Semua Bab Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali: Bab 31 - Bab 40
76 Bab
31. Karena Warga Resah Janda Dipaksa Sah
Karena takut dengan ancaman dari Lucas, semua pasukan emak-emak itu mencari pembelaan pada ketua RW setempat. Mereka mengadukan jika selama ini Anita tinggal bersama keluarga besar bunda Clara, mereka juga mengadukan pada ketua RW, jika mereka keberatan Anita tinggal disana tanpa ikatan pernikahan. Mendengar keresahan warganya, sebagai ketua RW yang adil dan bijaksana, tanpa membedakan kasta. Akhirnya siang itu juga ketua RW, ustadz setempat dan juga beberapa saksi mendatangi kediaman Lucas. Lucas sempat marah besar karena kehadiran warga, yang menurutnya tidak sopan. Namun bunda Clara malah sebaliknya, beliau sangat menyetujui jika hari itu juga Lucas dan Anita di nikahkan. "Loh, kok sekarang Bunda jadi membela mereka semua sih?" protes Lucas tak terima dirinya jika harus dinikahkan secara mendadak. "Yang mereka katakan itu benar, Lucas. Kamu dan Anita tidak boleh tinggal satu rumah, tanpa ikatan pernikahan. Dan Bunda sangat setuju kalian semua menikah." jawab bunda Clara enteng
Baca selengkapnya
32. Allhamdulilah Sah
"Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu yang masih menjabat tangan Lucas. "Sah.""Sah.""Sah." jawab semua saksi yang menyaksikan akad nikah itu. "Allhamdulilah." ucap penghulu itu penuh rasa syukur, dan beliau melanjutkan memimpin do'a. ‎اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هٰذَا الْعَقْدَ عَقْدًا مُبَارَكًا مَعْصُوْمًا وَأَلْقِ بَيْنَهُمَا أُلْفَةً وَقَرَارًا دَائِمًا وَلَا تَجْعَلْ بَيْنَهُمَا فِرْقَةً وَفِرَارًا وَخِصَامًا وَاكْفِهِمَا مُؤْنَةَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ “Allâhummaj'al hâdzal 'aqda 'aqdan mubârakan ma'shûman wa alqi bainahumâ ulfatan wa qarâran dâiman wa lâ taj'al bainahumâ firqatan wa firâran wa khishâman wakfihimâ mu'natad dunyâ wal âkhirah.”Artinya: Ya Allah, jadikanlah akad ini sebagai ikatan yang diberkahi dan dilindungi, tanamkan di antara keduanya kerukunan dan ketetapan yang langgeng, jangan Engkau jadikan di antara keduanya perpecahan, perpisahan dan permusuhan, dan cukupi keduanya bekal hidup di dunia dan akhirat. Aamiin. "Selamat ya, sekarang kalian sudah sah me
Baca selengkapnya
33. Pengantin baru
Di dalam kamar, Anita sangat canggung sekali. Meski dirinya sudah sah menjadi istri Lucas, tapi ini adalah momen pertama ia masuk ke dalam kamar itu, sekaligus berstatus istri Lucas. 'Apa yang harus aku lakukan ya?' gumam Anita dalam hati. 'Aku takut, dia ilfil dengan tubuhku.''Bagaimana jika tuan muda tak menyukai pelayananku?' berbagai pertanyaan memenuhi otak kecil Anita. Anita duduk di pinggir ranjang, tiba-tiba Lucas mendekatinya. "Apa boleh aku melihat kamu tanpa menggunakan hijab?" tanya Lucas. Anita terdiam sejenak, bertekad dalam hati jika apa yang ada pada dirinya adalah milik Lucas. "Bismillahirrahmanirrahim!" ucap Anita pelan, dengan tangan mulai membuka ujung hijabnya. Perlahan tapi pasti, Lucas dapat melihat rambut panjang dan hitam Anita yang selama ini tertutup rapih. "Sempurna!" puji Lucas setelah Anita melepaskan semua jilbabnya. Mendengar pujian dari suaminya, seketika pipi Anita berubah menjadi rona kemerah-merahan. Dengan tangan gemetar, Lucas membelai r
Baca selengkapnya
34. Scene khusus kisah Isra mi'raj Anita
Dari mulai bukan apa-apa, bukan orang penting, bukan orang yang berjasa. Bahkan lebih ke sering di hina, di caci maki, di fitnah, di selingkuhi, di usir, bahkan sampai kehadirannya di benci di mana-mana. Keburukannya selalu di ingat, dan semua kebaikannya dilupakan. Itu lah kisah Anita yang dulu. Berbeda dengan sekarang, menjelma sebagai seorang wanita yang sangat mandiri dan memiliki ahklak yang sangat terpuji. Bukan karena ia beristri kan Lucas, tapi semua karena kinerjanya yang patut di apresiasi. Enam bulan menjadi istri Lucas, kehidupan Anita jauh lebih baik, bahkan jauh-jauh lebih baik. Dari kehidupannya sebelumnya. Lucas memang tidak mengekang Anita harus seperti apa, ia memberikan kebebasan untuk hal yang membuat Anita nyaman dan bahagia, selagi mampu melayani dirinya. "Honey, kamu tidak masalah kan kalau kita pindah ke kota A sementara waktu?" tanya Lucas pada Anita yang sedang menyiapkan makan siangnya, di ruangan khusus milik mereka. Lucas merubah kantornya senyaman mun
Baca selengkapnya
35. Pelakor ketemu si mata jelalatan
"Sayang hari ini katanya, Kak Sella dan suaminya jadi berkunjung ke rumah kita deh." ucap Marwan pada Yuni yang sedang asik menaikan ponsel. "O begitu ya, Mas. Kalau begitu aku akan memasak banyak hari ini, untuk menyambut kedatangan mereka." jawab Yuni yang segera turun dari posisi nyamannya. "Kalau mereka ingin menginap kamu keberatan tidak?" "Ya tentu tidak lah, Mas. Lagi pula dia itu kakak iparku, yang wajib aku hormati." jelas Yuni. "Terima kasih, Sayang. Nanti aku suruh kak Sella menginap saja, biar besoknya kita piknik keluarga." "Ide yang bagus juga itu, Mas, sudah lama kita tidak menginap di hotel. Bagaimana kalau kita ke pantai?" "Terserah kamu, kamu atur saja semuanya. Yang pasti jangan yang jauh-jauh." "Oke, Mas. Kamu terima beres saja ya.""Oke, Sayang. Aku berangkat dulu, kemungkinan aku akan pulang setelah kak Sella datang." ujar Marwan segera berpamitan ala-ala keluarga bahagia, cipaka cipiki kiri kanan dan tak ada yang tersisa. Usaha Marwan semakin maju, dan Yu
Baca selengkapnya
36. Pertemuan tak terduga
"Kalian yakin ingin liburan ber tiga?" tanya bunda Clara, memastikan anak dan menantunya sebelum mereka benar-benar pergi. "InsyaAllah yakin, Bun." jawab Anita. "Sudah, Bun. Bunda tidak usah sedih, aku dan Anita bisa kok menjaga Shakira." ucap Lucas pada ibunya. "Bukan begitu, nanti kalau Bunda kangen Shakira bagaimana." tanya bunda Clara yang tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Nenek muda itu, tidak bisa berjauhan dengan cucu kesayangannya. "Kalau begitu, bagaimana kalau Bunda juga ikut?" usul Anita. "Saran yang bagus itu, sebentar Bunda siap-siap dulu. Tiga puluh menit, tidak lama." ujar bunda Clara girang. "No! Bun, Bunda di sini saja." ucap Lucas pada bunda Clara, "sayang kok kamu begitu, sih?" rajuk Lucas pada Anita. "Bunda ikut ya, ya, ya. Janji Bunda hanya ingin bersama Shakira. Tidak akan mengganggu kalian di sana, ya, ya, ya." rayu bunda Clara pada anaknya. "Bunda, sudah Bunda siap-siap saja, Abang biar jadi urusan Anita." ucap Anita, saat itu juga bunda Clara langs
Baca selengkapnya
37. Marwan bertemu Anita
Bunda Clara berjalan dengan tergesa-gesa, menuju villa dimana mereka singgahi. "Kalian semua, cepat bereskan barang-barang kalian. Tolong bereskan juga milik saya, dan Shakira, ya!" ucap bunda Clara pada semua asistennya, begitu mereka sampai di pintu utama villa. "Baik, Ibu." jawab mereka kompak, meski mereka bingung. Namun tak ada satu pun yang bertanya, mereka memilih menuruti semua perintah majikannya. Anita dan Lucas sedang bersantai di ruangan tengah, mereka berdua kaget, melihat kedatangan bunda Clara dengan napas memburu. "Bunda, ada apa? Kenapa Bunda seperti di melihat hantu saja." tanya Lucas pada ibunya sendiri. "Hust, kamu ini ya kalau ngomong suka sembarangan saja." jawab bunda Clara mengatur napas. "Lah terus kenapa, lari-larian begitu?" "Ini gawat, Lucas, Anita!" ucap bunda Clara panik. "Gawat kenapa, Bun?" tanya Anita heran. "Pokoknya gawat sekali, kita semua harus segera pergi dari tempat ini. Sekarang juga!" jelas bunda Clara, yang membuat anak menantunya sal
Baca selengkapnya
38. Pertemuan yang tak di harapkan
"Anita!" ucap Sella dan Marwan secara bersamaan, begitu melihat kehadiran Anita bersama Lucas. Sedangkan Anita terpaku di tempatnya, ia sangat syok melihat kakak ipar dan mantan suaminya berada di tempat itu juga. Marwan melangkah mendekati Anita, "Anita, apa ini beneran kamu?" tanya Marwan, pada Anita. "Apa benar ini, Anita. Mantan istriku dulu?" tanya Marwan lagi, sedangkan Anita masih terdiam. Hati dan pikiran Anita menolak kehadiran mereka, "mau apa lagi mereka?" tanya Anita dalam hati. "Maaf, kalian siapa ya?" pada akhirnya Anita memilih berdusta seakan-akan tidak mengetahui mereka semua. "Siapa kamu bilang?" tanya Marwan seolah tak percaya dengan pernyataan yang baru saja ia dengar. "Ia, kalian siapa? Maaf aku bukan Anita, dan aku tidak kenal kalian semua!" ucap Anita, "Bunda, ayo masuk mobil. Kita harus segera pergi dari sini!" ajak Anita pada bunda Clara. "Hei, Anita! Sombong sekali ya kamu sekarang!" sentak Sella tiba-tiba, menghentikan langkah Anita. "Lelaki mana lag
Baca selengkapnya
39. Penjelasan Al
Sedangkan Sella dengan perasaan dongkol mereka kembali ke villa yang telah mereka sewa. "Kenapa kamu melarang, Mbak untuk melakukan visum sih, Dek?" tanya Sella kesal. "Mbak, kamu mau berurusan dengan mereka, memangnya kamu yakin bisa menang?" "Ya setidaknya, dengan berusan dengan mereka kita bisa mengetahui anak itu. Dia benar anak kamu atau bukan?" papar Sella. "Sebenarnya aku yakin itu anakku, Mbak. Tapi aku tak yakin Anita mau memaafkan aku," jelas Marwan lemas. Pasalnya sejak bertemu dengan Shakira tadi, hati Marwan menjadi tak karuan. Hati kecil Marwan mengakui dengan yakin, jika Shakira anaknya. Tapi perkataan Anita tadi membuatnya kembali ragu. "Tapi kalau di pikir-pikir, tidak masuk akal juga kalau itu bukan anakmu. Karena dia sangat mirip denganmu, Dek.""Kalau memang itu anakku, apa mungkin Anita memberikan izin untuk aku bertemu dengannya, Mbak?""Mbak tidak tahu pasti, tapi yang jelas kamu juga memiliki hak penuh atas anak itu. Karena sampai kapan pun, kamu adalah w
Baca selengkapnya
40. Penyesalan Imelda
"Kalian hati-hati di sana ya, sering-sering memberi kabar sama, Bunda ya," ujar bunda Clara mengantarkan Lucas dan Anita yang bersiap akan pergi ke kota A. "Iya, Bun, Bunda juga di sini baik-baik ya. Maaf ya, Anita sudah merepotkan sama Bunda, dengan menitipkan Shakira.""Kamu ngomong apa sih? Bunda sama sekali tidak pernah merasa direpotkan, Bunda bahagia bisa merawat Shakira.""Terima kasih, Bunda." Anita memeluk sang mertua. "Titip anak, Bunda ya. Bunda heran kok dia jadi ketergantungan banget sama kamu!" bisik bunda Clara sambil terkekeh pelan. "Itu sudah kewajiban Anita, Bun." Anita kembali berisik. "Kalian bisik-bisik apa sih?" tanya Lucas pada ke dua wanita berharga dalam hidupnya. "Kepo banget sih kamu, sudah sana pergi!" usir bunda Clara. Setelah acara berpamitan, Anita dan Lucas masuk ke dalam mobilnya dan berangkat ke kota tujuan. Mereka sengaja tidak membawa supir, kalau lelah mengemudi mereka bisa bergantian. Perjalanan mereka dipenuhi canda tawa, Lucas yang bucin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status