"Kamu milikku tapi aku tidak ingin ada status terikat diantara kita berdua." Argio _______ Berawal dari menawarkan dirinya pada seorang pria kaya raya untuk membiaya pengobatan sang ibu. Rela melakukan apapun untuk mendapatkan uang, membuat Naya terjebak dalam permasalahan yang membuat hidupnya yang awalnya tenang dan damai kini berubah penuh air mata dan bathin yang tersiksa karna keputusannya sendiri. Menjadi simpanan Argio Andreas tanpa ada status yang mengikat keduanya sampai membuat Naya mengandung anak dari Argio. Namun, tidak ada niatan dari pria itu untuk menikahi Naya sebagai pertanggungjawaban atas anak yang dikandung. Argio ingin Naya tetap bersamanya tanpa harus ada ikatan diantara keduanya.Apakah Argio akan terus menjadikan Naya wanita simpanannya yang kini mengandung anaknya? Atau Naya memilih melarikan diri dan menjauh dari kehidupan Argio yang hanya menganggap Naya kantong bayi dan pemuas hasrat pria itu?
view moreDan seperti biasanya juga, Eldrion kembali terlambat, tapi tetap saja Ravenna menunggu pria itu pulang. Ia telah melakukan hal ini berkali-kali, dan kali ini akan menjadi yang terakhir.
Sekarang mereka berdua ada di meja makan, duduk saling berhadapan. Ada keheningan di antara keduanya selama beberapa saat sampai akhirnya Ravenna membuka mulutnya.
"Ayo bercerai." Ravenna mengangkat wajahnya, menatap sang suami yang telah menikah dengannya selama tiga tahun ini.
Mereka belum makan, tapi Ravenna sudah membicarkan sesuatu yang membuat ia kehilangan selera makannya.
"Apakah kau tahu apa yang sedang kau katakan?" Eldrion membalas tatapan Ravenna dengan acuh tak acuh seperti biasanya.
"Ya, aku tahu apa yang aku katakan. Sudah tiga tahun, aku rasa tidak ada lagi yang perlu dipertahankan dalam pernikahan ini." Ravenna menjawab dengan sangat tenang.
"Jika itu yang kau inginkan maka mari lakukan." Eldrion tidak akan repot untuk menahan Ravenna. "Pastikan kau sudah membicarakan hal ini dengan Kakek. Aku tidak ingin melihatnya dengan drama kematian lagi."
"Aku akan bicara pada Kakek besok," jawab Ravenna.
Eldrion pikir tidak ada lagi yang perlu mereka bicarakan, jadi pria itu segera meninggalkan ruang makan. Ia bahkan tidak mencicipi makanan yang dibuat oleh Ravenna mala mini.
Hati Ravenna mencelos. Ada senyum sedih di wajahnya. Ia sudah menduga hal ini, Eldrion tidak akan menahannya.
Hubungan mereka baik-baik saja sampai pagi tadi, semuanya masih berjalan seperti biasanya. Bukankah normal jika Eldrion bertanya padanya kenapa ia ingin berecerai. Namun, pria itu tidak menanyakan tentang hal itu sama sekali. Seolah ia tidak ingin repot untuk tahu tentang hal itu.
Ravenna melihat ke lilin yang masih menyala, ia meniup lilin itu sendirian. Setelah ini tidak akan ada lagi perayaan seperti ini.
Ravenna tidak akan menyesali keputusan yang sudah ia ambil. Tiga tahun ini ia menjalani pernikahan yang dingin. Eldrion tidak pernah bersikap kasar padanya, pria itu tidak memukul atau mencacinya, tapi Eldrion juga tidak memperlakukannya dengan baik dan hangat.
Mereka telah hidup dalam sebuah pernikahan yang dingin. Ravenna menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik, ia melayani Eldrion di atas ranjang, ia menyiapkan segala kebutuhan Eldrion dan memastikan perut pria itu terisi ketika keluar dan kembali ke rumah mereka.
Hanya saja, hanya dirinya yang bersikap seperti itu. Eldrion sangat acuh tak acuh. Satu-satunya kehangatan yang diberikan Eldrion hanyalah di atas ranjang. Mereka jarang berbincang atau berinteraksi satu sama lain.
Di pernikahan ini, Ravenna sudah melakukan yang terbaik, tapi tetap saja tiga tahun tidak bisa membuat Eldrion berubah jadi mencintainya.
Dan sekarang Ravenna sudah menyerah. Ia tidak akan terus mengikat Eldrion dalam sebuah pernikahan yang tidak bahagia. Sudah saatnya bagi dirinya untuk membebaskan Eldrion dari pernikahan yang tidak pria itu inginkan.
Cinta pertama Ravenna berakhir seperti ini, dan ia tidak menyesalinya. Jatuh cinta pada Eldrion adalah sesuatu yang tidak ia rencanakan, itu hanya datang begitu saja. Jadi ia pikir suatu hari nanti perasaan itu juga akan pergi dengan sendirinya.
tbcEmpat tahun kemudian …Suara tawa dan teriakan anak kecil mengisi sebuah kamar yang memiliki tiga kasur di dalamnya. Dua bocah berusia empat tahunan tampak berlari-larian dalam sana, mereka saling mengejar membuat sang kakak yang tengah fokus mengerjakan PR terlihat sangat terganggu."Jeva, Javier! Jangan teriak-teriak, kakak sedang mengerjakan tugas," tegur Levin lembut.Meskipun begitu, dua bocah kembar itu tak menggubris bahkan semakin menjadi-jadi membuat Levin frustasi dibuatnya. Levin yang kini berusia sepuluh tahun, tampak menggelengkan kepalanya. Dua adik kembarnya bukan hanya lucu tapi juga nakal.Levin membawa buku-buku pelajarannya keluar dari kamar. Ia akan mengerjakan tugasnya di perpustakaan pribadi milik ayahnya. "Kamu mau ke mana, Sayang?" Suara sang mama membuat Levin berbalik badan. Tinggi badan Levin hampir menyamai Naya, dulu terlihat kecil kini dengan cepat tumbuh besar. Levin semakin menyerupai Argio."Levin mau ke perpustakaan, mau ngerjain tugas," balasnya."
Saat semua tengah tertidur nyenyak, Naya terlihat gelisah dan tidak karuan berbaring di kasur. Beberapa kali ia berpindah-pindah posisi dari telentang, miring ke kanan dan ke kiri, namun tidak membuat rasa sakit di perutnya mereda.Argio yang berbaring di samping Naya, tampak terusik tidurnya. Perlahan ia membuka matanya dan mendapati Naya meringis kesakitan sambil memegangi perutnya."Kamu kenapa, Sayang?" "Perutku sakit, Mas. Perih."Argio segera bangun dari kasur lalu menyentuh perut Naya."Sebelumnya kamu makan apa? Tidak mungkin kamu akan melahirkan, usia kandunganmu belum sembilan bulan."Naya yang merintih kesakitan langsung terdiam. Ia mengingat-ingat sebelumnya makanan yang dikonsumsi dari pagi sampai malam."Sepertinya gara-gara makan mangga mentah. Soalnya sebelum tidur aku minta Merry mengupasnya mangga lagi."Argio geleng-geleng kepala mendengar jawaban Naya."Kan aku sudah bilang, jangan makan mangga kebanyakan, Sayang. Sekarang lihatlah sakit perut' kan.""Mas, marah?" M
"Adek jangan nakal diperut Mama, kasihan Mama." Omelan lucu keluar dari bibir mungil Levin. Tangan mungilnya menepuk-nepuk perut Naya lembut. Meskipun kondisi Naya saat ini lemah, namun ia tidak bisa menahan tawanya mendengar omelan putranya. Dan tidak lama Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa teh jahe hangat. "Minum dulu, Sayang. Kata Bunda ini bagus untuk perempuan hamil yang mual-mual."Dengan penuh perhatian Argio membantu Naya meminum teh jahe tersebut. Pria itu benar-benar menaruh seluruh perhatiannya pada Naya. Dengan dibantu oleh Argio, Naya meminum teh jahe yang diberikan. "Terima kasih.""Sama-sama, Sayang.""Itu apa, Yah?" Levin menatap penasaran pada air yang baru saja diminum oleh sang bunda."Ini teh jahe supaya Mama tidak mual-mual lagi, Nak. Levin mau coba?" tawar Argio.Dengan cepat Levin menggeleng. Melihat warna minuman itu saja sudah membuat bocah itu tidak berminat. "Hari ini aku ada urusan mendadak, Sayang. Mungkin sore baru pulang. Tidak apa-apa' kan j
Pada akhirnya, Argio mengalah dan memutuskan untuk menuruti apa yang diinginkan oleh istrinya. Meskipun ia merasa kebingungan sendiri karena tidak pernah menyentuh peralatan dapur, apalagi memasak nasi goreng sebelumnya.Argio membuka aplikasi YouTube di ponselnya dan mencari konten yang menunjukkan cara memasak nasi goreng. Sementara Naya duduk dengan tenang di kursi dapur, sambil memakan biskuit kesukaannya, menunggu nasi goreng yang akan dibuat oleh Argio.Awalnya Argio tampak bingung, namun dengan pelan-pelan ia membuat nasi goreng itu dan sekitar 30 menitan nasi goreng yang Argio buat sudah jadi. Aroma wangi dari masakan Argio, membuat Naya bangkit dari tempat duduknya."Sudah jadi?" Naya menatap nasi goreng yang tak karuan tampilannya, tetapi sangat menggoda baginya.Argio mengangguk ragu. Ia memindahkan nasi goreng itu ke dalam piring."Kalau nasi gorengnya tidak enak, tidak usah di makan ya?"Naya mengangguk mengiakan ucapan suaminya. Mata Naya berbinar-binar menatap nasi gore
Setelah mengetahui bahwa Naya tengah mengandung. Tanpa berpikir panjang, Argio segera pergi dengan mobilnya entah ke mana. Beberapa jam kemudian, Argio kembali ke mansion dengan membawa begitu banyak belanjaan, termasuk rujak yang ia beli di pinggir jalan.Argio tahu betul bahwa wanita hamil seringkali memiliki selera makan yang berbeda, dan banyak yang menyukai makanan yang asam-asam. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memanjakan Naya dengan makanan yang ia sukai, seperti rujak. Argio berharap dengan memberikan perhatian seperti ini, bisa membuat kehamilan kedua Naya menjadi lebih istimewa dan berbeda dari yang pertama.Anggap saja hal yang ia lakukan sekarang sebagai penebus atas kesalahan yang ia lakukan saat Naya hamil pertama dulu."Sayang, aku bawakan sesuatu untukmu!" seru Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa piring berisi rujak.Naya duduk bersandar di bahu ranjang dengan wajah yang tampak pucat. Wanita itu merasa tubuhnya masih terasa lemah."Masih pusing?" Argio melet
Argio keluar dari mobil dengan terburu-buru, saat mendapatkan kabar Naya pingsan. Ia segera pulang ke mansion tanpa memperdulikan pekerjaannya yang belum selesai. Wajah pria itu terlihat sangat panik bercampur khawatir."Bagaimana bisa dia pingsan?" bentak Argio yang tampak marah pada para pelayan."Saya tidak tahu Tuan, tiba-tiba Nona Naya sudah tergeletak di lantai. Awalnya Nona Naya mengeluh tidak enak badan," jawab Merry, sedangkan pelayan lain tertunduk ketakutan.Argio mendengus dengan perasaan campur aduk antara khawatir dan panik, ia melanjutkan langkahnya dengan tergesa-gesa menuju kamar, dan dengan kasar membuka pintu kamar. Langsung ia menghampiri Naya yang belum sadarkan diri di atas kasur.Saat melihat Naya yang lemah dan tidak sadarkan diri, Argio merasa hatinya teriris melihat wajah pucat Naya. Argio duduk di samping Naya dan memegang tangannya dengan lembut."Sayang, bangun," ucap Argio lembut. Ia mencium tangan Naya berkali-kali.Takut, itulah yang Argio rasakan saat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments