All Chapters of Kehidupan Terbalik sang Aktris Kondang: Chapter 11 - Chapter 20
135 Chapters
Bab 11 - Klub Musik
Mengikuti kebiasaan ‘Anna’ sepulang sekolah, Anna langsung pergi ke gedung yang dikhususkan untuk para anggota klub yang menjalani kegiatan ekstrakurikuler. Karena jam pelajaran murid-murid kelas dua biasanya selalu berakhir lebih cepat 45 menit dibandingkan kelas tiga, Sherly yang sudah dibiayai ibu mereka untuk ikut salah satu klub biasanya akan berada di sana sambil menunggu jam pelajaran Anna berakhir sebelum pulang bersama ke rumah mereka. Tapi Sherly bukan sekedar mengikuti kegiatan klub musik hanya untuk mengisi waktu luang atau memanfaatkan kesempatan bersosialisasi yang ibunya berikan. Sherly sebenarnya sangat berbakat dalam bernyanyi dan sangat menyukai musik hingga ia tidak pernah absen sekalipun dari kegiatan klub, walau ia sebenarnya merasa tidak nyaman berada di antara para murid yang tergabung dalam klub musiknya, hanya karena statusnya yang berasal dari keluarga miskin. Kembali pada bakat bernyanyi Sherly tadi, karena itu juga ‘Anna’ rela menyisihkan sebagian besar p
Read more
Bab 12 - Menghilangnya Sherly
‘Oh, astaga... Mereka ini...’ Entah kenapa Anna merasa sedikit malu karena terlalu banyak mengobrol —yang tidak mungkin akan dilakukannya andai berada dalam tubuh aslinya— dengan para murid sekolahan ini, yang memiliki rentang usia 13-14 tahun lebih muda dari usia aslinya. “Senang bisa mengobrol dengan Kakak,” ucap salah satu siswi, yang hanya dibalas Anna dengan senyuman kaku. Dirinya yang dulu biasanya tidak mau membuang waktu untuk mengobrol bersama para junior yang berusia jauh lebih muda karena menganggap jika berbicara pada mereka tidak akan menambah pengetahuannya sama sekali. Jessica yang sangat haus akan pengetahuan baru biasanya selalu mencari lawan bicara yang ia nilai akan menambah wawasannya saja. “Ternyata Kak Anna menyenangkan juga ya diajak ngobrol,” ucap siswi lain. Anna berpaling pada siswi itu sembari memaksa tersenyum ramah. “Benarkah?” “Iya… Habisnya Kakak biasanya cuma duduk diam saja. Seperti tidak ingin diajak berbicara,” sahut siswi itu, menanggapi pertan
Read more
Bab 13 - Susahnya Tidak Memiliki Pengaruh
Bukan hal mudah untuk meyakinkan operator CCTV agar bersedia menunjukkan rekaman dari kamera pengawas sekolah. Bukan karena hal itu terlarang, namun lebih pada siapa orang yang memintanya. Andai yang meminta adalah siswa lain, mungkin operator akan mengizinkan dengan mudah. Karena yang memintanya hanyalah Anna ‘si anak beasiswa’, maka operator yang bertugas langsung mengabaikannya. Siapa yang tidak mengenal Anna dan Sherly Briel di sekolah para anak orang kaya ini? Hanya kedua siswi itulah batu di antara ratusan berlian yang bertaburan di SMA paling bergengsi ini. Karena itulah tidak ada yang tidak mengenali mereka, sekaligus memedulikan mereka jika sedang dalam masalah. “Adikku… Adik saya kemungkinan sudah diculik. Saya cuma ingin memeriksa rekaman CCTV saja,” Anna berusaha meyakinkan operator yang sebenarnya terlihat lebih muda dari usia dirinya yang asli jika berada dalam tubuhnya sendiri, hingga hampir saja ia bicara agak ketus padanya. Melihat Anna bersikukuh dengan permintaan
Read more
Bab 14 - Para Perundung
Begitu tiba di sisi luar gerbang sekolah, Anna langsung melihat Sherly yang sedang duduk dengan kepala tertunduk di antara Silvia dan anggota gengnya. Anna sama sekali tidak pernah menyangka jika Silvia akan membawa Sherly pergi bersama mereka karena sepengetahuannya —tentu saja dari ingatan ‘Anna’— Silvia tidak pernah mau mengganggu Sherly. Silvia takut jika William yang disukainya itu akan semakin membencinya karena sudah mengganggu teman sekelasnya, karena William sudah pernah mengatakan pada Silvia jika dia tidak suka gadis perusuh seperti dirinya saat Sherly menyatakan perasaannya dulu. “Akhirnya kau datang juga. Kau pasti kebingungan mencarinya, kan? Yah…, andai dia punya ponsel, aku pasti akan mengirim pesan padamu. Kalian miskin sekali sih, sampai ponsel saja dia tidak punya?” ejek Silvia yang sudah berdiri sejak melihat kemunculan Anna yang sudah ditunggunya di tempat itu hampir satu jam lamanya. Anna yang masih mengatur napas setelah berlari tanpa henti dari lantai 4 gedu
Read more
Bab 15 - Menghadapi Para Perundung
Anna melambaikan tangan pada Sherly yang akhirnya mau diajak William pergi setelah dibujuknya dengan susah payah. Apa yang ingin dilakukannya nanti adalah hal yang sangat rahasia. Anna tidak ingin Sherly mengetahuinya, karena itulah dia memaksa Sherly dan William pergi sementara dia tetap tinggal —walau Anna sebenarnya tidak peduli jika William sampai tahu akan apa yang ingin dilakukannya. Clap… clap… clap… Suara tepuk tangan Silvia membawa perhatian Anna kembali pada gadis itu. Seperti tahu apa yang sedang Anna pikirkan —saat melihat Anna menatap dua buah benda yang berada di atas gerbang sekolah mereka—, Silvia menatap ke arah dua CCTV di atas gerbang sekolah mereka sambil tersenyum dan melambaikan tangannya, seakan ingin menyapa orang yang berada di belakang monitor pemantau kamera keamanan itu. “Kau pikir apa yang kami lakukan padamu di sini akan sampai ke tangan Polisi, hah?” Silvia menghampiri Anna dan tersenyum mengejek padanya. “Jangan pikir kau bisa meminta barang bukti d
Read more
Bab 16 - Apa Yang Selalu Kubayangkan
Bakkk… Bakkk…! Anna melayangkan tinju ke perut dan rusuk Silvia secara berturut-turut, membuat gadis itu langsung meringis menahan sakit yang tidak pernah dirasakannya sepanjang hidup, lalu jatuh tersungkur bersamaan dengan suara rintihan pilunya. Tidak sampai di situ, Anna langsung bergerak ke sisi kirinya, menyerang anggota geng lain yang masih tertegun atas apa yang baru saja ia lakukan. Bukan hanya pada satu orang, Anna terus melakukan serangan dengan sangat cepat pada semua siswi perundung itu sampai mereka terkapar dan tak sanggup berdiri akibat rasa sakit di rusuk dan perut mereka yang menjadi incaran tinjunya. Setelah menyelesaikan rencananya dengan sangat sempurna, Anna berdiri sambil menatap kedua kepalan tangannya bergantian. ‘Wah… tenaga anak ini sangat kuat. Bahkan tenagaku yang rajin berolahraga saja kalah darinya. Apa ini karena pekerjaan sambilannya? Atau karena bakat yang ia dapatkan dari ayahnya?’ Anna menurunkan kedua tangannya, menatap delapan siswi yang sedang
Read more
Bab 17 - Identitas Penguntit
Anna mengerjapkan kedua matanya berulang kali saat akhirnya tersadar setelah mendapatkan setruman maut dari sang Dewa. Melihat langit-langit ruangan tempatnya berada, ingatan ‘Anna’ di mana tempat keberadaannya saat ini tiba-tiba muncul dalam benak Anna. Itu adalah ingatan ‘Anna’ —yang sudah berulang kali berada di ruangan ini setelah mendapat rundungan dari Silvia dan anggota gengnya— yang langsung mengirimkan sinyal ke otak Anna, memberitahu jika dirinya sekarang sedang berada di ruang UKS. “Siapa yang membawaku ke sini?” Anna bergumam sebelum akhirnya menoleh dan melompat duduk di atas ranjang UKS setelah menemukan pria berpakaian serba hitam, yang dikenalinya sebagai sang penguntit, yang sudah menguntit dirinya dan Sherly sepanjang perjalanan berangkat ke sekolah, sedang duduk tepat di samping ranjangnya. Rasa terkejutnya berubah menjadi kemarahan setelah menyadari jika pria itu terlihat seakan dalam keadaan hidup tanpa nyawa, seperti sedang berada dalam ruang waktu yang terhent
Read more
Bab 18 - Seperti Masa Kecil Kami
Andai bukan jiwa Jessica yang berada dalam tubuhnya, Anna mungkin akan langsung terpesona dan salah tingkah saat bertatap muka dengan Elvin seperti ini. Tapi tidak dengan dirinya yang sangat membenci pria itu. “Kau bisa mengenaliku?” tanya Elvin heran sambil menatap masker dan topi di kedua tangannya. ‘Apa penyamaranku tidak terlalu baik?’ Anna tidak menanggapinya. Ia beranjak dari tempat tidur, hendak pergi keluar ruangan untuk mencari Sherly setelah ingat jika dia telah meminta William membawa Sherly juga ke UKS namun tidak menemukannya di sana. “Mau mencari adikmu?” Pertanyaan itu membuat Anna menghentikan langkah kakinya dan berpaling kembali pada Elvin. “Kau mengenal adikku?” “Aku sudah dua kali bertemu dan berbicara dengannya. Dia tidak cerita padamu saat kau masih berada di rumah sakit?” Anna menelengkan kepala, mengingat apa yang pernah Sherly katakan saat ia masih berada di rumah sakit. ‘Ah…, benar juga. Aku lupa.’ “Teman sekelasnya sudah mengantarkan adikmu pulang dan
Read more
Bab 19 - Pengganggu Lain
‘Masa kecil, ya…?’ Anna menghela napas panjang, mengarahkan tatapan ke luar jendela bus yang akan membawanya pergi ke tempat kerja sambilannya, sebuah gudang persinggahan barang yang berada dekat pelabuhan. Apa yang Elvin katakan tadi membuatnya terkenang akan masa kecil yang mereka jalani bersama, masa-masa indah saat keduanya masih sangat akrab dan selalu main bersama. Sayangnya masa-masa indah itu berakhir dengan hubungan saling membenci di antara mereka setelah Elvin tahu alasan keluarga Wright mengadopsinya dan diperparah dengan sebuah insiden yang menyebabkan tewasnya kedua orang tua Jessica dalam kecelakaan. Mengingat kembali bagaimana cara Elvin menatapnya, Anna mulai merasa agak meragukan tentang perasaan seperti apa yang selama ini Elvin pendam padanya. ‘Apa kami memang saling membenci? Atau cuma aku saja yang benci padanya karena kejadian itu?’ Sebelum menaiki bus, Anna menyempatkan diri memperhatikan Elvin, melihat sorot matanya yang tampak sedih setelah mengucapkan k
Read more
Bab 20 - Perbedaan Kehidupan Anna Dan Jessica
“Sudah cukup mengintimidasiku, ok? Kau sudah melakukannya selama satu tahun ini dan aku sudah cukup bersabar. Andai kau mencoba melakukannya lagi, aku tidak akan sungkan meninju wajahmu,” ancam Anna. Loisa kehilangan kata-kata. Bahkan setelah Anna dan Florence pergi dari ruangan itu, ia masih diam membeku di tempatnya. “Aku benar-benar akan memukulnya kalau dia mencoba mencari masalah denganku lagi. Aku tidak peduli kalau kau mau menyetrum ku sampai pingsan lagi,” ucap Anna pada sang Dewa, yang langsung dilihatnya begitu membuka pintu ruang ganti. “Kalau begitu kapan kau bisa menyelesaikan misi dariku?” sang Dewa bertanya sambil berjalan mengikuti Anna. “Bukankah kau pernah mengatakan kalau aku tidak perlu buru-buru menyelesaikannya?” “Untuk impian ‘Anna’. Bukan untuk perbaikan sikapmu. Kau harus segera melakukannya.” “Tsk… terserah. Aku mau bekerja.” Dewa menghentikan langkah dan menggeleng pelan menyesali sikap Anna. “Ingat, aku masih akan mengawasimu,” ucapnya kemudian. Anna
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status