All Chapters of Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR : Chapter 21 - Chapter 30
88 Chapters
Bab 21
Indra memang datang bersama beberapa Dewa bawahannya, walau mereka tidak sekuat dirinya, tetapi mereka masih bisa melawan para monster kelelawar.SwuzzJeger!Jeger!Sihir petir bawahan Indra membunuh satu per satu monster kelelawar yang terus bermunculan dari portal dimensi.Indra juga tidak mau kalah, setelah membantu Bikely berdiri dia kembali menyerang para monster kelelawar tersebut dengan membabi buta."Hancurlah kalian semua!" seru Indra penuh penekanan.Tralap!Jeger!Jeger!Petir-petir Indra bersahutan dengan petir bawahannya, menciptakan pemandangan mengerikan di langit, dimana para monster kelelawar hancur saat terkena petir-petir tersebut.Bikely juga tidak mau kalah dia mengeluarkan busur sihir, karena merasa bisa melakukan serangan jarak jauh setelah Indra dan bawahannya memberikan ruang.SwuzzSwuzzAnak panah sihir waktu melesat—mengincar kepala para monster kelelawar yang langsung membuat tubuh mereka kebentuk sebelum menjadi seperti sekarang hingga kemudian menghilan
Read more
Bab 22
Sementara Yama yang sama sekali tidak menghindari serangan Alagar, dia terlihat baik-baik saja, bahkan ia mencoba mengerti strategi Alagar yang sebenarnya tidak mengejarnya.Alagar telah merancang rencananya dengan menghabisi ribuan monster kelelawar menggunakan pedang sihirnya. Setelah semua monster kelelawar berhasil dikalahkan, langit yang tadinya gelap mulai cerah kembali. Bikely, Indra, dan bawahan Dewanya terkesima saat melihat kekuatan Alagar yang begitu luar biasa. Dari kejauhan, mereka menatap Alagar yang dengan mudah menghilangkan ribuan pedang sihir miliknya. Mereka merasa takjub sekaligus takut karena kekuatan Alagar sudah di luar pemahaman mereka sebagai Dewa. "Meskipun, Alagar hanyalah manusia biasa. Mengapa kekuatannya begitu luar biasa?" gumam Indra dengan bingung. Mereka berharap untuk bisa mengungkap rahasia kekuatan Alagar agar bisa menjadi lebih baik. Karena mereka pikir kemampuan Alagar bisa mengganggu kestabilan dunia."Pantas saja banyak Dewa yang marah padan
Read more
Bab 23
Alagar membalikkan badan, saat Indra berkata ingin mengikuti nya, menatap Dewa pemimpin Istana petir itu dengan tajam lantas berkata, "kau bilang ingin mengikutiku?"Mata Alagar menyala, penuh kemarahan dan kekecewaan. Indra, yang terkejut dengan reaksi Alagar, mencoba menjelaskan diri. Namun, Alagar tak memberi kesempatan untuk itu. Ia melangkah mendekat ke Indra, hingga wajah mereka hanya berjarak sejengkal saja."Dulu dimana kalian di saat aku mendapatkan perlakuan tidak adil? Asal kalian tahu saja aku tidak takut sama sekali walau harus melawan seluruh Dewa kayangan, jika mereka berani menghancurkan Bumi!" ujar Alagar dengan suara yang bergetar penuh emosi.Indra merasa tertekan oleh tatapan tajam Alagar, serta kata-kata yang menusuk hatinya. Ia sadar bahwa Alagar telah merasakan pengkhianatan dan kekecewaan yang mendalam. Namun, Indra ingin membantu Alagar dan memperbaiki kesalahan yang telah terjadi."Alagar, aku mengerti perasaanmu. Aku ingin membantumu, biarkan aku mengikuti l
Read more
Bab 24
Di hadapan dua sahabat Viona Alagar berdiri tegak dengan wajah serius. Di sebelahnya, Viona yang takut dan gugup merasa tak bisa bergerak. Clinton dan Hendri, dua sahabat Viona, takjub dan bingung dengan apa yang baru saja terjadi."Ya, aku dan Viona memang memiliki hubungan khusus," ujar Alagar dengan suara yang tegas dan lantang, mengulangi perkataannya, mendengar kedua kali pengakuan Alagar membuat Clinton dan Hendri seketika terdiam dan menatap mereka dengan penuh penasaran.Viona menatap Alagar dengan mata berkaca-kaca, hatinya berdebar kencang. Dia tidak tahu harus merasa senang atau khawatir. Ini bukanlah sesuatu yang dia inginkan, karena dia tahu betul akibat yang mungkin akan terjadi jika hubungan mereka terbongkar.Clinton dan Hendri, yang awalnya hanya ingin memastikan kabar tentang hubungan Viona dan Alagar, kini terdiam bingung.Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa pemilik universitas tempat mereka berkuliah akan mengakui hubungannya dengan Viona begitu saja di depan
Read more
Bab 25
Sementara Alagar dan Viona sedang mulai menjalin hubungan asmaranya lagi di Bumi—mereka berdua saling bertatapan, penuh dengan rasa cinta yang tulus dan hangat. Tangan mereka saling berpegangan erat, seolah tak ingin melepaskan satu sama lain lagi.Di kayangan, tiga Dewa yang bekerja sama untuk menghabisi Alagar tampak murka dan frustasi. Mereka telah melepaskan Setan, sosok paling mengerikan dari neraka terdalam untuk melawan Alagar dan para Dewa yang mendukungnya. Namun, mereka tidak pernah menyangka bahwa Alagar dan para Dewa pendukungnya akan mampu mengalahkan Setan tersebut."Kita harus menemukan cara lain untuk menghentikan Alagar," ujar Dewa pertama dengan suara berat dan nada marah."Sudah saatnya kita menggunakan cara yang lebih kejam untuk memisahkan mereka," timpal Dewa kedua dengan senyum yang licik.Dewa ketiga yang selama ini diam, akhirnya mengangkat suaranya, "Kita harus berhati-hati. Alagar dan para Dewa yang mendukungnya ternyata lebih kuat dari yang kita kira. Ja
Read more
Bab 26
Viona menatap Alagar dengan pandangan penuh curiga, keningnya mengerut dan bibirnya terkatup rapat. Alagar, dengan wajah serius, menawarkan janji pernikahan yang menggoda, namun Viona merasa ragu. Hubungan mereka baru berjalan beberapa hari dan meskipun Alagar memiliki kekayaan yang melimpah serta kemampuan di luar nalar manusia, Viona tidak ingin terburu-buru dalam menentukan pilihan hidupnya."Apakah kamu benar-benar serius, Alagar?" tanya Viona dengan nada suara yang ragu, matanya menatap dalam ke dalam mata Alagar, mencari kebenaran di balik kata-katanya.Alagar mengangguk mantap, "Aku serius, Viona. Aku tahu hubungan kita baru berjalan beberapa hari, tetapi aku yakin kita bisa menjalani hidup bersama. Aku akan menjaga dan melindungimu sepanjang hidupku."Viona menelan ludah, merasa dilema. Di satu sisi, dia mulai merasakan ada perasaan yang tumbuh di hatinya terhadap Alagar, namun di sisi lain, dia tidak ingin tergesa-gesa dalam membuat keputusan penting ini. Dia merasa perlu wa
Read more
Bab 27
Tiga Dewa pembenci Alagar melangkah masuk ke dalam Istana Api, tempat di mana Dewa Matahari, sang pengguna elemen api terkuat, berkuasa. Istana yang megah dan anggun ini didominasi oleh nuansa merah, oranye, dan kuning, mencerminkan kekuatan dan kehangatan api yang mengalir dalam setiap sudut bangunan. Dinding-dinding istana terbuat dari batu bata yang dilapisi oleh perak, menciptakan kilauan yang bercahaya seolah menyala saat terkena sinar matahari.Di dalam istana, lantai marmer yang bersih dan mulus menciptakan jalan setapak bagi para penghuni, dipenuhi dengan ornamen-ornamen emas yang menggambarkan fenomena alam seperti gunung berapi, badai pasir, dan letusan matahari. Di langit-langit, lukisan indah yang menggambarkan Dewa Matahari dalam berbagai aksi heroik menghiasi ruangan, membangkitkan rasa kagum dan takjub pada siapa pun yang memandangnya.Di tengah istana, terdapat aula utama yang luas, di mana takhta Dewa Matahari berdiri dengan megah. Takhta ini terbuat dari emas murn
Read more
Bab 28
Ketegangan memuncak ketika Ankara, Baruna, dan Brata menghunus senjata mereka, bersiap menghadapi empat monster api yang dikeluarkan oleh Dewa Matahari.Panas menyengat dan semburan api yang menguap di udara membuat mereka berkeringat dan merasa terbakar. Namun, ketiganya tetap teguh berdiri, siap melindungi dunia dari ancaman yang akan menimpa.Dewa Matahari menatap ketiganya dengan pandangan tajam, seolah menilai kemampuan mereka untuk menghadapi monster api yang baru saja dia ciptakan.Namun, ketika mereka bersiap mengayunkan senjata mereka, Dewa Matahari mengangkat tangannya, menghentikan pertarungan yang hampir terjadi. "Tunggu!" teriaknya dengan suara yang menggelegar, membuat ketiganya terkejut."Tak perlu kita bertarung, Ankara, Baruna, dan Brata," ujar Dewa Matahari, suaranya kini lebih lembut namun tetap berwibawa. "Aku tak akan menghalangi kalian. Bahkan, aku akan membantu kalian untuk melenyapkan Alagar, manusia rendahan itu harus dilenyapkan!"Wajah ketiga dewa itu menunj
Read more
Bab 29
Di tengah dimensi balung terdapat Dewa Agung, dan bawahannya yang masih tertekan oleh energi sihir Alagar yang begitu kuat. Tatapan mata Alagar yang tajam dan penuh kecurigaan, masih tertuju pada Dewa Agung. Bagaimanapun, Alagar masih tidak percaya dengan kehadiran Dewa Agung yang merupakan entitas terkuat di kayangan. Karena beberapa hari belakangan banyak Dewa lain yang telah berusaha memburu dan mencabut nyawa Alagar sebelumnya.Namun, di balik ketidakpercayaan itu, tersembunyi harapan Dewa Agung untuk menjalin hubungan baik dengan Alagar. Ternyata, tujuan kedatangan Dewa Agung adalah untuk mengulurkan tangan persahabatan kepada Alagar dan memberinya sebuah hadiah berupa pedang naga yang legendaris.Perlahan-lahan, Dewa Agung mengulurkan tangannya yang berisi pedang naga tersebut. Kilauan pedang itu begitu mempesona, menggambarkan kekuatan yang terkandung di dalamnya. Alagar masih merasa ragu, namun melihat pedang naga membuat dia membelalakkan mata tidak percaya."Alagar, percay
Read more
Bab 30
Alagar menatap pedang Naga di tangannya dengan tatapan takjub. Pedang yang tadinya berwarna hitam legam kini berubah, memiliki corak merah yang memenuhi punggung dan gagang pedangnya. Warnanya terasa begitu hidup dan bersemangat, mengingatkannya pada masa lalu ketika dirinya masih menjadi panglima perang pada jaman Austronesia yang dihormati dan ditakuti. Senyum kebahagiaan dan kelegaan terukir di wajah Alagar, mata berbinar seperti sedang menyaksikan keajaiban. Dia menghela napas panjang, merasakan kekuatan yang mengalir dalam dirinya kembali muncul. Tubuhnya bergetar penuh semangat, seperti ingin berteriak kepada dunia bahwa ia kembali menjadi dirinya yang dulu.Dalam hati, Alagar merasa bangga dan bersyukur. Pedang Naga telah kembali ke keadaan semula, yang menandakan bahwa ia telah berhasil melewati rintangan dan ujian.Dengan lembut, Alagar mengusap gagang pedang, mengecap setiap detail yang ada. Ia merasa terhubung kembali dengan senjata yang begitu lama menjadi bagian dari j
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status