Nyaris tidak saling kenal, tiba-tiba Asoka melamar Riri untuk menikahinya. Ternyata niat baik Asoka tidak selancar jalan tol, seakan takdir tidak mengizinkan Asoka dan Riri bersatu terlebih dari orang tua Asoka maupun Riri menolak keras hubungan percintaan mereka. Disaat Asoka memperjuangkan cintanya ke Riri, tiba-tiba Dia dimintai untuk berangkat ke London. Terlepas dari perjuangan Asoka, datang Kris yang diam-diam menyukai Riri. Setelah Kris dan Riri resmi menikah tanpa disangka ternyata Asoka telah datang untuk memperjuangkan kembali cintanya. Bagaimana Asoka menanggapi kenyataan bahwa Riri telah menikah bersama Kris?
View MoreSuasana hening perhutanan berubah menjadi bising dari beberapa kendaraan roda empat maupun roda melaju dengan kecepatan sedang.Langkah kaki panjang yang sebelumnya telah turun dari kendaraan yang mereka tumpangi, terus berjalan mengendap-endap ke sebuah gudang terbengkalai di tengah hutan.Sinar matahari siang hari ini seakan terhalang oleh awan yang lambat laun berubah abu-abu, mengakibatkan pantulan cahaya mentari sedikit menggelap. Namun semua itu tidak menyulitkan indera penglihatan puluhan pria berseragam coklat yang khasnya.Brukkk...Terdengar nyaring suara pintu dibuka dari luar secara paksa. Bertepatan dengan itu, puluhan pria berseragam coklat yang telah menunggu diluar langsung masuk kedalam lengkap dengan senjata api yang berada di tangannya."Angkat tangan. Tempat ini telah dikepung!" titah seorang polisi dengan suara baritonnya yang khas.Spontan semua orang yang berada di dalam ruangan itu mengangkat kedua tangan mereka sambil terjongkok ditempat, setelah itu puluhan p
Siang ini matahari memancarkan sinar nya yang cerah serta terasa panas, sepanas kabar terkait penyakit yang diderita oleh Riri. Kabar tersebut langsung menyebar melalui grup media sosial yang identik dengan icon berwarna hijau.Banyak tanggapan dan komentar beragam dari anggota grup yang berisikan angkatan sekolahnya, sampai kabar itu terbaca oleh kedua sahabat Riri.Melihat kabar yang belum tentu pasti kebenarannya, Hasna mencoba meluruskan permasalahan yang ada. Namun Indah selalu membela diri bahwa kabar ini bukan hanya kabar burung saja, seakan terus terpojok Hasna maupun Putri menghentikan perdebatan di grup tersebut walaupun puluhan chat terus membanjiri grup tersebut. Karena mereka akan menanyakan langsung ke korban yang tengah menjadi viral di grup angkatan sekolah mereka.*****Sudah hampir setengah jam mereka berada didalam ruangan yang ditempati Riri dirawat.Keadaan langsung hening, disaat Hasna memberitahukan tentang kabar yang membuat grup angkatan sekolahnya heboh, samp
Hani masih setia duduk disamping Riri menunggu adik iparnya yang telah tertidur pulas disana, sambil mengelus rambut hitam Riri dengan lembut. Matanya terus berembun seakan air matanya terus berdesakkan untuk turun, namun wanita yang mengenakan khimar berwarna peach itu terus menahan air matanya untuk tidak jebol dari pelupuk matanya.BIP... BIP... BIP...Suara dering gawainya cukup terdengar dari arah tas branded nya.Hani meraih tasnya yang tersimpan di atas nakas dan langsung mengeluarkan gawainya didalam sana.Hubby calling...Melihat nama kontak di layar gawainya, wanita bergamis abu-abu itu bangkit dari duduknya untuk berjalan keluar ruangan. Setelah sampai di ruang tunggu, Dia segera menggeser tombol berwarna hijau yang ada pada layar gawainya itu."Hallo, Mas," ucap Hani untuk seseorang di seberang sana."Gimana keadaan Riri?" tanya Pria di seberang sana dengan suara baritonnya yang khas."Alhamdulillah. Riri baru tidur, mungkin suster yang bertugas sudah memberikan obatnya,"
"Apa aku tidak berhak bahagia? Disaat aku kemarin baru merasakan indahnya kasih sayang seorang pasangan halalku sampai air mata kebahagiaan tertetes. Kenapa sekarang air mata itu harus tergantikan dengan air mata kesedihan." ~Amarilis Jelita~BIP... BIP... BIP...Kris calling...'Tumben Kris menelepon di jam kerja begini?' monologku dalam hati. Ada perasaan aneh dalam hati ini, namun aku langsung menepis perasaan tersebut.Aku segera menggeser tombol berwarna hijau yang ada pada layar gawaiku."Halo, Manis." Nafasku seakan tercekat setelah mendengar suara yang menelepon di seberang sana."Kamu pasti mengira bahwa yang meneleponmu adalah suamimu, bukan," ucapnya dengan nada lembut, "emang ini suamimu, Manis. Asoka Bramasta Kusuma." Mulutku tiba-tiba membisu mendengar suara yang susah payah aku hindari. Terdengar suara tertawa terbahak-bahak di sambungan telepon ini."Kenapa, Manis. Katakanlah sesuatu atau aku harus mengatakan bahwa Kris sudah MA-TI." Aku langsung memejamkan mataku seje
Disaat Riri membisikkan lanjutan kata-kata ke kedua sahabatnya dengan mendekatkan wajah mereka satu sama lain."APA!" teriak Hasna dan Putri kompak.Mereka bertiga terdiam sejenak, setelah itu Hasna berucap, "Masa iya cowo setampan Asoka menikah sama nenek lampir itu?" tanya Hasna sambil mengernyit heran. Terlihat sebelah alisnya terangkat keatas.Hasna mengalihkan pandangannya ke arah Putri, "Put, kamu dengar gak dari Danu. Secara kan ayang kamu dulu cukup dekat sama Indah?"Putri mengelus dagu nya yang sedikit runcing sambil menundukkan pandangannya, "Setahu aku, dulu Danu bilangnya Indah itu sama Andre bahkan mereka mau married," ucapnya terjeda sejenak, "ya aku pikir, suami Indah itu Andre," sambungnya menatap ke kedua sahabatnya yang berada disampingnya."Emang kamu tahu darimana, Ri. Kalau Asoka itu istrinya Indah?" tanya Hasna sambil menyeruput milkshake strawberry yang di pesannya.Riri menghela nafasnya berat sebelum berucap, "Waktu itu aku saat makan siang bersama Kris di Ba
Matahari telah tertidur digantikan dengan cahaya rembulan yang menyinari bumi. Kelap kelip bintang yang bertaburan di langit menambah keindahan malam hari ini.Di tengah taman belakang rumah terdapat satu meja bundar berwarna putih dengan hidangan makan malam di atasnya lengkap dengan dua kursi dengan warna senada yang saling berhadapan satu sama. Kursi tersebut telah diduduki oleh sepasang suami istri mengenakan pakaian kasual. Tidak lupa sang suami membawa sebuket bunga yang di sembunyikan di tangan kanannya.Kunang-kunang yang berkelap-kelip di sekitar mereka tempati membuat nuansa makan malam ini terkesan romantis dan berwarna."Untukmu," ucap sang suami sambil memberikan sebuket bunga dan langsung diterima oleh sang istri."Ya ampun, Kris. Kalau ngasih itu bunga bank bukannya bunga mawar merah," ucap Riri sambil menghirup aroma bunga yang berada di tangannya."Kalau kamu tidak suka buang saja," ucap Kris ketus sambil memalingkan wajahnya.Riri langsung mengelus punggung tangan Kr
Satu tahun kemudian.Matahari masih merayap untuk terbit dari timur. Namun langkah tergesa-gesa tertuju pada seorang Pria mengenakan jas lengkap dengan sepatu pantofel nya keluar dari rumah berlantai dua dengan arsitektur bangunan bergaya Eropa bercat dominan putih."Asoka, kamu mau kemana lagi sih," ucap Indah mencoba mengejar langkah kaki panjang suaminya.Asoka tidak mengindahkan panggilan istrinya.Indah mempercepat langkahnya dan langsung memegangi tangan kiri Asoka sukses membuat Asoka menghentikan langkahnya, "Aku berbicara sama kamu," ucapnya yang telah berdiri didepannya."Lepas." Satu kata yang keluar dari mulutnya dengan nada datar."Tidak. Sebelum kamu memberitahu mau kemana kamu," ucapnya langsung memeluk Asoka dari belakang.Asoka langsung menyingkirkan pelukan Indah seperti meniup debu yang tertempel di jas nya yang mahal, "Itu bukan urusanmu." Asoka segera melanjutkan kembali langkahnya menuju mobilnya yang telah terparkir di halaman rumah."Jelas ini urusanku. Aku ini
Di salahsatu taman di belakang rumahnya, Asoka tengah menunggu seseorang. Seseorang yang membuat hidupnya seketika berantakan."Beb, tumben kamu nyariin aku, ada apa?" tanya seorang wanita berperut besar mengenakan baju daster selutut berwarna pink dengan pita kecil berwarna kuning keemasan melingkar di depan perutnya.Plakkk...Tanpa ba-bi-bu Asoka melayangkan tamparan ke arah pipi kanan wanita di sampingnya sampai tersungkur ke lantai.Asoka mendekati wanita itu dan berjongkok di depannya, "Lancang sekali kamu mempermalukan Manisku," ucapnya sambil menatap wanita yang telah menjadi istrinya tersebut."Siapa yang kamu maksud, Beb?" tanya wanita tersebut ialah Indah."Jangan berani-berani lagi kamu memanggilku sebutan itu, kalau kamu masih sayang dengan nyawamu," ucap Asoka sambil mengelus lembut perut Indah. Indah mendapat perlakuan itu langsung menyilangkan kedua tangannya didepan perutnya."Tapi aku tidak-" belum selesai Indah membela dirinya langsung dipotong oleh Asoka, "Apa kamu
Setelah kepergian Angel dan teman-temannya terutama Indah. Mereka langsung menyantap hidangan yang disajikan oleh restoran itu. Restoran yang menyajikan olahan makanan laut dan beberapa olahan makanan lain dari beberapa belahan negeri lainnya."Heran itu nenek lampir, mulutnya seperti gak ada rem nya," gerutu Hasna disepanjang Dia memakan sushi di depannya."Sudahlah Na, jangan diperpanjang lagi masalahnya," ucap Riri dengan nada lembut."Ini nih, kamu itu terlalu lembek. Jadi itu nenek lampir tambah ngelunjak," jawab Hasna ketus.Riri hanya mendengarkan tanpa berniat merespon namun kepalanya menggeleng sejenak akan kelakuan sahabatnya itu.Setelah perbicangan singkat itu, Kris menggenggam tangan Riri, Riri yang merasakan itu langsung melirik ke arah Kris, "Ri, aku mau ke toilet sebentar," ucapnya seakan menjadi cicitan kecil yang terdengar oleh mereka saja."Oh, yuk aku antar," jawab Riri singkat."Tidak perlu. Aku bisa sendiri," tolak Kris sambil mengambil air putih untuk membasahi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.