Lahat ng Kabanata ng Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan: Kabanata 41 - Kabanata 50
70 Kabanata
Bab 41
Hari ini Alex, Arga dan Aisyah akan menyelesaikan permasalahan tentang manekin yang sudah menggegerkan seantero kantor."Masuk," ujar Alex setelah mendengar ketukan pintu."Apa benar Pak Alex memanggil saya?" tanya Davit ketika berada dihadapan Alex."Silahkan duduk dulu, ada beberapa hal yang ingin kita tanyakan kepada kamu," ujar Alex berusaha bersikap tenang.Davit duduk, dahinya mengernyit melihat tatapan tajam dari para atasannya, ia mulai gelisah, takut kejahatannya kembali terbongkar."Sekarang jawab jujur, apa kamu yang sudah iseng menggantung manekin diruangan tersebut?" tanya Alex dengan tatapan serius."Sa-saya tidak pernah melakukan itu Pak," elak Davit gelagapan."Kita sudah membuktikan semuanya, kita tahu kamu pelakunya, disini kita ingin mengetahui apa motif kamu melakukan itu semua?" tanya Arga."Pak tolong percayalah, bukan saya pelakunya, lagian ngapain juga saya segabut itu untuk membuat hal tersebut, Syah tolong Mas, kamu percayakan bukan Mas pelakunya," ujar Davit
Magbasa pa
Bab 42
"Apa benar Bu Aisyah memanggil saya?" tanya Riska ketika masuk ke ruangan Aisyah dengan tatapan menunduk, walaupun ia sedikit akrab dengan lelaki itu, namun ia akan bersikap profesional, jika sedang bekerja ia dan Aisyah hanyalah sebatas atasan dan bawahan."Iya, silahkan duduk, kita ingin menyampaikan beberapa hal kepada kamu," jawab Aisyah.Mereka sekarang sedang berada di ruangan Aisyah, sesuai dengan kesepakatan yang sudah mereka sepakati, mereka akan menjadikan Riska sebagai calon Manager diperusahaan ini untuk menggantikan posisi Davit.Riska menatap lelaki dihadapannya sesaat, entahlah hatinya tidak bisa melupakan kejadian beberapa tahun silam, kejadian yang sangat merubah kehidupannya, sang Ayah yang tiada dan jiwa ibunya yang masih terguncang."Kita sudah memutuskan menaikkan jabatan kamu menjadi Manager," putus Alex membuat Riska benar-benar tidak menyangka."Seriusan Pak? Tapi saya hanyalah seorang office girl, mana bisa jabatan saya langsung naik menjadi Manager, saya belu
Magbasa pa
Bab 43
"Ada apa ini?" tanya Aisyah kepada Arga dan Riska yang sedang bertengkar.Kedua insan tersebut terlonjak kaget melihat atasannya menghampiri mereka, mereka tidak sadar jika teriakannya terdengar sampai keluar ruangan."Apa ada masalah?" tanya Alex menghampiri mereka, awalnya lelaki itu berpikir bahwa Aisyah lah yang berteriak, namun dugaannya salah."Ga ada Pak, Bu, hanya saja tadi Riska takut kecoa makanya ia refleks teriak," jawab Arga beralasan. Ia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya kepada mereka."Bukannya kamu juga takut ya sama kecoa?" tanya Alex mengangkat alisnya."I-iya sih tapi demi Riska, aku bisa lawan ketakutan aku," jawab Arga gugup."Ya sudah, bagimana Pak apa sudah dijelaskan dengan Riska apa saja yang harus ia kerjakan?" tanya Aisyah menengahi, ia sedang tidak ingin mendengar keributan atau hal apapun itu."Sudah Bu," jawab Arga."Selamat atas jabatan barunya Kak, semoga semua urusannya dimudahkan dan perusahaan kita semakin berkembang lagi," ujar Aisyah kepad
Magbasa pa
Bab 44
"Ya Allah kamu kenapa Sayang?" tanya Mama menghampiri Aisyah yang sedang memegang perutnya erat."Perut aku sakit banget Ma," rintih Aisyah dengan sisa tenaga yang ada.Alex menggendong Aisyah menuju tempat tidur, ia snagat tidak tega melihat raut kesakitan dan wajah pucat Aisyah.Alex bergidik ngeri, apakah semua perempuan merasakan sakit yang sama jika datang bulan? Jika iya, pasti sangat menyakitkan. Ini masih sakit datang bulan, apalagi jika melahirkan, ia tidak bisa membayangkannya."Alex sama Papa keluar saja dulu, biar Mama yang urus Aisyah," ujar Mama, tidak mungkin ia memberikan minyak angin ke perut Aisyah dihadapan kedua lelaki yang bukan mahramnya.Mereka mengangguk lalu memutuskan untuk menunggu diluar. "Kalau ada sesuatu panggil aja kita Ma, kita tunggu diluar.""Sakit Ma," rintih Aisyah yang terdengar sangat memilukan.Mama menarik pakaian Aisyah keatas lalu mengoleskan minyak angin ke perut perempuan itu berharap rasa sakitnya berkurang."Apa tiap bulan kamu selalu sep
Magbasa pa
Bab 45
Lima Bulan Kemudian ....Setelah lika liku kehidupan yang dialami oleh Aisyah serta ujian dan cobaan yang menerpa hubungan percintaannya, akhirnya Aisyah memutuskan untuk menerima pinangan Alex.Hari ini adalah hari yang paling sakral bagi dirinya karena ia akan dipersunting oleh lelaki yang insyaallah lebih baik dan sholeh daripada mantan suaminya."Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Marisa binti Abdul Rahman dengan emas seberat 24 karat dan seperangkat alat solat dibayar tunai!""Bagaimana para saksi?""SAH!"Suasana menjadi penuh haru, para tamu undangan serta keluarga besar menitikkan air mata haru mendengar suara Alex yang sangat lantang mengucapkan janji suci pernikahan.Aisyah yang masih berada dikamar dengan ditemani oleh Riska dan MUA tersenyum haru, baginya ini memang bukan pernikahan yang pertama, namun kali ini rasanya penuh haru dan terasa sangat bahagia, ia berharap ini adalah pernikahan yang terakhir."Selamat Sayang, semoga sakinah mawaddah warahmah ya." Riska memel
Magbasa pa
Bab 46
"Pagi Sayang, tidurnya nyenyak?" sapa Mama ketika Aisyah menghampiri Mama yang sedang memasak di dapur."Pagi juga Ma, nyenyak banget Ma bahkan Aisyah kesiangan bangunnya," ujar Aisyah tidak enak hati, baru hari pertama jadi menantu dirumah ini dirinya udah bangun kesiangan, ia takut mertuanya malah berpikir bahwa Aisyah istri yang pemalas."Iya gapapa kok Sayang, namanya juga pengantin baru pasti selalu pengen manja-manjaan, ga usah malu, dulu Mama juga gitu kok sama Papa," ujar Bu Laura.Aisyah tersenyum canggung, ia membantu sang mertua memasak untuk sarapan pagi, walaupun ada Bi Narsih, namun untuk urusan masak memasak tetap mertuanya yang melakukannya.Setelah selesai memasak, Aisyah menyajikan sarapan di meja makan."Udah biar Mama aja yang lanjutin, kamu panggil suamimu biar kita sarapan bareng, Mama yakin dia pasti masih tidur," ujar Mama mengambil alih pekerjaan Aisyah.Perempuan itu mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai atas.Benar saja, lelaki itu ma
Magbasa pa
Bab 47
Davit mondar mandir didepan ruang operasi, hatinya sangat tidak tenang, takut terjadi sesuatu dengan istri dan juga anaknya, walaupun ia tidak pernah mengharapkan anak tersebut tetapi tetap saja anak yang dikandung Elsa adalah darah dagingnya."Bagaimana keadaannya? Udah lahiran?" tanya Mama menghampiri anak kesayangannya.Davit menggeleng lemah. "Belum Ma, Dokter masih berusaha memberikan yang terbaik tadi Elsa sempat pendarahan karena selalu memaksakan agar bisa lahiran normal lagian kan Mama tahu tabungan Davit sudah menipis dan belum tentu bisa cukup untuk biaya persalinan.""Makanya Vit kalau mau berbuat sesuatu itu dipikirkan dulu, harus hati-hati agar tidak ketahuan," ujar Papa mertuanya membuat Davit melotot."Kalian pun sebagai orang tua Elsa juga harus membantu ekonomi anak kalian, udah tahu sekarang suaminya sedang kesusahan kalian malah ingin numpang dirumah, udah gitu ga mau bantu ekonomi keluarga lagi," sindir Pak Bayu, ia tidak akan tinggal diam melihat anaknya direndah
Magbasa pa
Bab 48
Bab 48"Kamu dari mana saja? Kenapa tiba-tiba menghilang?" tanya mereka ketika melihat Davit yang datang dengan wajah kusut."Ambil uang untuk bayar persalinan Elsa agar bisa pulang," jawab Davit dingin, tidak mungkin ia berkata jujur kepada mereka."Ooh bilang dong jadi kita ga khawatir," ujar Bu Yuni tersenyum bahagia ternyata menantunya masih peduli dengan istri serta anaknya.Davit menghela nafas berat, rasanya ia sangat lelah dan segera tidur agar pikirannya kembali fresh."Jadi sekarang semua administrasinya udah dibayar dong dan artinya aku udah boleh pulang," ujar Elsa bahagia, dengan kepulangannya ia bisa memikirkan bagaimana caranya pergi dari Davit dengan membawa semua barang berharganya, anggap saja ia melakukan untuk biaya anaknya."Itu masalahnya, semalam aku udah coba kerumah Aisyah tapi ga dapat karena yang keluar suaminya bukan Aisyah." Davit akhirnya berkata jujur."Jadi bagaimana nasib aku dan anak ini?" tanya Elsa lirih."Ya gitu, uang tabungan aku mana cukup untuk
Magbasa pa
Bab 49
Bab 49"Kalian yakin mau pindah dari sini?" tanya Mama dengan buliran air mata yang membasahi pipinya.Alex mengangguk mantap. "Iya Ma, kita ingin hidup mandiri, Mama sama Papa ga usah khawatir kita akan sering-sering datang ke sini menjenguk kalian," ujar Alex tersenyum tipis.Lelaki itu sudah memutuskan untuk tinggal diapartement, ia ingin hidup mandiri dengan istrinya dan membina rumah tangga tanpa ada seorangpun yang mencampuri, ya, ia percaya bahwa kedua orang tuanya tidak akan pernah masuk terlalu dalam dengan urusan rumah tangganya, namun ia juga harus selalu waspada, lebih baik mencegah dari pada menyesal diakhir.Alex juga sudah lama mengimpikan bahwa setelah menikah ia akan menempati Apartement dengan keluarga kecilnya, ia ingin benar-benar bisa menjadi seorang suami yang selalu bisa diandalkan oleh istrinya tanpa bantuan kedua orang tuanya."Mama jangan nangis dong, pintu rumah kita akan selalu terbuka untuk Mama dan Papa, kalian bisa kapanpun datang ke Apartement," ujar Ai
Magbasa pa
Bab 50
Beberapa bulan kemudian ...."Sayang kamu kenapa?" tanya Alex menghampiri sang istri yang sedari tadi selalu bolak balik ke kamar mandi."Ga tahu Mas, perut aku mules banget," rintih Aisyah memegang perutnya.Alex memapah Aisyah menuju tempat tidur, setelah memastikan istrinya berbaring, Alex lalu mengambil kotak P3K yang didalamnya terdapat minyak angin.Dengan sangat telaten, Alex mengusap perut istrinya yang sudah dibaluri dengan minyak angin."Kita ke dokter aja ya," bujuk Alex. Lelaki itu sangat khawatir dengan keadaan sang istri.Aisyah menggeleng. "Ga usah Mas, nanti juga sembuh sendiri kok," ujarnya mencoba menenangkan sang suami."Non, ini Bibi bawa minuman herbal, kali aja bisa membuat sakit perut Non redah." Bi Asih membawa nampan berisi segelas air rebusan yang ia racik sendiri."Makasoh Bi," ujar Alex menerima gelas tersebut.Belum sempat minuman itu sampai kemulut Aisyah, perempuan itu kembali berlari menuju kamar mandi, perutnya kembali mual mencium aroma dari minuman t
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status