Semua Bab Hari-hari Dimanjakan Paman: Bab 2271 - Bab 2280

"Kak Aylin, maaf ya aku tiba-tiba datang menemuimu. Sebagai sahabatnya Kak Jason, aku nggak bisa nggak datang menjengukmu kalau aku tahu kamu sakit! Kak Jason, cepat keluarkan hadiah yang aku belikan untuk Kak Aylin!" kata Veren.Dia menyenggol Jason, Jason baru tiba-tiba tersadar dan menyerahkan hadiah di tangannya pada Veren."Kak Aylin, pertemuan pertama kita terlalu mendadak, jadi aku nggak mempersiapkan hadiah dengan baik.""Tadi, aku memilih dua jenis hadiah di pusat perbelanjaan, sepertinya kamu akan memerlukannya. Aku harap barang-barang ini bisa berguna bagimu."Melihat keakraban kedua orang ini, Aylin merasa sedih. Dia menunduk sambil berusaha untuk tersenyum dan berkata, "Kamu datang saja juga nggak apa-apa, nggak perlu sungkan. Terima kasih untuk niat baikmu, tapi aku nggak memerlukan hadiah ini. Aku juga nggak kekurangan apa-apa di sini."Veren melihat ke sekeliling dan mengangguk sambil berkata, "Benar juga, kamu nggak kekurangan apa-apa di sini. Kak Jason selalu murah ha

Tak disangka, isi hati orang memang tidak bisa ditebak. Dalam sekejap, seseorang yang tampaknya baik hati bisa berusaha untuk membunuhnya ...."Jangan terlalu banyak pikir, kamu nggak akan bisa memahami pikiran seorang pembunuh! Yang penting kamu tahu kalau sekarang, dia sudah ditahan dan akan dihukum. Setelah dia dipenjara, kamu bisa kembali ke kru perfilman. Kalau nggak, aku khawatir akan terjadi masalah lain lagi."Kemudian, Jason terdiam sejenak sebelum bertanya, "Kamu benar-benar masih mau melanjutkan perekaman film ini?"Dalam waktu beberapa hari ini, Aylin sudah menerima pertanyaan yang sama dari dua orang yang berbeda. Benaknya juga dipenuhi akan banyak sekali pemikiran yang sangat susah untuk dijelaskan.Saat Phillip menanyakan hal ini padanya, dia merasa kesal.Namun, sekarang saat Jason menanyakannya hal ini, dia tahu bahwa Jason sedang mengujinya, dia juga tidak tahu apakah dia masih ingin melanjutkan hal ini atau tidak.Ini film pertamanya, jadi tentu saja dia ingin menyel

"Kakek, Nenek, selamat malam. Maaf, malam-malam begini aku mengganggu kalian. Aku benar-benar baru turun dari pesawat, aku nggak punya kerabat atau teman di sini, jadi aku hanya bisa merepotkan Kak Jason ..." kata Veren."Kamu Veren, ya?" tanya Anisa, tetapi nada bicaranya sangat pasti.Melihat Veren mengangguk, Anisa baru tersenyum dengan sopan."Ternyata Veren, ya. Bukankah kondisi kesehatanmu nggak bagus, jadi kamu merawat kesehatanmu di luar negeri, ya? Kenapa kamu tiba-tiba pulang?" tanya Anisa.Veren tersenyum dan menjawab, "Beberapa tahun terakhir, kondisi kesehatanku sudah membaik. Kali ini, aku pulang karena aku merindukan beberapa orang dalam negeri .... Aku harap aku nggak mengganggu Kakek dan Nenek."Mereka tahu bahwa dulu, kakaknya Veren meninggal karena menyelamatkan Jason, jadi mereka berusaha sebisa mungkin untuk menjaga Veren.Anisa juga selalu merasa bersalah atas hal ini."Kamu bisa datang bertamu, tentu saja kami menyambutmu. Kalau bukan karena sudah malam, aku dan

Hanna berkata dengan sedikit malu, "Dulu, aku memang pernah mempelajari psikologi, tapi aku hanya bisa memberi Tuan sedikit saran.""Kalau Tuan membutuhkan pengobatan profesional untuk Nyonya, sebaiknya Tuan mencari seorang psikolog yang profesional. Dengan begitu, Tuan dan Nyonya akan merasa lebih terbantu.""Menurutku, seharusnya Tuan meluangkan lebih banyak waktu untuk menemani Nyonya.""Mungkin Tuan sendiri nggak menyadarinya, tapi selama Tuan berada di tempat, Nyonya selalu terlihat lebih rileks."Ternyata biarpun mereka selalu bertengkar satu sama lain, tetapi saat dia ada di tempat, Aylin juga dalam kondisi lebih rileks?"Bersedia bertengkar juga merupakan salah satu bentuk dia bersedia membuka hatinya. Tanpa berkomunikasi dan menyimpan segala sesuatunya sendiri baru merupakan sumber permasalahan," kata Hanna seakan sedang memberikan petunjuk.Kalau bukan karena sebelumnya dia sudah pernah berinteraksi dengan Aylin, mungkin dia juga enggan banyak bicara.Namun, dia benar-benar t

Sambil tersenyum, Aylin menggelengkan kepalanya dan berkata, "Setelah sadar, aku sudah merasa jauh lebih baik. Sekarang aku masih tinggal di rumah sakit karena dokter mengatakan aku masih perlu banyak istirahat.""Sebenarnya, aku merasa beristirahat di rumah juga sama saja, tapi dokter nggak mengizinkanku keluar dari rumah sakit. Jadi, aku hanya bisa tetap tinggal di rumah sakit.""Sekarang kondisi tubuhku sudah sangat baik, kalian nggak perlu mengkhawatirkanku."Maria menganggukkan kepalanya dan berkata, "Saat kamu tertimpa insiden itu, aku benar-benar terkejut setengah mati. Di bawah pengawasan dua staf yang bertugas memastikan keamanan dan keselamatan, apa mungkin insiden seperti itu terjadi?""Setelahnya, Elaine mendapati ada kejanggalan. Sepanjang proses penyelidikan, ada masalah-masalah lainnya yang timbul lagi.""Awalnya, setelah masalah selesai aku dan Elaine ingin datang menjengukmu. Tapi, kami berpikir mungkin saja kamu belum pulih, jadi kami mengurungkan niat kami untuk seme