Semua Bab Pernikahan tak diinginkan: Bab 11 - Bab 20
94 Bab
Chapter 11 - Hers in his fingers (Sentuhan pertama kali)
Di depan pintu kamar mandi di lantai dua itu, tampak sosok kecil yang sedang berdiri menunggu. Kedua tangannya yang mungil terlihat saling mer*mas gelisah. Menoleh ke kanan-kirinya, ia pun mengetuk gugup."Lory? Masih lama?"Suara teredam terdengar dari dalam. "Sebentar lagi, Lils. Masih belum keluar. Tunggu di situ dulu ya.""Kenapa tidak di kamarku saja, sih? Biar lebih enak.""Tanggung, Lils. Biar ga' bolak-baik. Tinggal satu lagi. nih.""Cepetan ya!""Iya! Iya!"Menghela nafasnya gugup, gadis kecil itu menunduk dan menatap kedua telapak tangannya yang memerah. Sedikit rileks, ia mengusap-usap tangannya sambil melamun. Selama beberapa saat, gadis itu masih asyik membersihkan jari-jarinya yang ternyata ternoda tinta di beberapa tempat. Ia sama sekali tidak sadar ada seseorang yang mendekat dari arah belakangnya."Red?"Tidak menoleh karena panggilan itu, sebuah tangan terulur ke arahnya. Badan mungil itu terlonjak saat telapak besar itu menepuk pelan bahunya."OH!?"Sangat terkejut,
Baca selengkapnya
Chapter 12 - His word, his sword (Kenyataan yang mengagetkan bagi Lily)
Pesta kecil di rumah keluarga Walton baru selesai hampir pukul 10 malam. Saat ini, pasangan itu berhadapan dengan tamu terakhir yang tampaknya enggan untuk meninggalkan lokasi. Tatapan Rod terlihat mengarah ke tangga melingkar yang berada di depannya.Menepuk bahu temannya, Alex mend*sah pelan."Sudahlah, Rod. Gadis-gadis seusianya memang seperti itu. Apalagi saat ini Lorelai baru kehilangan figur ibu. Biarkan saja dulu dia bersama Lily. Lagipula, di sini ada Liliana kalau memang anakmu butuh teman bicara.""Tapi aku tetap khawatir, Alex. Sudah beberapa hari ini, anak itu kelihatan susah makan. Aku bahkan harus meminta Gregory jauh-jauh datang hari ini hanya untuk membawa makanan kesukaannya dari NY."Tampak pria muda di samping Rod mengulurkan sebuah bungkusan ke arah tuan rumah."Paman Alex. Tolong berikan ini pada Lory. Aku sudah berusaha menemuinya tadi, tapi dia sama sekali tidak mau membuka pintu. Aku tidak tahu lagi bagaimana cara memberikan makanan ini kecuali melalui dirimu."
Baca selengkapnya
Chapter 13 - There's no more 'Us' (Hati yang patah)
Suasana kelabu serta berat terasa menggantung dalam rumah yang tadinya penuh tawa dan kegembiraan di dalamnya. Musim gugur yang sebentar lagi akan datang, menimbulkan angin kencang dan menerbangkan dedaunan yang banyak berjatuhan ke halaman rumah yang terlihat kosong itu. Kolam yang tadinya selalu berisi air yang jernih, sekarang tampak kering dan mulai dipenuhi daun-daun yang berguguran di dalamnya. Tidak terlihat sama sekali bekas pesta kecil yang baru diadakan satu setengah bulan lalu di sana.Dalam sebuah ruangan di rumah besar itu, tampak dua pasang mata sedang menatap sosok kecil yang berdiri di tengah ruangan. Terasa hawa canggung dan tidak nyaman di sana.Suara yang sangat lembut mengalun di ruang perpustakaan besar itu. "Liliana... Kau yakin akan pergi?"Kepala Lily mengangguk dan tatapannya tertunduk ke bawah. Posturnya tampak kaku."Lily. Kami sama sekali tidak mau kalau kau pergi dalam keadaan seperti ini. Peristiwa itu sama sekali bukan kesalahanmu, darling. Semua ada di
Baca selengkapnya
Chapter 14 - The burden of Liliana Walton (Hati yang masih berdebar untuknya)
"Kamu tidak bisa tidur?"Suara rendah yang terdengar dari kegelapan itu sedikit mengejutkan Lily."Tidak. Hanya sedikit gelisah."Wanita itu berbalik membelakangi dan berusaha menata bantal di bawah kepalanya."Kenapa?""Tidak apa-apa, Greg. Kamu tidur saja lagi."Tubuh Lily sebenarnya sangat capek tapi suasana yang gelap seperti ini membuatnya tidak nyaman. Ia ingin meminta lelaki itu tidur dalam keadaan lampu menyala, tapi tidak mungkin. Sebelum tidur tadi, Gregory dengan santainya mengatakan kalau ia terbiasa tidur t*lanjang dan sempat membuatnya bergidik. Untuk menghindari sentuhan tidak perlu, ia juga meletakkan bantal lain sebagai pembatas di tengah tempat tidur.Matanya baru saja akan tertutup, saat ia merasakan kasur bergerak dan tangan memeluknya dari belakang. "Greg!"Mencengkeram lengan Gregory yang sedikit berbulu, Lily berusaha melepaskannya dari tubuhnya."Lepaskan aku, Greg!""Aku tidak mau."Tangan pria itu terasa mulai mengelus tubuhnya dan bergerak memasuki kaos tid
Baca selengkapnya
Chapter 15 - The moment (Menjadi miliknya)
= Rumah sakit St. Collins. Beberapa jam kemudian ="Kalian telah sah menjadi pasangan suami-isteri. Sekarang, kau boleh mencium isterimu."Tamu yang tidak banyak itu bertepuk tangan, membuat pasangan baru itu tersenyum canggung. Berbeda dengan pengantin wanita yang menunduk dan tampak malu, sang pengantin pria terlihat lebih mantap dan dengan percaya diri memberikan kecupan singkat tapi dalam di bibir pengantinnya.Menggenggam erat tangan pasangannya, pengantin pria itu menoleh dan tersenyum samar pada pria baya yang masih berdiri di depannya. Ia mengulurkan tangan kanannya."Anda tidak tahu betapa berartinya bantuan Anda telah menikahkan kami, father."Pria baya itu terkekeh pelan dan membalas erat jabatan tangan itu."Anda benar-benar luar biasa, Tuan Ashley. Anda berhasil membuat saya menunda kepulangan dari rumah sakit demi menikahkan kalian berdua."Memberikan tekanan terakhir, Gregory memberikan senyuman lebar yang jarang diberikannya."Sekali lagi, semoga Tuhan memberkati Anda.
Baca selengkapnya
Chapter 16 - Scattered dreams (Impian yang kembali hancur?)
= Kediaman keluarga Harrington. Malam hari ="Liliana."Panggilan pelan itu membuat tatapan Lily naik dan menatap cermin di depannya. Ia dapat melihat pantulan Gregory yang berdiri di belakangnya dengan menjulang. Sama seperti sebelumnya, tatapan pria itu terlihat datar dan dingin. Tidak tampak adanya emosi dalam kedua mata biru mudanya."Ya?"Mengamati benda yang ada di tangan kanan Lily, pria itu dengan ringan mengambilnya. Ia ikut duduk di kursi panjang rias yang sedang diduduki oleh isterinya."Biar aku menyisiri rambutmu."Permintaan pelan itu membuat Lily tertegun. Jantungnya berdebar saat merasakan Gregory membuka ikatan rambutnya dan mulai menelusuri helaiannya yang jatuh tergerai dengan menggunakan jari-jarinya. Bulu-bulu halus di tengkuk wanita itu mulai meremang saat pria itu menyentuh ringan kulit lehernya."Rambutmu sudah panjang. Seperti dulu."Wanita itu menggigit lidah untuk menahan erangannya. Sentuhan lelaki itu memabukkan. "Hmm... Ya.""Aku suka rambutmu. Jangan per
Baca selengkapnya
Chapter 17 - The past & the present (Dulu & Sekarang)
= Salah satu klub malam di kota CA. Jam 11.00 malam =Di salah satu meja dekat pojokan, tampak gerombolan beberapa orang pria berkumpul dan tertawa-tawa. Mereka semuanya tampak gembira tapi satu sama lain saling tahu, tawa canda itu hanyalah kamuflase dari betapa stress-nya kehidupan mereka saat ini. Tapi tentu saja, tidak akan ada seorang pun mengakuinya. Empat orang itu adalah teman satu alumni, yang membentuk geng sejak jaman sekolah. Mereka tergabung dalam 1 kelompok yang sama karena satu dari dua alasan, latar belakang orangtua atau mereka adalah salah satu dari pria-pria populer di sekolah. Setelah lulus, keempat orang itu berpisah karena mengambil kampus berbeda kota namun hubungan pertemanan itu tetap berlangsung hingga sekarang. Setiap beberapa tahun sekali, biasanya salah satu dari mereka akan menginisiasi temu kangen untuk saling mengetahui kabar masing-masing. Hal ini karena ada dari mereka telah menikah, atau memutuskan pindah ke negara lain. Hari ini adalah pertemuan m
Baca selengkapnya
Chapter 18 - Only you, and just you (Hanya kamu, dan cuma dirimu)
= Rumah Harrington. Keesokan paginya, jam 06.30 ="Greg. Mengenai tadi malam, kita harus bicara."Meletakkan piring terakhir di rak, pria itu menoleh padanya dan tatapannya sedingin salju yang mulai turun."Kalau kamu minta cerai maka silahkan bermimpi, Red. Sampai kapan pun, aku tidak akan menceraikanmu.""Kenapa?""Karena kamu isteriku. Aku menginginkanmu sebagai isteriku, Red. Aku tidak main-main saat memintanya."Selama beberapa saat, keduanya saling menatap tajam sampai akhirnya Lily memijat pelipisnya."Baiklah. Aku minta maaf sudah membuatmu tidak nyaman, Greg. Bukan maksudku menuduhmu seperti itu, karena tadinya aku fikir kamu menikah denganku hanya karena rasa bersalah. Kamu harus tahu, aku sudah memaafkanmu karena peristiwa 5 tahun lalu dan tidak ingin membebanimu dengan itu. Aku juga tidak mau menghalangimu untuk dapat bersama wanita yang benar-benar kamu inginkan dan cintai. Aku tidak sejahat itu untuk membalas dendam padamu, Rory."Ekspresi Gregroy yang berubah drastis, m
Baca selengkapnya
Chapter 19 - The story of Benedict Gregory (Masa lalu Benedict Gregory)
"Duduklah, Liliana."Tersenyum ragu, Lily mengambil tempat di depan Rod. Keduanya dipisahkan dengan sebuah meja kayu besar yang terbentang. Tampak jelas, ini adalah tempat biasanya pria tua itu bekerja. Saat mengingat peristiwa tadi malam, ia cukup bersyukur Gregory masih punya cukup akal sehat untuk membawanya ke kamar tidur.Mengamati ekspresi wanita muda di depannya, mata Rod menelisik meja besar di depannya. Tampak pria itu sedikit memundurkan tubuh ke kursinya dan jari telunjuknya mengarah ke atas meja itu."Jangan katakan kalau kalian melakukannya di atas sini?"Pertanyaan itu membuat Lily malu setengah mati. Sekuat tenaga, wanita itu menahan keinginan untuk lari dari sana. "Ti- Tidak, paman Rod. Aku dan Greg tidak melakukannya di sini.""Oh, baguslah kalau begitu."Komentar santai itu membuat Lily mendongak dan menatap Rod yang sedang membuka laci-laci kerjanya. Setelah menemukan yang dicarinya, raut pria tua itu sumringah. Tampak ia mengeluarkan beberapa barang dan sedikit men
Baca selengkapnya
Chapter 20 - Emotional Attachment (Kelekatan emosional)
"Jadi, kalian berdua bisa membantuku kan?"Pasangan di depannya tampak saling berpandangan, sampai sang pria akhirnya menatap tamu di depannya."Georgie. Kami kira ini bukan ide bagus. Menyembunyikan anak itu dari ayahnya-""Aku tidak menyembunyikannya, Rod! Aku hanya melindunginya dari dominasi pria itu dan keluarganya!""Sebenarnya, dominasi seperti apa yang kau maksud Georgie? Karena aku masih tidak mengerti.""Keluarga Mave ingin mengambilnya dariku! Dengan alasan memberikan pendidikan dan lingkungan yang baik untuk anak itu. Kalau kau jadi aku, apa kau akan memberikan anakmu begitu saja, Shannon?"Cukup bingung dengan kata-kata temannya, wanita bernama Shannon itu berkata hati-hati."Apa yang salah dengan memberikan pendidikan yang baik pada anakmu, Georgie? Dengan latar belakang suamimu, bukannya ia lebih dari mampu untuk membiayai kehidupan anakmu hingga ia cukup umur nanti? Kehidupannya akan sangat terjamin ke depannya.""Maksudmu, Benedict akan lebih bahagia bila bersama deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status