All Chapters of Redemption: Identitas dan Masa lalu: Chapter 101 - Chapter 110
113 Chapters
BAB 101
"Hai Felix, bagaimana kabarmu?" May bertanya."aku baik, kenapa kau baru datang lagi?" Felix bertanya dengan wajah cemberut yang lucu."Maaf, kemarin aku mengikuti turnamen di Letivia" "turnamen?" Felix kemudian menyipitkan matanya sambil mengusap - usap dagunya seperti para orang tua yang sedang berpikir. "oh, aku ingat" katanya, wajah cemberutnya kemudian berubah menjadi seperti semula."mn, aku membawakanmu oleh - oleh, apa kau mau?" May bertanya.Seakan - akan tersambar petir, Mata Felix yang bulat membelalak. lalu dengan cepat ia loncat dari atas rak buku dan berlari mendekati May "kau membawakan sesuatu untuk ku?" matanya yang menatap May sangat berbinar, berbeda sekali seperti saat pertama kali mereka bertemu."ayo" kata May, ia membawa Felix menuju ruang makan di sebelah ruang kerja Felix. Kemudian dia mengeluarkan beberapa barang yang ia beli di Letivia.May mengeluarkan beberapa buku novel karangan p
Read more
BAB 102
Pagi itu sangat cerah, ketika May akhirnya selesai mandi dan berdandan, Lira mengajaknya makan di kantin sambil menunggu tokonya di buka."omong - omong apa kau kenal seseoarang bernama Edrich Diadora?" May bertanya pada Lira saat mereka sedang berjalan menuju gerbang akademi."Edrich?" Lira tampak kebingungan."aku tidak pernah mendengar nama itu, tapi Diadora adalah nama belakang keluarga kerajaan yang saat ini menduduki tahta" Lira melanjutkan."kenapa kau tiba - tiba bertanya tentang itu? siapa dia?" "seseorang yang seharusnya mengenalku" kata May menjawab dengan ambigu."apakah mungkin nama Diadora dipakai oleh orang lain selain dari keluarga kerajaan?" Tanya May lagi.Lira menggeleng. "bukankah ada larangan untuk menggunakan nama keluarga kerajaan?""hmm... kau benar - benar tidak tahu?" May tidak menyerah."kebetulan sekali, hari ini kakak yang akan menemani kita berbelanja, mungkin kau bisa ber
Read more
BAB 103
"baiklah" kata May kemudian mengikuti lelaki tua itu. Mereka berjalan menjauhi keramaian, melewati lorong - lorong sepi. Hanya ada beberapa penjaga di beberapa tempat yang sedang bertugas.May kemudian melihat sebuah bangunan besar yang terbuat dari kaca yang terpisah dari bangunan istana tempat mereka mengadakan jamuan penhhargaannya."Tuan, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?" kata May yang berjalan di belakang pria dengan tempramen yang sangat serius."tentu saja, saya akan mencoba membantu nona sebisa saya" katanya dengan sopan."apakah Tuan sudah lama bekerja di istana?"Setelah berpikir sebentar, lelaki tua yang sudah beruban bernama Albert itu kemudian menjawab pertanyaan May."ya, aku sudah bekerja di Istana bahkan saat raja yang sekarang masih belia" jawabnya."mn, kalau begitu. Apakah kau mengenal seseorang yang bernama Edrich Diadora?" kata May mencoba bertanya dengan santai."tidak, dari mana nona
Read more
BAB 104
May terdiam cukup lama setelah mendengar cerita panjang dari Leo.Setelah menimbang – nimbang, May memutuskan untuk memberitahu mereka apa yang sebenarnya terjadi sehingga mereka bisa mengambil langkah yang tepat untukterhindar dari bahaya.“kalau begitu, sepertinyaaku harus memutuskan hubungan pertemanan kita” May memulai.“apa?” Lira kaget dengan yang dikatakan May secara tiba – tiba.“dengar, apakah kau percaya aku adalah anak dari Anna Odinburg dan Edrich Diadora?” kata May menatap Lira.Lira dan Leo menatap May tidak percaya.“yah aku tidak thu pasti, tapi kemungkinan itu memiliki probabilitas yang nilainya lebih dari sembilan puluh persen” kata May lagi. Lalu ia menceritakan secara garis besar mengenai ingatannya yang hilang.“tapi May, kau tidak harus sampai memutuskan tali pertemanan kita. Bukankah kau dan Lefron Mandala telah mendaftarkan perjanjian pernikahan
Read more
BAB 105
“Hallo May” Profesor Idris menyapanya.“Hallo Professor”“Sayang sekali, akademi ini jarang sekali kedatangan murid berbakat sepertimu” katanya membuat May merasa malu dan canggung.“terima kasih profesor” May akhirnya menjawab.“Idris” kata Andrea Mandala.“baiklah – baiklah, kau masih saja tidak sabaran seperti dulu” kata Profesor Idris sambil mengaktifkan gerbang sihir tersebut.Siapa yang sangaka di tempat sepi seperti  terdapat sebuah gerbang sihir, May curiga gerbang sihir tersebut ilegal.Profesor Idris seperti mendengarkan apa yang dikatakan oleh May dalam pikirannya berbalik dan berkata sambil tersenyum.“gerbang ini dulunya digunakan untuk keadaan darurat, hanya saja sudah lama sekali diabaikan”.May hanya bisa tersenyum malu. “Baiklah, semuanya sudah siap, semoga kita bisa bertemu kembali” Ujar Profesor I
Read more
BAB 106
Lefron menyuruh May untuk duduk, dia kemudian dengan santai menceritakan bagaimana ia bertemu dengan Leo, dia memberikan informasi mengenai pergerakan istana yang mencurigakan, jadi untuk berjaga – jaga Lefron meminta tolong ayahnya untuk menjemput May.“er... kau tidak akan menjelaskan bagaimana disini bisa ada banyak orang?”“oh... mereka adalah tentara keluarga Mandala”“oh”Lalu terdiam.“lalu kenapa kita bersama mereka? Kalian tidak mencoba melakukan sesuatu yang berbahaya kan?”“sebenarnya  ayahku sudah muak dengan keluarga kerajaan. Dia bertahan hanya karena menunggu ibu.” Lefron berkata.“apa maksudmu dengan muak? Apa kau akan elakukan semacam kudeta?”Lefron tidak memberikan jawaban positif ataupun negatif. Tapi dari apa yang terlihat oleh May, kemungkinan Andrea Mandala melakukan hal itu sangat besar. Apakah Andrea Mandala ingin menggan
Read more
BAB 107
"sebenarnya aku masih tidak mengerti apa yang sedang kalian rencanakan. Lalu siapa orang - orang yang ada bersama kita?" Lefron menghela nafas, ia tidak langsung mengajak May kembali ke rumah mereka di Ilinos, ia mengajak May berjalan - jalan. "setelah ayahku mendengar apa yang terjadi padamu, dia memutuskan untuk ikut pergi kesana dan menemui ibu. Kurasa dia ingin meninggalkan semuanya disini, jadi dia membawa seluruh yang berharga baginya" "tunggu, maksudmu ayahmu ingin merelokasi seluruh keluarga Mandala ke dalam hutan terlarang?" May menatap Lefron dengan tatapan tidak percaya. "mungkin" "dengan semua kesatria yang kemarin ada? apakah mereka semua menyetujuinya?" Lefron terkekeh. "tenang lah, ayahku sudah memberikan mereka semua pilihan. Mereka - mereka yang kau lihat kemarin adalah orang - orang yang bersedia mengikutinya tanpa paksaan. Kebanyakan dati kesatria keluarga Mandala adalah orang - orang yang sudah tidak memiliki keluarga lagi, mereka menganggap diri mereka
Read more
BAB 108
"aku akan pergi" kata May dengan tegas. "tidak, kau tunggulah disini, katakan dimana tempat itu. May menggeleng, "kalian tidak akan dengan mudah menemukannya tanpa aku" ia bersikeras. Sudah dua hari sejak kedatangan May ke tempat itu, May dan Andrea Mandala terus bersikeras dengan pendapat mereka masing - masing. "dengar, semakin lama kita berdebat, semakin kecil harapan hidup Lefron. Anda harus tetap disini dan mengurus yang lainnya, aku tidak akan lama" kata May. "kau tidak mengerti, keadaan di ibu kota saat ini tidak aman, terutama bagi dirimu" "kalau itu yang menjadi kekhawatiranmu aku punya solusinya" May dan Andrea Mandala melihat kearah Sally yang baru saja memasuki ruangan. "gunakan ini" katanya pada May melemparkan sebuah wig berwarna pirang. May menatap Sally lalu ia mencobanya, wig itu ringan dan ketika dia memakainya di kepalanya, ia tidak merasakan ketidaknyamanan. "hmm... tidak buruk" kata Sally yang memperhatikan May, ia juga memberikan sebuah cermin
Read more
BAB 109
Perlahan tapi pasti, May akhirnya dapat sampai ke perpustakaan tanpa dicurigai siapapun.Sevenarnya May tidak tahu apakah dirinya menjadi salah satu orang yang ada dalam daftar pencarian atau sama sekali tidak terkait dengan kasus yang mengikat keluarga Mandala.Dengan jantung yang masih berdetak kencang karena adrenalin, May melangkahkan kakinya menuju lorong sepi yang akan membawanya ke tempat Profesor Idris.Dalam perjalanannya itu, May tidak menemukan ada orang lain, dan membuat kewaspadannya menurun lebih dari setengahnya ketika ia sampai di hadapan tangga yang hanya bisa membawanya ke satu tempat tersebut."Haa ..." May menghela nafasnya lega, dengan langkah yang lebih ringan, satu persatu anak tangga May pijak hingga sampai di penghujungnya.Pintu kayu tua tersebut ada dalam kondisi tertutup, May mengetuknya pelan. Tuk tuk.Tapi tidak ada respon yang ia dapatkan, ketika tangannya hendak mengetuk kembali, tiba - tiba pintunya berkerit dan membuka sedikit. Saat itu May merasa s
Read more
BAB 110
"omong - omong, apa kau benar - benar tidak khawatir dengan profesor Idris?" "anak itu akan baik - baik saja" Felix menjawab tanpa terlihat khawatir sedikitpun. "anak?" kata May ragu dengan pendengarannya. Ia menatap wajah Felix yang kekanak - kanakan tersebut. May sudah tahu bahwa Felix memiliki usia yang lebih tua dibandingkan dengan penampilannya. Tapi May tidak tahu seberapa jauh perbedaannya tersebut. Selain itu, Felix memiliki beberapa ciri - ciri khusus yang belum pernah May temui ataupun May baca dari beberapa ras orang yang ia tahu dari informasi yang di dapatnya. "oh benar, aku sudah menerima bukumu. Terimakasih itu sangat membantu" kata May. Wajah Felix yang santai berubah sedikit tegang ketika May membahas tentang hadiah yang ia berikan pada May itu. "kenapa kau memberikannya padaku? aku pikir kau sangat menyayangi buku tersebut?" May berkata lagi ketika dirinya tidak mendapatkan jawaban dari Felix. Kali ini wajah Felix berubah merah, ia kemudian memalingkan
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status