All Chapters of Pengacara Cantik Pencuri Hatiku: Chapter 11 - Chapter 20
119 Chapters
11. Kalah Telak
“Ibu Weni, tolong beri kesempatan untuk Pengacara Velindira menjelaskan semuanya, agar kita dapat mengetahui apa yang bisa Ibu lakukan selanjutnya. Bukankah kita sudah sepakat untuk membicarakan ini secara baik-baik?”Weni menarik dan membuang napas kasar setelah mendengar ucapan pengacaranya. Wanita itu membuang muka ke arah lain, tanda setuju dengan sang pengacara meski enggan.“Silakan dilanjutkan, Pengacara Velindira.”“Terima Kasih, Pengacara Idris.” Elin tersenyum kecil pada pengacara Weni, lalu kembali membuka suara dan menatap Weni walaupun wanita itu masih betah membuang muka. “Begini, Nyonya Weni. Pertama, Tuan Raja memiliki saham sebesar empat puluh persen, karena saham tersebut adalah milik Ibu Magani. Perlu Anda ketahui, sejak sebelum menikah dengan Tuan Herjuno, orang tua Ibu Magani sudah lebih dulu memiliki saham di perusahaan JCA sebesar yang tersebut di dalam surat perjanjian. Sejak awal, Ibu Magani dan Tuan Herjuno telah melakukan perjanjian pisah harta.” Elin menunj
Read more
12. Memandang Cermin
“Jangan kembali mengusik kehidupan ibu saya setelah ini. Ke depannya, semua urusan yang menyangkut apa pun mengenai Anda dan anak Anda, silakan hubungi saya saja. Pikirkan dengan baik. Jangan terlalu egois, Nyonya. Jika ibu saya mau, Beliau akan membiarkan Anda melapor pada pihak berwajib dan tentu saja Anda sudah dapat menebak bagaimana akhirnya. Semua terbongkar tidak masalah bagi Ibu saya. Bukankah justru Ibu saya akan mendapat dukungan dari khalayak yang lebih luas? Tapi bagaimana dengan anak Anda? Apakah Anda sanggup menerima kebencian dari banyak orang? Jika Anda masih merasa ini tidak adil dan Anda terluka, ibu saya adalah orang yang paling terluka saat mendapati suaminya ternyata sudah menikah lagi selama bertahun-tahun. Kedatangan Anda sangat mengejutkan. Kenyataan yang Anda bawa, membuat luka dalam bagi Ibu saya disaat Beliau masih berduka karena kehilangan suaminya.” Raja menutup ucapannya dengan wajah datar.Weni mengalihkan pandangan ke arah lain. Air
Read more
13. Penyihir Cantik
“Bagaimana? Pemandangannya benar-benar indah ya?” tanya Elin antusias. Matanya berbinar sambil menatap hamparan daun teh yang berada di depannya.Raja menyunggingkan senyum geli saat melihat sang pengacara yang biasanya terlihat dewasa dan serius, kini justru seperti anak kecil yang sedang kegirangan.“Indah.” Raja mengangguk. Ia ikut menatap hamparan daun teh. Pemandangan hijau itu begitu memanjakan mata dan hati. Udara sejuk yang berembus, membuat pikirannya tenang.”Saya berharap Mas Raja tidak ngedumel karena saya minta mampir ke sini. Sudah lama saya tidak menghirup udara segar.”Raja terkekeh geli. “Kalau saya ngedumel, apa Mbak Velindira mau menuntut saya?”“Atas dasar?”“Perbuatan tidak menyenangkan?” jawab Raja yang lebih seperti sebuah pertanyaan.Elin tersenyum geli. “Bukankah seharusnya Mas Raja yang menuntut saya? Saya ‘sedikit’ mema
Read more
14. Tikus Kuning Penghilang Kecemasan
Elin menarik dan membuang napas dalam berkali-kali guna menenangkan hati. Namun semua sia-sia. Ia justru semakin panik seiring detik yang terus berlalu.Pesawat sudah lepas landas, dan dia akan mati saat ini juga!Kedua tangannya saling memilin kencang. Napasnya mulai tak teratur. Elin merasakan keringat dingin sudah keluar dari dahinya.Seharusnya Elin pulang ke Jakarta hari ini. Namun semalam, Elin dihubungi sang kakak yang sudah tinggal di Bali sejak beberapa tahun lalu bersama suaminya. Sang kakak meminta Elin datang ke rumahnya. Ada sesuatu yang penting yang harus kakaknya beritahu secara langsung. Sang kakak mengatakan itu di telepon dengan nada yang terdengar menyimpan sebuah rahasia. Membuat Elin jadi khawatir sekaligus penasaran. Karena itu juga, Elin mau tak mau harus naik pesawat. Kendaraan yang selama ini dihindarinya sebisa mungkin.“Mbak Velindira kenapa?”Elin menoleh ke samping, tempat di mana Raja berada. Pria itu juga
Read more
15. Perubahan Bikin Galau
“Jemputannya telat?” tanya Raja pada Elin setelah mereka sampai di depan pintu keluar bandara. Setelah saling diam canggung di sela langkah kaki mereka, Raja memberanikan diri membangun percakapan untuk menghilangkan kecanggungan yang terjadi.Bagaimana tidak canggung jika saat di pesawat tadi, keduanya akhirnya tersadar atas apa yang mereka lakukan. Jemari mereka saling bertaut layaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Elin dan Raja segera menjauhkan tangan masing-masing setelah tersadar, dan Elin langsung menutup mata pura-pura ingin tidur, yang berakhir ia benar-benar tertidur.“Sepertinya begitu—"“Lin!”Ucapan Elin terhenti saat mendengar teriakan seorang pria. Raja dan Elin menoleh ke depan, tempat di mana sumber suara tadi. Mata Raja langsung mengawasi dengan saksama seorang pria berpakaian kasual dan kekinian berjalan ke arahnya dan Elin.Pria itu tampan. Tinggi tubuhnya hampir sama dengan Raja. Mun
Read more
16. Tangguh Askara
Sudah dua minggu berlalu. Pihak Weni Amanda belum memberi kepastian. Wanita itu seakan hilang ditelan bumi setelah sebelumnya menyerang keluarga Raja dengan tidak tahu malu.Apakah Weni memilih tetap membawa masalah mereka ke jalur hukum?Jika iya, Raja sepertinya sudah harus siap dengan pemberitaan yang pasti akan mencuat ke mana-mana.Keluarga Jagapati bukanlah keluarga selebriti. Tapi karena sang ayah dulu sempat digosipkan berhubungan dengan beberapa selebriti wanita, mau tak mau, keluarga mereka sering tersorot.Belum lagi, jika masalah ini benar-benar dibawa ke meja hijau, dia akan sering berhubungan dengan sang pengacara cantik, Velindira Gunawan.Mereka sudah dua minggu tidak berhubungan sejak berpisah di bandara saat itu. Raja sedang menata hati untuk tidak terpesona terlalu jauh.Jika sampai mereka kembali berhubungan, bisa gagal usahanya.Raja menghela napas panjang.Tring!Pintu salah satu lift yang ia naiki di perusahaan JCA sudah terbuka. Menandakan jika ia telah sampai
Read more
17. Ayah Yang Sama
Tangguh kembali membuka mata saat mengingat jeritan kencang sang mama saat kakak dari sang mama mengancam seperti itu. Dari sejak semalam, Tangguh tidak bisa tidur, dan memutuskan diam-diam datang ke Jakarta, tempat di mana perusahaan pusat almarhum papanya berada. Ia datang ke sini agar pamannya tidak dituntut sehingga rahasia mamanya sebagai istri simpanan tidak mencuat ke permukaan.Tangguh sebenarnya tidak takut jika kena hujat, tapi mamanya... mamanya tidak boleh merasakan hal itu. Mamanya sangat berarti bagi Tangguh. Mereka hanya memiliki satu sama lain bahkan sebelum papanya pergi untuk selamanya.Tangguh kembali menatap Raja yang masih menatapnya dalam.“Om… saya mohon, Om, tolong cabut tuntutan buat Paman saya.”“Saya mau tanya dulu, berapa usia kamu?”“Apakah perlu?”“Saya rasa, kamu terlalu kecil untuk membicarakan hal ini. Pembicaraan ini terlalu rumit untuk kamu pahami.”
Read more
18. Kegundahan
"Di sini aja, A'."Raja mengangguk. Mobil sengaja ia parkir di seberang jalan gang menuju ke arah rumah Weni Amanda. Ia dan Tangguh berjalan kaki menyusuri gang ini beberapa saat yang lalu, dan mereka telah sampai di samping tiang listrik besar yang berada tak jauh dari rumah wanita itu."Ya sudah, sana masuk. Pasti Mama kamu sedang khawatir.""Makasih Aa' udah mau anterin saya pulang.""Sudah semestinya. Saya itu kakak kamu. Jangan lupa, simpan nomor ponsel saya ya. Kita ketemu lagi kalau saya ke Bandung.""Aa' suka ke Bandung?""Kadang-kadang. Untuk memeriksa perusahaan cabang JCA yang ada di sini.""Sama pacarnya ya?""Pacar?""Yang Tante cantik waktu itu. Yang jatuhin tas."Raja mengernyit. Tak lama, matanya membelalak. Ia menggeleng kencang. Pasti yang dimaksud adiknya adalah Velindira. "Dia bukan pacar saya!""Masa? Tapi kayaknya Aa’ perhatian sama Tante—Ehm... kayaknya saya tidak bisa panggil Tante lagi, tapi Teteh ya? Aa’ kayak perhatian sama Teteh itu. Lagian Aa’ sama Teteh i
Read more
19. Surat Herjuno
*Sayangku, Magani…*Maaf, aku baru bisa memberikan surat ini kepadamu. Hari ini tepat satu tahun aku pergi, bukan? “Salah. Satu tahunmu masih dua bulan lagi, Mas…” Magani berbicara sendiri saat membaca kembali sebuah surat yang diberikan pengacara Herjuno Jagapati padanya.Seharusnya surat itu diamanahkan untuk diberikan pada Magani satu tahun setelah Herjuno meninggal. Namun karena kedatangan istri siri Herjuno yang tak terduga, akhirnya sang pengacara terpaksa memberikan surat itu pada Magani lebih awal. *Aku memiliki istri lain selain dirimu. Namanya Weni Amanda. Aku juga punya anak darinya. Anak itu bernama Tangguh Askara. Usianya empat belas tahun sekarang. Kamu pasti sangat terkejut. “Aku terkejut. Sampai aku nyaris ingin membongkar tanah makammu untuk dapat langsung memakimu, Herjuno!” *Aku tahu aku salah. Aku s
Read more
20. Jelmaan Freezer
Raja melangkah memasuki rumah keluarga Jagapati seraya menyugar rambut. Entah sudah berapa hari ia tidak tidur di rumah, dan sore ini memutuskan pulang karena sang ibu terus-terusan cerewet memintanya pulang.Pria ini memijat pangkal hidung saat kepalanya terasa berat. Rasa kantuk sepertinya mulai mengendalikan tubuh.“Aku sedang kerja. Kenapa kamu tidak sabaran sih?!”Langkah Raja terhenti saat mendengar suara itu. Detakan jantungnya berpacu kencang, karena tahu siapa si pemilik suara. Wanita cantik yang sudah berhasil menjerat hatinya, bahkan di pertemuan pertama mereka. Sang pengacara, Velindira Gunawan.Raja melangkah perlahan dengan hati-hati, dan langsung disuguhkan dengan punggung indah sang pengacara yang saat ini sedang berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Ia menghentikan langkah tak jauh di belakang Elin.Kenapa wanita itu bisa ada di rumahnya?Raja memaki kesal dirinya di dalam hati setelah tersadar. Tentu saja wanita itu ada di sini. Pasti Elin sedang membahas pen
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status