All Chapters of Pesona Istri Kedua Pilihan Istriku: Chapter 41 - Chapter 50
54 Chapters
Bab 41 - Memberi Kesempatan Berdua
Aldi terpaksa ke rumah Marta. Bagaimana bisa Aldi makan siang di luar, sedangkan selama bersama dengan Riska, menurut Aldi makanan di luar sudah tidak enak lagi? Makanan dari Restoran favoritnya saja sudah tidak sesuai dengan lidah Aldi, karena ia sudah biasa dimanjakan dengan masakan Riska. Apalagi siang ini Aldi benar-benar merasakan cacing di dalam perutnya sudah mulai konser.Di rumah Marta, Riska menata kembali masakannya, menyiapkannya untuk Aldi yang sedang dalam perjalanan ke rumah Marta.“Mas Aldi jadi ke sini, Ris?” tanya Marta.“Iya, sedang di jalan, Mbak,” jawab Riska.“Kalau gak ada kamu, mana mungkin Mas Aldi ke sini, Ris? Sebegitu dirindukannya masakanmu ya, Ris? Bahkan Mas Aldi rela bertemu dengan orang yang sedang dibencinya,” tutur Marta dengan pandangan mengembun.“Mbak ... jangan bicara seperti itu, aku yakin Mas Aldi bisa menerima Mbak dan memaafkan Mbak. Aku akan membujuknya,” ucap Riska.Marta membuang napasnya dengan kasar. Ia tidak percaya Aldi semuadah itu ak
Read more
Bab 42 - Tuduhan Aldi
Riska melepaskan pelukan Aldi, ia tidak mau berlama-lama dipeluk Aldi, apalagi di depan Marta yang terlihat begitu cemburu. Cemburu, itu hal sangat lumrah terjadi pada Marta, apalagi Aldi masih suaminya, dan perhatian Aldi padanya kian memudar setelah Aldi jatuh cinta pada Riska. Namun, Marta sadar dirinya yang salah, dirinya yang memulai semuanya hingga Aldi berubah seperti sekarang ini.“Kita belum sholat, ayo pulang,” ajak Aldi.“Kita sholat di sini ya, Mas? Mbak Marta boleh numpang sholat?” pinta Riska.“Boleh, silakan kamar tamu bersih kok, kamar yang pernah kamu pakai dulu, Ris. Oh iya boleh aku ikut sholat?” pinta Marta.“Boleh, Mbak. Ayo wudhu. Mas ambilin mukenahku di mobil, ya?” pinta Riska pada Aldi.Aldi mendengkus kesal, Riska tiba-tiba berubah seperti itu. Aldi tahu Riska sedang ingin kembali mendekatkan dirinya dengan Marta, namun sedikit pun tidak ada niat di hati Aldi untuk kembali dengan Marta, apalagi dia belum yakin kalau anak yang Marta kandung itu anaknya. Bisa j
Read more
Bab 43 - Mencoba Adil
“Mas Aldi!” teriak Riska.Aldi langsung belari menghampiri Riska yang teriak di dalam kamar. “Kenapa, Ris?” tanya Ald panik.“Mbak Marta, Mas! Mbak Marta pingsan!”Aldi segera menggendong tubuh Marta membawanya ke atas tempat tidur. Aldi menelefon Dokter Zika untuk segera ke rumah. Beruntung Dokter Zika sedang tidak sibuk hari ini jadi langsung bisa menangani Marta.“Sadar, Ta!” Aldi menepuk-nepuk pipi Marta.Ada sedikit rasa khawatir dalam diri Aldi. Apalagi mengingat ucapannya tadi pada Marta yang begitu menohok.“Tolong penuhi permintaan Mbak Marta apa susahnya sih, Mas? Masa tidak bisa Mas di sini seminggu di rumahku seminggu?” ucap Riska.“Aku tidak bisa Ris!” jawab Aldi.“Mas kok egois banget sih!”“Yang mulai egois itu Marta, bukan aku!”Perdebatan yang baru mereka mulai terpaksa berhenti, karena Dokter Zika datang untuk memeriksa Marta.“Bu Marta kenapa lagi, Pak?” tanya Dokter Zika.“Dia pingsan, Dok,” jawab Aldi.“Saya periksa dulu,” ucap Dokter Zika dengan bergegas memeriks
Read more
Bab 44 - Hari Ini Juga!
Aldi mencoba untuk adil pada kedua istrinya. Meskipun ia tidak bisa adil dalam nafkah batinnya, karena dia benar-benar sudah tidak memiliki hasrat pada Marta. Ia berada di rumah Marta pun hanya sampai sore hari saja, setelah itu ia kembali pulang kepada Riska. Meski begitu, Marta sudah sangat berterima kasih, karena Aldi sudah berkenan menemani dirinya, sudah berkenan melihat keadaan dirinya.Siang ini Marta berniat membawakan makan siang untuk Aldi sekalian ia ingin mengunjungi butik dan salon miliknya, karena sudah lama Marta tidak mengecek usahanya itu. Marta menyiapkan masakan yang sudah ia masak tadi. Menu seadanya, dan kata Riska itu adalah makanan favorit Aldi. Marta tersenyum puas, karena ia merasa masakannya enak dan sempurna. Bergegas Marta berganti baju untuk pergi ke kantor Aldi.Sesampainya di kantor, Marta seperti biasa langsung masuk ke dalam kantor, apalagi semua karyawan tidak berani menegur Marta, karena tahu kalau Marta tidak mau diganggu saat mendatangi suaminya di
Read more
Bab 45 - Baju Dinas
“Ris ... Riska?” panggil Marta dan Aldi bersamaan, namun tatapan Riska masih kosong.“Riska!” Aldi menyentuh bahu Riska sampai terjingkat.“Eh kenapa, Mas?” tanya Riska.“Kamu kenapa bengong seperti itu sih? Ngelamunin apa sih, Ris? Siang-siang gini malah ngelamun? Itu Marta sedang bicara, Riska?” ucap Aldi.Entah kenapa tiba-tiba Riska memikirkan hal seharusnya tidak usah ia pikirkan. Terlalu hanyut dalam pikirannya saat melihat Marta dan Aldi semakin akrab, hubungannya lekas membaik, membuat Riska memikirkan hal yang belum terjadi, membayangkan bagaimana kalau nantinya Marta akan memintanya untuk menjauh dari Aldi, karena Aldi sudah kembali seperti dulu.Hanya membayangkan saja Riska sudah sangat takut, jika harus pergi dari Aldi dalam keadaan masih mengandung. Apalagi setiap harinya Aldi sangat memanjakan Riska. Pun dengan Marta, Aldi juga memberikan perhatian yang lebih, meski tanpa menyentuh Marta lagi, karena Aldi sudah berniat menceraikan Marta.“Iya, Ris, kamu kenapa? Ada yang
Read more
Bab 46 - Dia Adik Maduku
Marta berusaha menyembunyikan rasa tidak enak di hatinya. Ia berusaha tenang namun Aldi yang menyadari langsung membujuk Marta dan mencarikan beberapa pakaian yang Marta inginkan tadi. Seketika senyuman Marta terbit di sudut bibirnya, seakan Aldi secara tidak langsung meminta maaf padanya dengan cara seperti itu.Setelah belanja, Aldi mengantarkan Marta lebih dulu. Namun, saat sampai di rumah Marta Aldi melihat mobil milik orang tua Marta terparkir di halaman rumahnya.“Ta, Mami sama Papi di rumah?” tanya Aldi.“Enggak tahu, Mas. Mungkin Iya,” jawab Marta.“Ta, kalau dia melihat Riska?” tanya Aldi.“Ya sudah sih, Mas. Aku akan jujur sama Mami dan Papi soal ini, lagian Mama dan papamu sudah tahu, hanya Mami dan Papi yang belum tahu sampai saat ini. Mas kan tahu sendiri, sejak aku hamil mereka di luar kota, ini mungkin baru pulang,” jelas Marta.“A—aku pulang saja pakai taksi, Mas, Mbak,” ucap Riska dengan gugup.“Gak apa-apa, Ris. Biar semua tahu, aku tidak masalah,” ucap Marta.“Tapi?
Read more
Bab 47 - Jangan Menjilat Ludah Sendiri
“Kamu gak pulang, Mas?” tanya Marta pada Aldi yang masih saja berada di rumah Marta, padahal sudah jam sebelas malam.Biasanya sebelum jam sembilan saja Aldi sudah pulang, ini sampai jam sebelas Malam Aldi masih berada di rumah Marta.Sejak kedua orang tua Marta mengetahui soal adanya Riska, Aldi di rumah Martanya cukup lama. Ia tidak mau ketahuan oleh kedua orang tua Marta, kalau dia tidak adil pada kedua istrinya, apalagi sampai tahu dirinya mau menceraikan Marta.“Nanti, Ta. Aku lagi cek email masuk dulu, selesaiin pekerjaan tadi siang,” jawab Aldi sambil melihat ponselnya.“Riska sendirian, Mas. Dia kan mau melahirkan sebentar lagi? Ini sudah jam sebelas lebih lho Mas,” ucap Marta.Sebetulnya ia senang Aldi sampai malam di rumahnya, namun ia sadar diri, ia tidak mau terbawa suasana dan perasaan yang nantinya akan membuatnya kecewa lagi.“Kamu belum tidur, Ta?” tanya Aldi.“Aku gak bisa tidur, Mas. Nih dari tadi anakku bangunin aku terus, lincah sekali dia sampai aku kaget, padahal
Read more
Bab 48 - Di Antara Dua Pilihan
Aldi langsung membawa tubuh Marta, ia membopongnya dan masuk ke dalam mobil. Aldi juga meminta pembantu di rumah Marta untuk mempersiapkan perlengkapan Marta. Beruntung Marta sudah mempersiapkannya, padahal masih kisaran lima minggu lagi HPL nya, namun Marta ingin menyiapkannya lebih awal, karena tidak mau merepotkan yang lain.“Sakit, Mas!” pekik Marta.“Ta, bukannya HPL kamu masih lima mingguan lagi waktu kemarin kita periksa sama-sama Riska juga?” tanya Aldi.“Gak tahu, Mas. Ini sungguh sakit sekali,” jawab Marta.Aldi memacu kecepatan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak panik sekali melihat Marta yang kesakitan seperti itu. Rasanya jantungnya mau lepas mendengar jeritan lirih Marta yang menhan sakitnya.Marta juga tidak tahu, kenapa dia merasa mulas dan kontraksi sangat hebat di perutnya, seperti mau melahirkan. Padahal HPL nya masih lama. Marta mulai panik, takut terjadi sesuatu pada Bayi yang ia kandung.“Bu, Bu Marta? Pak, Bu Marta pingsan!” pekik Pembantu yang juga ikut
Read more
Bab 49 - Kabari Dia
“Ma, kalau anakku lahir dengan selamat, Marta bagaimana?” ucap Aldi dengan suara serak, ia terlihat begitu takut kalau terjadi sesuatu dengan Marta. Belum sempat ia meminta maaf pada Marta, tapi Marta harus pergi untuk selama-lamanya setelah melahirkan. Itu yang ada di pikiran Aldi sekarang.“Aldi, kamu tenang! Dokter dan tim nya belum keluar memberikan keterangan apa pun tentang kondisi Marta dan bayinya!” tutur Ghandi, ayah dari Aldi.“Iya, Al. Jangan begitu. Kita semua ingin Marta baik-baik saja bersama anaknya,” tutur Danar.Danar tahu Aldi sangat panik saat ini, padahal beberapa bulan yang lalu, setelah Danar tahu Aldi memiliki dua istri, Aldi sudah bicara empat mata dengan ayah mertuanya itu. Aldi sudah menitipkan Marta pada Ayahnya kembali, karena masih berniat untuk menceraikan Marta. Danar menyetujuinya, meskipun sangat kecewa pada Aldi. Namun, kembali lagi, semua itu disebabkan oleh Marta sendiri. Marta seperti itu pun karena Danar yang memulainya.“Aku gak mau Marta pergi,
Read more
Bab 50 - Aku Mencintai Kalian
Riska sedang berada di dalam taksi menuju ke rumah sakit di mana Marta dirawat. Tidak peduli sudah tengah malam Riska ingin mengetahui kabar kakak madunya, yang kata pembantunya tadi tidak baik-baik saja.Riska mendapat kabar dari Aldi, ia membaca pesan dari Aldi. Aldi mengabarkan Marta sudah melahirkan dengan keadaan bayi prematur, Marta juga sudah di bawa ke ruang perawatan pasien, itu artinya Marta keadaannya sudah baik-baik saja.Sampai di rumah sakit, Riska langsung menanyakan pada bagian informasi di mana ruangan Marta berada. Setelah mendapatkan informasi, dia segara menuju ke ruang perawatan Marta.Aldi sudah berada di ruangan Marta. Dia menemani Marta yang baru saja siuman. Aldi dari tadi tidak melepaskan genggaman tangannya pada Marta.“Aku ingin cepat-cepat lihat anakku, Mas,” ucap Marta.“Sabar ya, Ta? Kamu kan masih begini keadaannya. Besok pagi juga dia akan dibawa ke sini kok,” ucap Aldi menenangkan Marta.“Iya, Sayang, kamu harus fokus pemulihanmu dulu, ya? Kata dokter
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status