Semua Bab Dua Titik (Dilamar CEO Dinikahi Dosen): Bab 11 - Bab 20
29 Bab
Bab 11
"Tolong!" teriak Riri sampai membuat Asoka disampingnya spontan menutup mulut Riri."Ada apa, Manis. Kamu kenapa berteriak? tanya Asoka dengan nada lembut sambil mengelus pipi mulus Riri."Kumohon. Tolong bebaskan aku, aku mohon," mohon Riri dengan raut wajah memelas nya.Asoka hanya tertawa terbahak-bahak dan Riri yang mendengarnya hanya bisa menumpahkan air matanya, seakan Dia sudah lelah dengan keadaannya saat ini.Asoka yang melihat Riri seperti itu langsung memasang wajah sendu dan perlahan melepaskan mulut Riri yang ia bekap, "Manis, kenapa? Apa kamu tidak senang bersama denganku. Hem," ucapnya dengan nada lembut.Tidak ada respon dari Riri, Asoka mengangkat dagu Riri dengan telunjuk tangannya, "Ayolah. Aku tidak suka Riri yang cengeng seperti ini, nanti kamu sakit, Manis," ucapnya terjeda sejenak, "Kamu-" belum selesai Asoka mengucapkan kata-katanya. Terdengar suara bising dari luar.Duag...Suara pintu ruangan terbuka paksa dari luar. Asoka yang mendengar itu langsung mengerny
Baca selengkapnya
Bab 12
Flashback on'Perasaanku saja atau memang tadi ada yang teriak minta tolong?’ tanya Kris dalam hati.Pria berstatus Dosen dan suami Riri itu terus melangkahkan kakinya menuju arah suara yang sempat terdengar oleh indera pendengarannya."Loh, ini cuman halaman belakang rumah biasa?" tanyanya ke diri sendiri sambil melihat sekeliling tempat tersebut.Hanya terdapat lemari kaca berwarna hitam yang tinggi nya hampir dua meter di depannya. Selain itu hanya halaman luas yang berada dibelakangnya, yang terdiri empat celah masuk atau keluar yang sengaja di buat tanpa pintu untuk jalan pintas menuju ke taman.Seakan tidak ada artinya Kris berdiam diri disini. Dia hendak melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut, namun langkahnya terhenti ketika ada seseorang yang berjalan kearahnya. Bukan melarikan diri, Kris memilih untuk bersembunyi di balik tembok yang berukuran setinggi pinggangnya."Asem banget dah, harus bertugas di waktu libur gini," gerutu seorang Pria dengan brewok lebat berwarna k
Baca selengkapnya
Bab 13
Duagh...Kris mendobrak pintu didepannya dengan paksa. Aksi Kris tersebut, membuat orang yang berada didalam langsung terkejut. Disaat Kris mendengar langkah kaki dari dalam ruangan tersebut menuju keluar, bergegas Kris bersembunyi dibalik tembok yang berukuran sepinggangnya.Betapa terkejutnya Kris melihat orang yang berada didalam ruangan tersebut ialah Asoka. 'Ngapain Dia diruangan itu. Lalu, kenapa harus ada ruangan rahasia segala,' monolognya dalam hati.Penasaran dengan apa yang berada didalam ruangan itu, dengan langkah pelan tapi pasti Kris masuk kedalam yang kebetulan Asoka tengah sibuk memanggil pengawalnya.Aksi nekadnya itu Dia tahu akan fatal dan tidak dipungkiri bahwa ada rasa takut didalam hatinya. Namun jika Dia tidak masuk keruangan ini, pasti Dia akan menyesal seumur hidupnya."Kris," ucap Riri dengan lirih matanya membola seakan tidak percaya apa yang Dia lihat.Kris hanya menempelkan telunjuk tangannya ke mulutnya untuk merespon Riri.Kris segera membantu Riri untu
Baca selengkapnya
Bab 14
Tiga bulan telah berlalu semenjak aku dibawa paksa oleh Asoka, Pria yang dulu sempat mengisi kekosongan hati ini. Masih sangat teringat jelas dibenakku, disaat Asoka terus membujukku untuk ikut pergi bersamanya, walaupun aku menolak namun dia terus memaksaku.Flashback on"Mbak, Cogan yang kemarin datang lagi ke sini." Agnes seorang karyawan restoranku itu tengah melaporkan bahwa Asoka kembali datang berkunjung kemari.Namun berbeda dengan pertemuan pertama kami waktu itu, Dia memilih untuk menungguku di parkiran. Tanpa curiga aku langsung berjalan menghampirinya."Ka, kamu kenapa menunggu disini. Ayo kita ke rooftop," ajakku setelah sampai didepannya."Aku tidak akan lama. Aku hanya ingin mengajakmu ikut bersamaku ke London, membangun keluarga kecil kita disana," ucapnya dengan nada lembut sambil meraih tanganku."Apa kamu lupa, Ka," jawabku terjeda sejenak sambil melepaskan tangannya, "aku sudah bersuami dan kamu tahu itu siapa," sambungku."Aku tahu, pernikahan kamu pasti hanya pak
Baca selengkapnya
Bab 15
"Kamu masih marah?" tanyanya."Keliatannya," jawabku dengan nada ketus sengaja tidak melihat ke arahnya."Keliatannya sih kamu lapar." Aku sontak menatap tajam ke arah Kris yang berada disampingku. Dia sedang fokus melihat mangkok bakso yang telah tinggal kuahnya.Ini terjadi satu jam yang lalu setelah insiden tidak menyenangkan dari salahsatu mahasiswi Kris. Entah kenapa, seketika suasana hatiku mendadak memburuk. Aku yang hendak meminta Kris untuk membawaku pulang langsung dicegah olehnya. Dia berdalih bahwa kita harus makan siang terlebih dahulu sebelum pulang dan membawa pesanan Bunda yaitu Bakso mercon.Akhirnya aku mengalah untuk mengikuti saran dari Kris, terlebih cacing di dalam perutku juga sudah berteriak untuk memberikan asupan makanan. Restoran yang identik dengan olahan berbagai jenis bakso menjadi pilihan tepat untuk sekarang. Terlebih jaraknya tidak begitu jauh dari kampus.Dan disinilah aku telah duduk manis sambil memakan semangkok bakso mercon mungkin karena perutku
Baca selengkapnya
Bab 16
Di suatu rumah berlantai tiga dengan jendela-jendela rumah yang mewah dan besar, dilengkapi dengan beberapa lampu gantung di langit-langit setiap ruangan rumah itu untuk menerangi seluruh ruangan membuat rumah itu terlihat sangat indah dan berkelas, ditambah kilauan sinarnya bagaikan bintang-bintang yang dipahat rapi terbuat dari kristal pilihan yang berkualitas. Terdapat satu anggota keluarga sedang berkumpul di meja makan untuk menyantap makan malamnya."Beb kamu tahu tidak, waktu aku sama Lea jajan bakso di resto depan tidak sengaja bertemu sama Riri dan suaminya loh," ungkap Indah sambil menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.Asoka tidak merespon, Dia masih fokus menyantap makanan dihadapannya."Kalau kamu tidak percaya, boleh tanya sama Lea?" tanyanya melirik sekilas ke arah Azalea."Iya, kak. Betul," sahut Azalea singkat.Asoka langsung melirik Azalea yang berada didepannya, "Terus kamu bilang apa saja?" tanyanya."Ya aku bilang kesininya sama Kak ipar ku," jawab Azalea sea
Baca selengkapnya
Bab 17
Riri sengaja tidak menyapa teman-teman disampingnya untuk mencegah Riri bertukar sapa dengannya."Riri!" panggil seorang pria mengenakan blazer berwarna abu-abu yang berada di meja sampingnya. Sontak membuat semua orang yang di meja tersebut matanya tertuju ke arah Riri.Riri hanya tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya, setelah itu Dia beserta suami dan lainnya langsung duduk disana."Ri, ini benar kamu?" tanya seorang wanita dengan penampilan yang glamor seperti model papan atas."Hai," sahut Riri singkat sambil tersenyum tipis.Wanita glamor itu menghampiri meja Riri dan langsung duduk disampingnya tanpa dipersilakan, disusul dengan beberapa temannya seakan menjadi dayang-dayangnya termasuk Indah."Kamu kemana aja?" tanya Wanita Glamor itu."Ada," jawab Riri singkat."Ih, tapi kamu baru sekarang loh ikut reunian sekolah lagi?" tanyanya dengan nada bicaranya yang manja.Aku hanya tertawa paksa mendengar nya berkata seperti itu."Kalian juga, gimana kabarnya?" tanya Riri sing
Baca selengkapnya
Bab 18
Setelah kepergian Angel dan teman-temannya terutama Indah. Mereka langsung menyantap hidangan yang disajikan oleh restoran itu. Restoran yang menyajikan olahan makanan laut dan beberapa olahan makanan lain dari beberapa belahan negeri lainnya."Heran itu nenek lampir, mulutnya seperti gak ada rem nya," gerutu Hasna disepanjang Dia memakan sushi di depannya."Sudahlah Na, jangan diperpanjang lagi masalahnya," ucap Riri dengan nada lembut."Ini nih, kamu itu terlalu lembek. Jadi itu nenek lampir tambah ngelunjak," jawab Hasna ketus.Riri hanya mendengarkan tanpa berniat merespon namun kepalanya menggeleng sejenak akan kelakuan sahabatnya itu.Setelah perbicangan singkat itu, Kris menggenggam tangan Riri, Riri yang merasakan itu langsung melirik ke arah Kris, "Ri, aku mau ke toilet sebentar," ucapnya seakan menjadi cicitan kecil yang terdengar oleh mereka saja."Oh, yuk aku antar," jawab Riri singkat."Tidak perlu. Aku bisa sendiri," tolak Kris sambil mengambil air putih untuk membasahi
Baca selengkapnya
Bab 19
Di salahsatu taman di belakang rumahnya, Asoka tengah menunggu seseorang. Seseorang yang membuat hidupnya seketika berantakan."Beb, tumben kamu nyariin aku, ada apa?" tanya seorang wanita berperut besar mengenakan baju daster selutut berwarna pink dengan pita kecil berwarna kuning keemasan melingkar di depan perutnya.Plakkk...Tanpa ba-bi-bu Asoka melayangkan tamparan ke arah pipi kanan wanita di sampingnya sampai tersungkur ke lantai.Asoka mendekati wanita itu dan berjongkok di depannya, "Lancang sekali kamu mempermalukan Manisku," ucapnya sambil menatap wanita yang telah menjadi istrinya tersebut."Siapa yang kamu maksud, Beb?" tanya wanita tersebut ialah Indah."Jangan berani-berani lagi kamu memanggilku sebutan itu, kalau kamu masih sayang dengan nyawamu," ucap Asoka sambil mengelus lembut perut Indah. Indah mendapat perlakuan itu langsung menyilangkan kedua tangannya didepan perutnya."Tapi aku tidak-" belum selesai Indah membela dirinya langsung dipotong oleh Asoka, "Apa kamu
Baca selengkapnya
Bab 20
Satu tahun kemudian.Matahari masih merayap untuk terbit dari timur. Namun langkah tergesa-gesa tertuju pada seorang Pria mengenakan jas lengkap dengan sepatu pantofel nya keluar dari rumah berlantai dua dengan arsitektur bangunan bergaya Eropa bercat dominan putih."Asoka, kamu mau kemana lagi sih," ucap Indah mencoba mengejar langkah kaki panjang suaminya.Asoka tidak mengindahkan panggilan istrinya.Indah mempercepat langkahnya dan langsung memegangi tangan kiri Asoka sukses membuat Asoka menghentikan langkahnya, "Aku berbicara sama kamu," ucapnya yang telah berdiri didepannya."Lepas." Satu kata yang keluar dari mulutnya dengan nada datar."Tidak. Sebelum kamu memberitahu mau kemana kamu," ucapnya langsung memeluk Asoka dari belakang.Asoka langsung menyingkirkan pelukan Indah seperti meniup debu yang tertempel di jas nya yang mahal, "Itu bukan urusanmu." Asoka segera melanjutkan kembali langkahnya menuju mobilnya yang telah terparkir di halaman rumah."Jelas ini urusanku. Aku ini
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status