Kisah antara kesatria yang berjuang dengan kutukannya dan seorang gadis yang ditemukan didalam hutan terlarang penuh dengan misteri tanpa ingatan akan masa lalu ataupun siapa dirinya.
View MoreMalam itu cuaca cerah dimana taburan bintang di angkasa dapat dilihat dengan jelas, bulan purnama penuh menerangi gang-gang yang tak dipasangi lampu-lampu. Seorang dengan jubah hitam yang menutupi kepalanya berjalan dengan langkah lebar-lebar setengah berlari, tangannya memegang suatu buntalan di depan dadanya. Sesekali dia melihat kearah belakang, dia terus melangkah meninggalkan rumah-rumah dan ladang-ladang petani menuju kesebuah jalan setapak yang tampaknya jarang sekali disinggahi makhluk hidup.
Sosok itu terus melangkah hingga sampai keujung jalan, disana ia kemudian berhenti, dipandanginya hutan belantara yang hitam dan sunyi didepannya kemudian dia memalingkan pandangannya ke arah belakang. Samar-samar terdengar suara gaduh beberapa orang berlari menuju kearahnya.Sosok itu kemudian kembali memandang kearah hutan menarik afasnya seakan memantapkan niatnya untuk terus melaju kedepan, dan itulah yang ia lakukan. Langkahnya tidak pernah berhenti dan dia tidak pernah lagi melihat kebelakang hingga sosok itu hilang ditelan kegelapan hutan sunyi itu.×××Beberapa tahun kemudian.“Kau dengar? gosipnya dia bisa mengalahkan monster kepala naga sendirian hanya dengan tangan kosong” ujar seorang tentara yang sedang asyik menikmati jam istirahat mereka dengan beberapa kawannya.“aku dengar dia memakan daging manusia” sahut seorang lainnya, wajahnya mengernyit menahan kengerian atas pikirannya sendiri.“daging manusia? Kau dengar darimana?”“kau tidak tahu? Alasan dia dikirim ketempat seperti ini karena dia menghajar orang kemudian dia memasak daging korban lalu dia membagikannya pada atasannya” setelah dia berbicara suasana yang tadinya sedikit bising oleh kumpulan lelaki muda yang penuh hormon tiba-tiba saja menjadi bungkam.“apa? Kenapa?” dia merasa keheranan karena teman yang duduk dihadapannya memandang dengan wajah horor kearahnya, tapi setelah dia memperhatikan lebih lama tatapan itu ditujukan kearah belakangnya.“Kapten!” seru semua orang kecuali dirinya kemudian dia melihat mereka semua berdiri dan memberikan sikap hormat. Kemudian dengan refleks seorang tentara dia ikut berdiri dan berbalik kebelakang. Tentu saja hal ini terjadi dalam hitungan detik.Disana berdiri seorang yang masih sangat muda mungkin usianya bahkan belum menginjak kepala dua, tapi tubuhnya yang tinggi dan postur tubuh tegap memiliki kharisma tersendiri bagi orang-orang disekitar, belum lagi ekspresi wajahnya yang bisa dibilang tanpa ekspresi membuatnya sulit untuk didekati.Sebenarnya jika bukan karena matanya yang selalu menatap tajam lawan bicaranya dan bekas luka yang ada di dagunya laki-laki ini akan menjadi idola para wanita. Selain itu tentu saja karena pekerjaan dan rumor yang tersebar tentang dirinya yang dibiarkan membuatnya menjadi seperti kobaran api di musim panas.“Berkumpul dalam lima belas menit, kita akan berpatroli!” pria muda tersebut berkata.“baik kapten” seru para prajurit. Kemudian tanpa menunjukan ekspresi apapun dia berbalik dan menghilang dari kerumunan.***Hutan Dibi adalah tempat besar yang sampai sekarang belum pernah ada orang yang berhasil memetakannya. Selain itu, banyak rumor yang beredar mengenai tempat ini. Beberapa mengatakan bahwa hutan itu terkutuk, atau tentang rumor yang mengatakan bahwa jauh didalam hutan hidup penyihir yang mampu mengabulkan apapun permintaan yang diajukan asalkan bisa datang menemuinya.Rumor yang paling besar dan paling banyak dipercayai adalah hutan Dibi merupakan sebuah pembatas ke dunia baru, rumor ini dipercayai karna banyak sekali hewan-hewan aneh yang muncul dan berasal dari sana. Inilah mengapa negara Pasmia mendirikan pangkalan militer yang cukup besar di dekat hutan itu.Tujuannya tentu saja yang pertama adalah untuk menjaga hewan-hewan berbahaya yang tidak diketahui agar tidak memasuki pemukiman dan membuat kekacauan, selain itu terdapat juga departemen penelitian mengenai hutan itu. Sebagian besar meneliti tentang hewan-hewan yang berhasil keluar dari hutan itu.Tetapi ada tujuan lain didirikannya pangkalan militer, hal ini dilakukan untuk mencegah orang-orang untuk memasuki hutan. Karena sampai saat ini orang-orang yang berani untuk menjelajah ke kedalaman hutan tidak pernah kembali dan tak pernah ada mayat yang ditemukan.“kita bertemu kembali disini setelah satu jam” Lefron berkata pada timnya yang terdiri dari tiga puluh orang termasuk dirinya.Setiap regu terdiri dari lima orang pasukan, mereka akan pergi masing-masing kearah utara, selatan, timur, timur laut dan tenggara.Perimeter 5 kilometer dari pintu masuk hutan sebenarnya masih termasuk tempat yang aman. Hal ini dikarenakan pepohonannya yang belum terlalu rapat, warga desa setempat biasanya mendatangi tempat ini untuk mencari tanaman liar yang bisa digunakan untuk lauk pangan seperti jamur yang tumbuh subur, atau tanaman liar seperti muggwort dan tanaman herbal yang biasanya dicari oleh para farmasi dari kota terdekat.Lefron bersama beberapa orang lainnya mengambil arah ke tenggara diamana hewan buas paling sering dang paling banyak muncul dari arah sana. Serta di tenggara hutan dari arah jalan utama adalah perimeter terdalam.Setelah berjalan selama kurang lebih lima belas menit, regu Lefron mulai berpencar untuk melihat sekitar, patroli ini dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari, pada pagi hari setelah apel pagi dan sore hari menjelang malam sebelum akhirnya para tentara yang tidak berjaga malam dapat kembali untuk makan malam dan beristirahat.Hari ini Lefron sedang menjalankan tugas di sore hari, karna cuaca yang cenderung mendung, hutan yang harusnya belum segelap di malam hari sehingga Lefron mengeluarkan sebuah bola kristal dari dalam jubahnya kemudian dia mengetuk bola tersebut sebanyak tiga kali menggunakan pangkal pedangnya. Beberapa saat kemudian bola tersebut melayang 50 meter diatas kepalanya dan mengeluarkan cahaya putih yang amat terang.Tidak hanya Leforn yang menyalakan bola menyala tersebut, tapi berbagai macam cahaya mulai bertebaran di dalam hutan yang gelap itu, sebagian berwarna kuning redup, ada pula cahaya biru terang tapi dari semuanya bola cahaya yang mengikuti Lefron adalah yang paling terang.“WOAH”Lefron mendengar suara Dan, tidak jauh dari tempat ia berdiri. Seketika wajahnya yang tidak berekspresi berubah ketika dia mengerutkan dahinya, tanpa sepatah katapun kemudian berjalan kearah Dan dengan langkah kaki yang lebar dan cepat.Langkahnya berhenti tepat disamping Dan, dengan bola cahaya milik Lefron yang sangat terang akhirnya dia melihat apa yang Dan temukan.Disana terbaring seorang adis yang mungkin usianya berada dikisaran 15 atau 14 tahun memakai gaun piyama putih tanpa alas kaki, wajahnya pucat pasi. Jika bukan karena dadanya yang naik turun dia lebih terlihat seperti seorang mayat daripada seorang yang sedang tertidur.Dan melirik kearah kaptennya kemudian dia maju selangkah dan berjongkok disebelah gadis itu.“hei..” tidak ada respon.Dan kemudian mengulurkan tangannya kearah pipi gadis itu untuk mencoba menaparnya agar dia terbangun. Tapi baru saja ujung jarinya menyentuh kulit gadis itu dan merasakan sengatan yang sangat kuat yang membuatnya dengan refleks melompat dan mundur beberapa langkah.“kutukan?” gumam Dan lebih pada dirinya sendiri. Kemudian Dan melihat Lefron mendekati gadis itu dan mulai berlutut, tangannya mulai terjulur.“KAPTEN!” teriak Dan. Tetapi hal yang diharapkan tidak terjadi.“sihir pertahanan” gumam Lefron.Tak berapa lama kemudian suara langkah kaki mulai mendekat kerah mereka.“ada apa?” tanya Max pada Dan yang masih terpaku dengan keadaan Lefron. Dan hanya menggelengkan kepalanya.Setelah beberapa kali percobaan untuk membangunkan gadis itu akhirnya Lefron menyerah kemudian dia mengangkat tubuh itu dan mulai berjalan kerah jalan pulang.Barulah orang-orang disekitar tersebut tersadar setelah melihat Lefron. Karna mereka sedikit terkejut bahwa kapten mereka yang sangat terkenal dengan mysophobianya mau melakukan hal itu padahal kondisi ini bukanlah kondisi darurat.“kapten biar aku saja” teriak Max sambil berlari kecil menyusul Lefron.Tanpa menghentikan atau memperlambat langkahnya Lefron menjawab “Kau tidak bisa, ada sihir penangkal dan ini sangat kuat” jawabnya.Tidak ada yang mengobati luka - luka May setelah hari itu, beberapa kali sang raja menemuinya untuk menambah luka yang masih belum sembu. Hal itu terus berlangsung hingga waktu yang cukup lama. Suatu hari, ada orang yang kembali mengunjunginya. awalnya May mengira itu hanyalah kunjungan biasa yang dilakukan oleh sang raja, tetapi setelah mendengarkan dengan seksama, langkah kaki itu terdengar lebih cepat dan lebih banyak jumlahnya. "May!" Seakan bermimpi May mendengar suara Lefron yang sudah lama sekali tidak ia dengar, ia bahkan tidak tahu apakah Lefron bisa sembuh dari keracunannya yang membuat May berpikir dia sudah menjadi terlalu gila dan mulai mendapatkan delusi - delusi dalam kepalanya. May masih belum sadar sampai akhirnya Lefron memotong jeruji besi yang mengelilingi May dan akhirnya memegang pundaknya. "maafkan aku" kata Lefron, suaranya yang biasa selalu memiliki ketenangan, tapi kali ini May mendengar suaranya bergetar.
Sepuluh hari May habisskan waktu di dalam penjara bawah tanah yang suram tersebut, tapi bagi May, itu merupakan sepuluh hari paling lama yang oernah ia rasakan. Rasanya jika ia dibiarkan beberapa hari lagi saja, May merasa dirinya bisa menjadi gila, setiap saat sekujur tubuhnya selalu merasa dingin dan menggigil. Tanpa cahaya matahari ataupun lampu - lampu yang hanya akan menyala jika seseorang sedang mengantarkan makanan kepadanya, hidup May menjadi sangat gelap, kali ini May tidak bisa membaca buku atau melakukan sesuatu untuk menghabiskan waktunya. Di saat May hampir kehilangan semangat dan cahayanya, seseorang datang pada jam selain jam makannya. Orang itu adalah orang yang pernah May temui. Ia adalah kepala pengurus rumah tangga istana. Lelaki tua itu datang bersama dengan dua orang wanita yang berpakaian seperti pelayan istana. "kita bertemu lagi nona" katanya pada May yang mengacuhkannya. Orang itu
Sudah setengah jam sejak May sampai di kota Linos, saat ini dia disekap di dalam kantor Ilo dengan tangan dan kaki yang juga terikat.May tidak tahu kenapa mulutnya tidak turut di bungkam seperti yang ia lihat pada Ilo, mungkin karena sejak awal May tidak mengeluarkan suara apapun. "Levi..." May memanggil Levi yang bersembunyi di dalam pakainnya setelah memastikan bahwa tidak akan ada orang yang memasuki ruangan tersebut. May bersusah payah mengeluarkan inti biji daun biru dan transporter yang sidah dimodifikasi dengan tangan terikat. Keranjang sihir May berbentuk seperti sebuah tas selempang kecil dan karena ia menggunakan jubah, Tas tersebut tidak akan terlihat dari luar. Orang - orang yang menahannya tidak berupaya untuk memeriksa dan menyita keranjang sihirnya. "bisakah kau menolongku untuk mengantarkan kedua benda ini pada Lefron?" May berbisik pada Levi yang mengeluarkan kepala kecilnya dari dalam kantung bajunya. "cit" kata Levi yang juga pelan.
"omong - omong, apa kau benar - benar tidak khawatir dengan profesor Idris?" "anak itu akan baik - baik saja" Felix menjawab tanpa terlihat khawatir sedikitpun. "anak?" kata May ragu dengan pendengarannya. Ia menatap wajah Felix yang kekanak - kanakan tersebut. May sudah tahu bahwa Felix memiliki usia yang lebih tua dibandingkan dengan penampilannya. Tapi May tidak tahu seberapa jauh perbedaannya tersebut. Selain itu, Felix memiliki beberapa ciri - ciri khusus yang belum pernah May temui ataupun May baca dari beberapa ras orang yang ia tahu dari informasi yang di dapatnya. "oh benar, aku sudah menerima bukumu. Terimakasih itu sangat membantu" kata May. Wajah Felix yang santai berubah sedikit tegang ketika May membahas tentang hadiah yang ia berikan pada May itu. "kenapa kau memberikannya padaku? aku pikir kau sangat menyayangi buku tersebut?" May berkata lagi ketika dirinya tidak mendapatkan jawaban dari Felix. Kali ini wajah Felix berubah merah, ia kemudian memalingkan
Perlahan tapi pasti, May akhirnya dapat sampai ke perpustakaan tanpa dicurigai siapapun.Sevenarnya May tidak tahu apakah dirinya menjadi salah satu orang yang ada dalam daftar pencarian atau sama sekali tidak terkait dengan kasus yang mengikat keluarga Mandala.Dengan jantung yang masih berdetak kencang karena adrenalin, May melangkahkan kakinya menuju lorong sepi yang akan membawanya ke tempat Profesor Idris.Dalam perjalanannya itu, May tidak menemukan ada orang lain, dan membuat kewaspadannya menurun lebih dari setengahnya ketika ia sampai di hadapan tangga yang hanya bisa membawanya ke satu tempat tersebut."Haa ..." May menghela nafasnya lega, dengan langkah yang lebih ringan, satu persatu anak tangga May pijak hingga sampai di penghujungnya.Pintu kayu tua tersebut ada dalam kondisi tertutup, May mengetuknya pelan. Tuk tuk.Tapi tidak ada respon yang ia dapatkan, ketika tangannya hendak mengetuk kembali, tiba - tiba pintunya berkerit dan membuka sedikit. Saat itu May merasa s
"aku akan pergi" kata May dengan tegas. "tidak, kau tunggulah disini, katakan dimana tempat itu. May menggeleng, "kalian tidak akan dengan mudah menemukannya tanpa aku" ia bersikeras. Sudah dua hari sejak kedatangan May ke tempat itu, May dan Andrea Mandala terus bersikeras dengan pendapat mereka masing - masing. "dengar, semakin lama kita berdebat, semakin kecil harapan hidup Lefron. Anda harus tetap disini dan mengurus yang lainnya, aku tidak akan lama" kata May. "kau tidak mengerti, keadaan di ibu kota saat ini tidak aman, terutama bagi dirimu" "kalau itu yang menjadi kekhawatiranmu aku punya solusinya" May dan Andrea Mandala melihat kearah Sally yang baru saja memasuki ruangan. "gunakan ini" katanya pada May melemparkan sebuah wig berwarna pirang. May menatap Sally lalu ia mencobanya, wig itu ringan dan ketika dia memakainya di kepalanya, ia tidak merasakan ketidaknyamanan. "hmm... tidak buruk" kata Sally yang memperhatikan May, ia juga memberikan sebuah cermin
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments