All Chapters of Pelayan Perawan Milik Tuan Muda : Chapter 41 - Chapter 50
81 Chapters
Bab 41
"Mama, gendong." Levin merentangkan kedua tangannya tanpa memperdulikan tatapan Argio yang terus mengarah padanya. Naya segera mengangkat tubuh mungil anaknya dalam gendongan."Kenapa matanya bengkak? Nangis?" tanya Naya mengusap-usap pipi Levin.Bocah 5 tahun itu mengerucutkan bibirnya."Levin cari-cari Mama tapi kata nenek, Mama pergi kerja."Naya tersenyum mendengar jawaban Levin, membuat ia mengecup gemas pipi putranya."Anak laki-laki tidak boleh menangis. Kalau Mama pergi Levin harus pintar-pintar sama nenek. Mama juga tidak lama perginya."Argio terenyuh melihat interaksi ibu dan anak itu, membuat hatinya pun menghangat. Mata hitam pekatnya tak lepas memandangi wajah tampan Levin. Sekilas wajah putranya mirip dengan ayahnya, Arga. Tanpa tes DNA sekalipun Argio yakin ini putranya. "Dia sangat tampan, Naya," ucap Argio memuji rupa Levin. Naya hanya menatap sekilas pada Argio.Tangan Argio yang sudah gatal langsung mencubit pelan pipi bocah laki-laki itu yang langsung memekik ke
Read more
Bab 42
Meskipun keberadaannya tidak dianggap oleh putranya, Argio masih bertahan di tempat itu. Melihat keakraban Rio dengan Levin membuat hatinya sakit dan cemburu. Ayah mana yang tak sakit hati dan cemburu melihat putranya lebih akrab dengan orang asing dibanding dengan dirinya yang merupakan ayah kandung dari bocah itu."Om, nanti belikan lagi Levin balon yang banyak. Nanti balonnya digantung di atas sana." Levin menunjuk ke atas langit-langit rumah."Ayah bisa belikan kamu balon lebih bagus dari dia. Balonnya pun bisa dinaikin dan membawa kita terbang," sahut Argio berusaha menarik perhatian putranya.Levin menoleh ke arah Argio yang langsung memasang senyuman lebarnya."Masa ada balon kayak gitu sih. Memangnya balon apa?" Levin mendekati Argio dengan raut wajah keheranan. Melihat Levin merespon ucapannya membuat kebahagiaan meletup-letup dalam benaknya. Ia mengambil ponselnya di saku celana lalu memperlihatkan foto balon udara."Lihat, ini balon udara. Bukan hanya bisa terbang dia juga
Read more
Bab 43
Naya tampak merenung sambil memandangi Levin yang tampak asyik memainkan beberapa mainan yang Argio berikan. Setelah pria itu pergi barulah Levin membongkar mainan yang Argio bawa. Entah apa isi dalam pikiran Levin sehingga bersikap seperti itu. Bocah itu seolah gengsi menerima mainan yang diberikan oleh Argio yang ia anggap orang asing. "Katanya mainan itu jelek. Kenapa dimainkan sekarang?" Mendengar ucapan Naya membuat Levin langsung menatap ke arah sang mama. Ia melirik mainan yang ia pegang."Jelek bukan berarti Levin nggak suka." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut mungil Levin. Ia kembali sibuk memainkan mobil remote tersebut.Naya tampak geleng-geleng kepala melihat sikap putranya yang sangat mirip dengan Argio, dari wajah dan tatapannya. Eh tunggu, kenapa ia memikirkan pria itu. Naya memejamkan matanya sejenak berusaha menghapus Argio dalam kepalanya."Nay?" Suara ibu Ani membuat Naya menoleh ke sumber suara. Wanita paruh baya itu melangkah menghampiri lalu duduk di sa
Read more
Bab 44
"Tidak usah bicara omong kosong! Kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi!" bentak Argio semakin menajamkan tatapan matanya.Rio mendongak menatap Argio sambil mengusap rahangnya yang terasa bergeser. Sambil menahan sakit Rio membalas ucapan Argio. "Jika kamu tidak membuangnya kenapa kamu membiarkan Naya membesarkan anaknya seorang diri apalagi kalian berdua tidak menjalin hubungan pernikahan? Atau ..." Rio menjeda ucapan. Argio hendak kembali menghajar pria itu, namun dengan cepat Naya memeluk Argio. Tubuh wanita itu bergetar ketakutan setelah melihat pemandangan yang mengerikan itu. Ini pertama kalinya ia melihat Argio semarah ini. "Sudah, aku mohon sudah." Naya semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh besar Argio. Tubuh Argio semakin menegang dengan urat leher yang tercetak jelas. "Jangan berkelahi seperti ini," lirih Naya mendongak menatap Argio lalu beralih melihat ke arah Rio yang masih terduduk di tanah. "Jangan ikut campur masalahku dengan Argio, Rio. Aku mohon." Naya
Read more
Bab 45
Naya tampak sumringah melihat kedatangan Hendrik, sudah lama pria paruh baya itu tidak datang berkunjung. Ia menyambut hangat kala Hendrik masuk ke dalam toko bunga miliknya. "Bagaimana kabarmu, Naya?" tanya Hendrik dengan tatapan hangatnya. "Baik. Paman sendiri bagaimana kabarnya?" Naya balik bertanya. "Seperti yang kamu lihat aku baik-baik saja. Ini aku bawakan makanan kesukaan Levin." Hendrik memberikan cake coklat kesukaan Levin. Bocah laki-laki itu sangat menyukai cake. Naya langsung menerima pemberian pria tersebut. "Selama Argio datang menemuimu, aku tidak bisa berkunjung ke sini beberapa hari kemarin. Kamu tahu sendiri, bila Argio tahu aku ke sini sudah pasti dia akan tahu juga bila aku yang menyembunyikan keberadaanmu dengan Levin selama beberapa tahun ini," papar Hendrik. Naya manggut-manggut membenarkan perkataan Hendrik. Selama ini Argio belum tahu bahwa Hendrik lah yang mempersulit pria itu menemukan keberadaannya dengan Levin. "Silahkan duduk Paman." Naya meletak
Read more
Bab 46
"Kamu tidak sebaik yang aku kira!" Setelah mengatakan itu Naya berlari masuk ke dalam kamar sebelum Rio sempat kembali mencegahnya.Wanita mana yang tidak sakit hati ketika masa lalu kelamnya diungkit-ungkit hanya karna perkara perasaan yang tidak terbalaskan. Di tambah Rio terlalu memaksakan Naya agar menerima lamaran dan cintanya. "Bodoh, bodoh!" Rio mengacak rambutnya frustasi. Ia terlalu kecewa dengan penolakan Naya sampai tidak bisa mengendalikan mulutnya."Apa yang harus aku lakukan?" gumam Rio kebingungan. Sudah pasti Naya akan sulit memaafkannya apalagi ia menyinggung masa lalu wanita tersebut.Di sisi lain Naya membanting pintu cukup keras. Tubuhnya langsung meluruh ke lantai dengan air mata semakin deras mengucur membasahi wajahnya yang tampak memerah. Sesak dan sakit mencekik kuat rongga dadanya. Apa sehina itukah dirinya? Kenapa Rio harus kembali mengungkit-ungkit masa lalunya yang berusaha ia tutup rapat-rapat.Bahkan ia tidak menyangka Rio tidak benar-benar tulus dengan
Read more
Bab 47
"Masuklah," titah Hendrik membuat Naya menoleh ke arahnya."Aku menunggu di luar."Naya mengangguk lemah lalu kembali menatap ke arah Argio yang terbaring dibrankar. Ia melangkah masuk ke dalam ruang rawat sedangkan Hendrik memilih menunggu di luar sambil menggendong Levin. Mata Naya menelisik kondisi Argio. Ia semakin mendekat pada brankar tempat pria itu berbaring sekarang. Dengan ragu-ragu Naya menyentuh tangan Argio yang tersemat jarum infus. Wajah Argio terlihat pucat dan bagian kepalanya diperban. Pasti Kecelakaan yang Argio alami cukup parah. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi Argio saat mengalami Kecelakaan. Naya memegangi dadanya yang terasa sesak dan perih."Apa sepenting itu bertemu kami berdua sampai tidak memperdulikan kondisi tubuhmu?" ucap Naya dengan suara tercekat di tenggorokan. Ia semakin erat menggenggam tangan Argio. Lelehan air mata diiringi isak tangis mengisi ruangan kedap suara itu. Ia merasa sangat bersalah apalagi sikapnya beberapa minggu kemarin
Read more
Bab 48
"Aku sampai sini mengantarnya," ucap Naya, berhenti di depan pintu toilet. Tidak mungkin ia mengantar Argio sampai ke dalam toilet.Namun, pria itu masih setia melingkarkan tangannya di pinggang Naya seolah tak ingin lepas."Tapi aku tidak sanggup berjalan sendiri, Naya. Kakiku benar-benar sakit," balas Argio setengah merengek.Naya menghela napas panjang. Andai pria itu tidak sakit tidak mungkin ia berbaik hati membantu Argio. Tapi ia juga tidak bisa menyalahkan Argio atas musibah yang pria itu alami. Dengan terpaksa Naya kembali memapah Argio masuk ke dalam toilet apalagi pria itu membawa tiang infus membuat pergerakan mereka berdua sedikit kesulitan.Napas Naya sedikit memburu ketika mendudukkan Argio di closed duduk. Apalagi tubuh Argio cukup berat dan besar sedangkan tubuhnya begitu kecil untuk menahan beban berat dan tubuh besar seperti Argio."Bisa buka celananya sendiri' kan? Aku keluar dulu."Tanpa menunggu balasan Argio, Naya segera keluar dari toilet. Argio tersenyum lebar
Read more
Bab 49
"Naya, hey. Lihat aku. Kamu kenapa?" Argio melepaskan pelukan Naya dengan paksa demi meminta penjelasan. Bagaimana tidak, wanita itu datang seperti orang ketakutan disertai tangisan histeris. Levin memeluk tubuh sang mama sambil menangis. Bocah itu tampak terkejut dan shock ketika Naya datang dengan keadaan seperti ini.Naya seolah tak ingin melepaskan pelukannya, namun Argio memaksa membuat ia terpaksa melepaskan pelukan tersebut."Ini kenapa? Siapa yang melakukan ini?" Argio meraih wajah Naya. Tampak jelas memar di wajah wanita tersebut. Naya memalingkan wajahnya tanpa ingin bersuara. Namun, lagi-lagi Argio kembali menangkup wajah Naya. Alis pria itu menukik tajam dengan hati yang memanas. "Katakan siapa yang melakukan ini? Jangan diam saja Naya!" desak Argio memaksa dengan tatapan yang menajam. Mata pria itu terlihat memerah karna amarah yang memuncak, tak terima wanitanya terluka. Sudah jelas seseorang sengaja melakukan kekerasan fisik dengan Naya hingga memar seperti ini."N
Read more
Bab 50
Naya semakin gugup ketika mobil yang ia tumpangi sudah memasuki area mansion megah yang 5 tahun lalu ia tinggalkan. Tidak ada perubahan sedikit pun dari mansion tersebut, semuanya tetap terlihat sama seperti saat ia tinggalkan. Levin berdecak kagum dengan mata berbinar melihat bangunan megah nan besar itu."Mama, rumahnya mirip istana!" seru Levin tanpa mengalihkan pandangannya dari bangunan itu. Naya hanya tersenyum sambil mengusap puncak kepala putranya. Entahlah, Argio memintanya untuk menginap di mansion ini. Awalnya ia memilih menginap di hotel untuk sementara waktu, ia tidak berani pulang ke Surabaya. Takut Rio akan berbuat hal lebih. Sopir yang mengendarai mobil sedan hitam mewah itu berhenti tepat di depan pelataran mansion."Sudah sampai, Nona," ucap sopir berusia 30 tahunan itu menoleh ke belakang.Naya mengangguk lalu segera keluar dari mobil bersama putranya. Kedatangan mereka berdua sudah di sambut oleh para pelayan yang berjejer rapi di dekat pintu mansion. Seorang kep
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status