Все главы Setelah Kau Mendua: Глава 21 - Глава 30
102
Seperti Sosialita
"Alan, kamu pakai baju ini ya? Sudah disiapkan sama Dwita, biar seragam sama Papa." Dewi menyodorkan pakaian pada Alan."Aira dikasih juga nggak?" tanya Alan, karena ia melihat hanya satu pakaian saja yang disodorkan padanya."Ya enggak dong! Ini kan baju khusus keluarga.""Aira kan keluarga juga, Ma?""Sudahlah, pakai saja. Sudah dikasih kok banyak protes." Dewi menjadi kesal.Alan bimbang, ia tadi sudah memakai baju couple dengan Aira. Kalau sampai ganti, pasti Aira akan marah. "Nggak usah, Ma. Aku pakai baju ini saja, biar serasi dengan Aira." Alan pun menjauh dari Dewi dan mendekati Angga, suaminya Wina yang kebetulan ada disitu."Sudah dibelikan mahal-mahal kok nggak mau pakai. Ini lebih mahal dari baju yang kamu pakai," kata Dewi dengan suara yang agak keras. Angga menoleh ke arah Dewi, ia dari tadi memang mendengar semua ucapan Dewi. Ia sudah nggak heran dengan watak Dewi."Ada apa sih, Ma?" tanya Gunawan yang juga berada di ruangan itu. Ia tadi asyik ngobrol dengan Angga."
Читайте больше
Bertemu Reza
"Dasar mertuanya Sindi saja yang suka nyari-nyari kesalahan Sindi," sahut Dita."Jangan menyalahkan orang lain. Seharusnya Sindi yang introspeksi diri." Anwar berbicara lagi. Suasana tampak tegang antara Dita dan Suaminya. "Papa kok malah menyalahkan aku? Memang mamanya Hendi yang nggak suka denganku, makanya dia itu benci sekali denganku." Sindi mulai angkat bicara."Papa kalau nggak tahu nggak usah berkomentar, malah menambah cerita yang enggak-enggak. Memang besan kita itu yang agak lain." Dita membela Sindi."Sudah tahu salah dibela terus," celetuk Anwar.Sebenarnya Dita mau melanjutkan berbicara, tapi melihat Aira datang, ia mengurungkan niatnya itu."Sudah selesai makan?" tanya Gunawan."Sudah, Pa.""Ayo kita pulang. Sudah malam," ajak Alan.Gunawan pun menyerahkan Kenzo pada Aira. Alan dan Aira berpamitan pulang."Aira." Ada seseorang yang memanggil.Aira menoleh, ternyata Wina. Wina berjalan mendekati Aira dan memberikan bungkusan berisi makanan."Ini sedikit makanan untuk di
Читайте больше
Masih Berharap
"Siapa yang menelpon? Kok nggak kamu angkat?" tanya Tiara."Dwita! Tumben ia menelponku." "Angkat saja, mungkin ia sedang butuh sama kamu.""Malas ah, pasti juga mau mengejekku atau mungkin menghinaku. Biarkan saja."Dering itu pun berhenti, tapi hanya sebentar saja. Kemudian berdering lagi. Aira pun mensilent ponselnya. "Tapi aku penasaran," kata Tiara."Haha, kepo! Pokoknya kalau keluarga Alan menelpon, pasti akan membuat huru hara. Makanya aku malas menerima panggilan. Biarkan saja, nanti kalau memang penting pasti datang ke rumah." Aira tetap pada pendiriannya untuk tidak menerima panggilan dari Dwita. Mereka pun melanjutkan makan sambil bercerita tentang berbagai hal.Klunting-klunting, sebuah pesan masuk ke ponsel Aira. Ia segera membaca pesan itu.[Kenapa nggak berani menerima telepon dariku? Takut ya, pengecut! Dasar perempuan gatal. Sudah tahu kalau Reza itu calon suamiku, masih saja kamu goda. Sadar diri dong, kamu itu sudah punya anak, nggak mungkin Reza mau menggodamu k
Читайте больше
Kebohongan
Dari balik pintu muncul wajah seorang laki-laki, seorang karyawan bawahan Alan."Maaf, Pak. Ada yang ingin bertemu dengan Bapak." Laki-laki itu berkata dengan sopan, sambil mengamati keadaan di ruangan itu."Siapa, Ben?" tanya Alan pada karyawan yang bernama Beni."Saya nggak tahu, Pak." "Oke, suruh masuk.""Baik, Pak." Karyawan itu pun keluar dari ruangan Alan, ia melirik ke arah Firda sambil tersenyum simpul. Ia sudah menebak apa yang baru saja terjadi."Wajah mereka lucu, tampak tegang dan kaku seperti habis ketahuan selingkuh, hihi. Cantik juga selingkuhan Pak Alan," kata Beni dalam hati. Ia curiga melihat keberadaan mereka berdua, karena dari gestur tubuh mereka, tampak canggung."Aku nggak suka dengan karyawanmu itu," kata Firda ketika Beni sudah keluar. "Kenapa?""Tatapan mata mesum."Alan melihat ke arah Firda."Pantas saja kalau Beni melihatmu dengan tatapan mesum. Tuh kancing kemejamu terbuka."Firda langsung melihat ke arah dada, ia kaget setengah mati, menyadari kebodoha
Читайте больше
Cemburu
Alan baru saja beranjak dari duduknya, dan hendak menuju ke ruang makan. Tapi ia mengurungkan niatnya itu ketika melihat ada orang yang datang dan langsung masuk ke ruang keluarga.Aira syok melihat siapa yang datang. Siapa lagi kalau bukan Dewi, sang mama mertua. Ia selalu datang tak diundang pulang tak berpamitan, seperti jailangkung saja."Mama?" sapa Alan.Aira melihat ke arah Dwita, tampak Dwita yang memandangnya dengan tatapan sinis dan penuh kemenangan."Pasti Dwita yang menghubungi Mama. Rupanya mereka berdua mau mengeroyokku ya," kata Aira dalam hati."Aku mau melihat, apakah Mas Alan membelaku atau malah membela Dwita?" Aira berusaha ia untuk tetap tenang."Makan, Ma? Bareng sama Mas Alan." Aira menawarkan makan pada mertuanya itu. Dewi hanya melengos kemudian menatap Aira dengan sinis."Ayo Ma, makan bareng sama aku," ajak Alan."Nggak usah. Alan, kamu duduk sini dulu." Dewi memerintahkan Alan untuk duduk di dekatnya."Ada apa, Ma?" Alan tampak heran melihat wajah mamanya y
Читайте больше
Kesabaran Seluas Samudra
"Mama pulang saja, kalau kesini pasti membuat keributan," kata Alan dengan marah. Aira hanya terdiam, ia kesal dengan mama mertuanya. Ia tahu kalau Dewi tidak menyukainya, tapi ia tidak menyangka jika Dewi berkata seperti itu. Ucapannya tadi itu seolah-olah meminta Alan untuk berpisah dengan Aira."Kamu keterlaluan Alan, dengan mama bisa berkata seperti itu." Dewi juga marah.Drtt…drtt…ponsel Dwita berdering, Dwita segera menerima panggilan itu."Kemana saja sih, ditelpon nggak diangkat-angkat. Kesini sekarang, aku ada di rumah Mas Alan. Cepat!" Dwita langsung nyerocos panjang."Memangnya ada apa?" tanya Reza, ia sebenarnya sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Dwita."Kesini saja, biar semuanya jelas!" Dwita langsung menutup panggilan itu.Aira hanya diam melihat drama keluarga Alan. Sebenarnya ia sangat lelah dengan menghadapi keluarga Alan yang selalu saja merendahkannya. Tapi untuk berpisah dengan Alan ia belum sanggup secara finansial."Assalamualaikum!" Terdengar suara orang
Читайте больше
Mencari Kerja
"Kamu menuduhku selingkuh?" Alan tampak marah."Enggak. Aku kan cuma bilang kalau wajah Mas Alan tampak berubah, seperti orang yang sedang ketahuan melakukan sesuatu. Selingkuh misalnya. Kenapa mesti marah?" Aira masih berusaha untuk tenang."Tapi dari caramu berbicara menuduhku seperti itu.""Kalau memang Mas nggak selingkuh, ngapain harus emosi? Selow Mas, kalau marah-marah nanti malah tekanan darahnya naik, bisa stroke. Kalau langsung mati sih nggak apa-apa, tapi kalau stroke berkepanjangan, aku nggak sanggup mengurusnya.""Kamu mendoakan aku mati?""Enggak. Aku berkata hanya misalnya saja.""Kamu kenapa sih, kok dari tadi kata-katamu itu membuatku emosi.""Mas, jujur saja! Aku sudah muak dengan keluargamu. Mama dan adik-adikmu tidak pernah menghargai aku sama sekali. Kalau kamu memang mau bercerai seperti usul mereka, aku nggak takut. Ceraikan saja aku. Tapi aku akan menyebarkan foto-foto mesra Mas ketika sedang selingkuh!" Aira berkata dengan tegas, kemudian berjalan pergi mening
Читайте больше
Kenyataan Yang Mencengangkan
Aira mengamati perempuan yang baru masuk ke dalam lift. Perempuan itu berdiri di depan Aira, membelakanginya. Tercium aroma parfum yang wangi dan lembut. Menandakan kalau perempuan ini sangat berkelas, penampilannya juga tampak sangat elegan. Tipe wanita karir kekinian."Pasti perempuan ini orang kaya, atau mungkin ia punya jabatan tinggi di perusahaan ini. Tapi wajahnya tidak asing," kata Aira dalam hati. Ia sangat kagum dengan penampilan perempuan itu. Ting! Pintu lift pun terbuka, ternyata sudah sampai di lantai bawah. Perempuan itu berjalan keluar dari lift, Aira melangkahkan kaki keluar lift menuju ke lobby. Aira membuka ponselnya, karena ia ingin memesan ojek online. Tapi ia mengurungkan niatnya karena ada sebuah suara yang membuatnya tertegun."Firda!" Terdengar suara seseorang memanggil sebuah nama."Firda?" Aira menggumam dalam hati, ia pun segera menoleh ke arah sumber suara. Ternyata ada seorang perempuan yang mendekati perempuan yang keluar dari lift tadi. Aira mengamati
Читайте больше
Tidak Diremehkan
Aira mengamati foto yang dikirim ke ponselnya. Ia sangat terkejut melihat siapa yang ada di foto itu. Sebuah foto dikirim oleh Tiara.[Masa sih Reza melakukan ini? Kamu bertemu dimana?] Aira mengirim pesan pada Tiara.Tak butuh waktu lama, Tiara langsung membalas pesan itu.[Iya itu Reza. Aku tadinya juga tidak percaya. Mungkin Reza sudah tahu wataknya Dwita, makanya ia selingkuh.][Kasihan Dwita.][Kenapa kamu kasihan? Dwita kan tidak pernah baik padamu, bahkan sering memusuhimu.][Iya juga, sih. Tapi tetap saja aku merasa kasihan padanya. Bagaimanapun juga dia itu adik iparku.][Apa kamu akan memberitahu Alan?][Entahlah!] Aira memberi jawaban yang mengambang.Aira masih mengamati foto Reza bersama dengan perempuan cantik. Mereka sedang bergandengan tangan. "Apakah mungkin Reza punya pacar lain? Mungkin ini adiknya atau saudaranya. Tapi kalau saudara atau teman, masa bergandengan tangan?""Kenapa aku sibuk mengurusi masalah orang lain? Masalahku sendiri saja masih banyak."Akhirnya
Читайте больше
Setia Itu Sulit
"Aku tahu kalau Mas meremehkan posisiku. Tapi setidaknya aku bekerja dan bisa menghasilkan uang, walaupun tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan gaji Mas." Aira berkata lagi, ia kesal karena menurutnya Alan mengejeknya."Aku tidak meremehkan posisimu, Dek. Kamu salah paham. Hanya saja aku rasa posisi itu terlalu rendah dibandingkan dengan pengamalan yang kamu miliki," kilah Alan."Namanya pegawai baru Mas. Dapat posisi itu saja sudah bersyukur. Sudah ah, aku mau menyiapkan Kenzo dulu." Aira masuk ke kamar untuk membangunkan Kenzo yang masih tidur.Kenzo sudah selesai mandi dan bersiap untuk dititipkan. Aira juga sudah selesai berdandan seperti orang kerja kantoran. Alan tertegun menatap Aira, tampak cantik dengan riasan sederhana. Seketika rasa cemburu itu muncul. Takut jika ada laki-laki yang tergoda dan berniat menggoda Aira."Kenapa ngeliatin aku kayak gitu? Ada yang salah? Apakah aku terlalu norak?" tanya Aira, Alan langsung gelagapan."Kamu cantik, aku takut jika ada laki-laki
Читайте больше
Предыдущий
123456
...
11
DMCA.com Protection Status