Lahat ng Kabanata ng Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Kabanata 71 - Kabanata 80
221 Kabanata
Kamu Istriku, Bukan Selingkuhanku
“EMRAN!! WIDURI!! KOK KALIAN DI SINI?” seru wanita paruh baya itu yang tak lain Tante Karin.Emran dan Widuri terkejut saat melihat Tante Karin di tempat yang sama. Namun, Emran dengan cepat bisa mengatasi keadaan. Ia langsung tersenyum menjawab sapaan mertuanya.“MAMA!! Kok Mama di sini?” Emran malah balik bertanya dan bersikap sangat wajar.Berbanding terbalik dengan Widuri. Ia sangat ketakutan kali ini, bahkan spontan hendak menarik tangannya dari genggaman tangan Emran. Entah mengapa, Widuri merasa seperti sedang berselingkuh dengan Emran dan ketahuan mertua Emran. Emran tahu kegelisahan Widuri, ia malah mempererat genggaman tangannya kali ini.Tante Karin hanya diam sambil mengulum senyum melihat ke arah Emran serta Widuri bergantian.“Mama habis belanja ikan dan hasil laut. Di sini selalu segar dan juga murah. Kamu sendiri, apa baru bertemu klien?” Tante Karin kembali bersuara.Emran tersenyum dan me
Magbasa pa
Ucapan Tante Karin
Sabtu pagi, Widuri sudah bersiap. Ia terus tersenyum sambil sibuk menyiapkan kue yang dibikinnya semalam. Ini adalah pertama kalinya Widuri membuat kue dan sepertinya berhasil. Meski dia belum mencicipi rasanya saat ini.“Sudah siap?” tanya Mawar mengejutkan Widuri.Widuri menoleh dan menganggukkan kepala. Ia melihat Mawar sudah menyiapkan sebuah hadiah yang terbungkus rapi di tangannya. Widuri merasa iri saat melihatnya, pasalnya kado yang dibawa Mawar terlihat besar. Pasti isinya sesuatu yang sangat indah dan mewah, tentu saja disukai oleh Denzel. Andai saja Widuri diberi tahu sejak kemarin siang. Pasti dia sudah menyiapkan kado untuk keponakan Mawar itu.“Kita naik mobil saja, Widuri!” Mawar kembali bersuara dan sudah berjalan lebih dulu. Widuri mengangguk dan mengekor di belakangnya.Selang beberapa saat, mereka sudah tiba di rumah Tante Karin. Lagi-lagi pesta ulang tahun diadakan di taman belakang. Suami Tante Karin memang sud
Magbasa pa
Rencana yang Gagal
“Tante yakin ... suatu saat nanti kamu bisa memaklumi alasan Mawar melakukan semua ini,” ucap Tante Karin lirih.Widuri hanya diam. Ia ingin bertanya arti ucapan Tante Karin barusan. Memangnya ada alasan apa yang membuat Widuri harus maklum. Bukannya alasan yang dia tahu satu-satunya adalah Emran dan Mawar sepasang kekasih yang sudah merancang jauh hari masa depannya. Hanya itu. Apa ada yang lain?Sayangnya, Tante Karin sudah keburu mengurai pelukan dan berlalu pergi meninggalkan Widuri seorang diri. Widuri hanya diam menyaksikan kepergian Tante Karin. Ada beberapa kerabat yang memanggilnya kali ini.Widuri kembali sendiri dan menikmati pesta ulang tahun Denzel dari tempatnya duduk. Kemudian tak berapa lama, Mawar datang. Kali ini dia membawa sepiring kudapan.“Aku pikir kamu ke mana tadi. Nih, makanlah!” Mawar menyodorkan piring kudapan itu.Widuri mengangguk sambil tersenyum. Ia melihat ada lumpia ala Vietnam, kue talam ik
Magbasa pa
Cemburu Membunuhku
“Apa kamu sengaja memberi Widuri seafood itu, Mawar?” tanya Tante Karin.Seketika Mawar terkejut dengan pertanyaan mamanya. Wanita cantik dengan rambut indah itu kini menatap Tante Karin dengan cemberut.“Mama menuduhku mencelakainya, begitu?”Tante Karin menarik napas panjang kemudian tersenyum ke arah Mawar.“Tidak, Sayang. Hanya saja yang terjadi pada Widuri bisa-bisa membahayakan keselamatannya. Bagaimana kalau alerginya akut? Ada beberapa orang yang langsung meninggal karena alergi, Mawar. Mama tidak mau kamu berbuat di luar akal sehatmu.”Mawar menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. Kemudian sudah menatap Tante Karin dengan sendu.“Aku tidak tahu, Ma. Aku lupa kalau Widuri punya alergi. Aku pikir dia harus mencoba makanan itu. Rasanya sangat enak menurutku.”Mawar mengatakannya dengan perlahan dan penuh kesungguhan. Namun, Tante Karin tidak tahu kalau putri ca
Magbasa pa
Aku Kangen
Hampir dua minggu lebih, Emran menyelesaikan pekerjaannya di luar kota. Hari ini merupakan hari terakhir dia di sana. Kali ini Emran memang mengerjakan proyek besar. Mendesain interior sebuah hotel bintang lima. Memang beberapa pekerjaan sudah dikerjakan anak buahnya jauh hari. Kedatangannya dua minggu untuk melakukan pengecekan dan finishing touch.“Terima kasih, Pak Emran. Kami puas sekali dengan hasilnya. Kemungkinan hotel akan launching akhir bulan ini. Jika Bapak tidak keberatan, kami mohon kehadirannya,” ujar manager hotel tersebut.Emran mengangguk sambil tersenyum. “Tentu, Pak. Saya akan hadir. Kalau begitu, saya permisi pulang dulu.”Emran sudah berpamitan dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan hotel tersebut. Hari sudah larut saat dia meninggalkan hotel. Harusnya dia diminta tinggal semalam, tapi Emran sudah tidak sabar untuk pulang. Ia juga sudah kangen dengan dua istrinya.Emran mengulum senyum sambil melirik jam
Magbasa pa
Musuh di Balik Selimut
“Apa kalian sudah melakukannya semalam?” tanya Mawar. Wanita cantik itu bertanya tanpa basa-basi dan sama sekali tidak menunjukkan nada marah. Mawar memang sangat pintar menyembunyikan amarahnya. Dia memang seorang artis papan atas. Sementara Widuri hanya diam, menatap Mawar dengan tatapan jengkel. Selama ini, Widuri tidak pernah mau tahu dan ikut campur ketika Mawar menghabiskan malam dengan Emran. Ia bahkan tidak mengajukan pertanyaan konyol seperti ini. Mengapa kini Mawar melakukannya? Apa dia marah? Cemburu atau mungkin juga iri. Sepertinya Mawar tahu reaksi Widuri. Wanita berparas cantik itu langsung tersenyum dan mengelus lembut lengan Widuri. “Maaf ... aku bertanya selancang itu. Aku hanya ingin berbagi tips saja, Widuri. Aku tahu gaya apa saja yang disukai Mas Emran dan apa yang tidak dia suka. Jadi kamu bisa mempraktekkannya.” Mawar mengalihkan topik pembicaraan. Widuri hanya tersenyum datar sambil menganggukkan kepala. “Terima kasih, Mawar. Aku bisa belajar otodidak, ko
Magbasa pa
Tak Mau Berat Sebelah
“Kamu baik-baik saja, Widuri?” tanya Dandy pagi itu.Hari ini seperti biasa, Widuri melalui harinya. Dia bahkan tidak bertanya tentang kepergian Emran bersama Mawar semalam. Widuri tidak mempedulikannya, itu adalah salah satu cara Widuri menghormati Mawar sebagai madunya. Namun, saat tiba di kantor, Dandy malah sibuk bertanya tentang keadaannya.Widuri terdiam dan mengernyitkan alis melihat ke arah Dandy dengan bingung. Mereka baru saja selesai meeting dan Dandy tiba-tiba bertanya seperti itu.“Aku baik-baik saja, Dandy. Memangnya kenapa?” Widuri malah balik mengajukan pertanyaan.Dandy tersenyum dan menggelengkan kepala, kemudian berjalan beriringan dengan Widuri menuju ruangan mereka. Memang tadi mereka briefing di ruang meeting yang letaknya berada di lantai tiga gedung ini.“Semalam aku bertemu Emran dan Mawar di resto bintang lima. Sayangnya aku tidak melihatmu. Apa kamu memang sengaja tidak ikut atau mereka tidak
Magbasa pa
Nyonya Emran Hafiz Officially
Hari yang ditunggu Mawar tiba, pagi ini dia sudah bersiap dan berpamitan ke Widuri. Emran yang akan mengantarnya ke bandara. Rombongan Mawar menunggunya langsung di bandara. Rencananya mereka akan berangkat bersama dua puluh orang.“Hati-hati di sana, ya!!” pesan Emran sebelum melepas kepergian Mawar.Mawar tersenyum sambil berulang menganggukkan kepala. Senyum ceria terus tergambar di wajah cantiknya. Dia terlihat sangat gembira kali ini.“Mas juga jangan nakal, ya!!” seloroh Mawar.Emran hanya tertawa mendengarnya. Memangnya dia akan bertingkah nakal seperti apa. Toh di rumah sudah ada Widuri juga. Selang beberapa saat, Emran sudah perjalanan pulang menuju rumah. Sampai di rumah, ia melihat Widuri sedang sibuk membereskan piring dan gelas kotor bekas mereka sarapan pagi.Emran berjalan mendekat dan menghampiri Widuri.“Apa kamu tidak ada acara dua hari ini, Widuri?” tanya Emran kemudian.Widuri me
Magbasa pa
Begitu Indah
Pukul tujuh malam semua tamu undangan sudah berkumpul di area lobby dan depan hotel. Rencananya akan ada acara pemotongan pita kemudian berlanjut dengan acara ramah tamah di ballroom hotel. Hampir mirip dengan acara launching sebelumnya, semua diawali dengan sambutan, doa dan pemotongan pita lalu berlanjut acara hiburan. “Pak Emran, senang sekali bisa bertemu di sini,” sapa salah seorang pria. Emran langsung tersenyum dan menyambut pria ramah itu. Widuri berasumsi kalau itu juga rekan atau bisa jadi klien Emran. Selama ini, Widuri memang tidak mengenal teman suaminya. Mungkin karena Emran juga tidak mengenalkan pada Widuri. “Anda datang bersama siapa?” Kembali pria ramah itu bersuara, kini sambil melirik ke arah Widuri yang berdiri di sebelah Emran. “Akh ... iya, kenalkan ini istri saya, Pak. Widuri Yasmin.” Sekali lagi Emran memperkenalkan Widuri sebagai istrinya. Widuri langsung tersenyum dan denga
Magbasa pa
Dunia Milik Berdua
Perlahan Widuri membuka mata, ada sebuah tangan penuh bulu yang sedang melingkar di perutnya. Widuri tersenyum sambil melirik si Pemilik tangan yang terlelap di sebelahnya. Widuri masih ingat apa yang sudah mereka lakukan semalam. Semalam adalah malam pertamanya yang tertunda. Bahkan setelah sekian lama, akhirnya Widuri bisa mendengar tiga kata keramat yang keluar dari bibir Emran. Ternyata cinta memang indah kalau tidak bertepuk sebelah tangan. “Eng ... .” Terdengar lirih gumaman Emran. Sepertinya dia juga sudah terjaga. Widuri menoleh ke arahnya kemudian menjentik hidung bangir Emran dengan gemas. Hanya senyuman yang merespon ulah Widuri sementara mata pria tampan itu masih menempel tak bisa terbuka. Widuri memutar tubuhnya hingga miring dan berhadapan dengan Emran. Hati-hati Widuri mengecup bibir pria tampan itu. Kini perlahan Emran membuka mata dan tersenyum ke arahnya “Kamu gak bangun?” Widuri langsung bertanya. Emran tidak menj
Magbasa pa
PREV
1
...
678910
...
23
DMCA.com Protection Status