkan mobilnya!" Narendra menunjuk mobil Karin dan memberi secarik kertas bertuliskan alamat rumah Karin. .Tentu saja Narendra tau alamat rumah Karin. Karena selama ini dia selalu menguntit Abimana untuk mencari kelemahannya,"Baik Bos! Kita kerjakan sekarang!" anak buah Narendra bergegas menuju mobi
Baca selengkapnya
Penyesalan Karin
Brak,Karin membuka pintu kamarnya sangat kencang. Ia merebahkan tubuhnya yang terasa ngilu itu di ranjang kesayangannya. Seluruh tubuhnya sakit tapi tidak sesakit hatinya yang hancur. Harga dirinya hancur tak bersisa, kini ia merasa hanya sebagai barang bekas yang sangat hina,"Apa yang telah aku lakukan kemarin?" Karin menangis sambil memukul kepalanya. Ia benci idenya pergi ke rumah Wulan. Ia benci telah mengikuti kemauan Wulan, ia benci dirinya sendiri,"Bagaimana kalau Mas Abi mengetahui hal ini? Bagaimana kalau aku hamil anak bajingan itu? Karin... Bodoh sekali kamu!" Karin kembali memukul kepalanya sendiri. Bahkan vas bunga yang tertata cantik di samping lemari ia lemparkan sekuat tenaga mengenai pintu kamar. Pecahan beling dari vas bunga berserakan memenuhi kamar Karin. Belum puas melempar vas bunga, Karin yang merasa hina dan kotor itu malah menarik bajunya dengan jijik."Brengsek kamu Narendra!" Karin menjerit menumpahkan semua kekesalannya. Perlahan Karin bangkit mengambi
Baca selengkapnya
Kebebasan Abimana dan Trauma Karin
"Pergi dari sini! Pergi...." Karin meronta mencoba melepaskan cengkraman tangan Wulan dan Bu Ajeng. Melihat Wulan seperti melihat kejadian tadi malam yang sangat mengerikan bagi Karin.Puas meronta, perlahan pemberontakan Karin mulai melemah, tenaganya terkuras habis. Dirinya lemah tak berdaya dengan bayangan kejadian semalam yang terus menari di pelupuk matanya,"Non Karin!" Bu Ajeng menggosok telapak tangan Karin yang terasa dingin. Karin hanya merespon dengan lirikan mata dan airmata yang terus mengalir menganak sungai di kedua pipinya,"Lo sebenernya kenapa? Cerita sama gue!" Mode bicara Wulan kembali ke asal, Lo-Gue.Mendengar Wulan bicara, Karin hanya membuang muka ke arah lain. Dirinya belum mampu menatap wajah Wulan setelah kejadian semalam,"Sepertinya non Karin butuh istirahat," Bu Ajeng bergumam lirih, tangannya sibuk memijit kaki Karin,"Karin sudah makan belum, Bu?" Wulan menghilangkan jejak airmata di pipi Karin dengan tissue,"Belum, Non! Ibu baru ingat!" Bu Ajeng seger
Baca selengkapnya
Trauma Karin 2
"Pergi kamu bajingan! Jangan berani sentuh aku, atau aku akan membunuhmu sekarang juga!" Karin berteriak seperti orang kesetanan. Prang!Karin memukulkan gelas kristal yang dia ambil dari meja rias tepat disamping ranjang king size mereka. Matanya tetap nyalang menghunuskan potongan gelas kristal yang runcing kepada Abimana,"Sayang? Are you ok?" Abimana beringsut mundur berusaha turun dari ranjang. Menatap Karin dengan tatapan sulit diartikan,"Apa yang terjadi denganmu, Sayang?" Abimana mulai turun dari ranjang dan berjalan mundur menjauhi Karin, nyawanya lebih berharga dari sekedar memeluk Karin."Pergi kamu! Jangan sentuh aku! Aku hanya ingin suamiku!" Karin menjerit sambil berlinang airmata. Dalam pandangan matanya, lelaki yang barusan seranjang dengannya adalah lelaki yang sama dengan lelaki yang telah menodainya, Narendra.Abimana menyugar rambutnya frustasi melihat keadaan Karin yang sangat aneh dan membingungkan. Tubuhnya butuh istirahat, tetapi bukannya istirahat dirinya ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status