Lahat ng Kabanata ng Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR : Kabanata 11 - Kabanata 20
97 Kabanata
Bab 11
Malam harinya di kapal pesiar tempat pesta berlangsung. Terlihat Alagar sedang bersama Pricilia berada di dek atas menatap orang-orang yang mulai berdatangan ke kapal pesiar tersebut.Alagar menyesap anggur yang sedang dipegangnya, lantas buka bertanya, "dimana Ibu Pricil? Tumben sekali dia tidak datang lebih awal untuk menyambut mereka?""Entahlah, aku juga tidak melihatnya dari tadi," jawab Pricil sembari menggendikan bahu dan memperhatikan pria yang di sukainya tersebut.Alagar masih memperhatikan orang-orang yang ada dibawah, tampak sang Ayah sedang mengobrol dengan rekan-rekan bisnisnya sembari tertawa-tawa."Apa pencitraan sepenting itu bagi mereka?" tanya Alagar lagi yang melihat kalau semua orang di sana sedang menjilat orang tuanya.Pricillia reflek menoleh ketempat Alagar memandang, wanita itu tersenyum tipis. "Bukankah kamu sudah tahu jawabannya? Kalau tidak seperti itu, mana bisa mereka menjalin sebuah relasi?"Alagar menghela napas, menyesap anggurnya lagi kemudian berbic
Magbasa pa
Bab 12
Alagar dan Viona sampai di dek atas kapal pesiar, melepaskan cekalan tangannya dan menatap gadis itu dengan seksama.Terlihat sedikit semburat wajah sedih Alagar ketika memperhatikan Viona dengan seksama. Berbeda dengan Alagar yang sedang memperhatikan wanita didepannya itu.Viona menundukkan kepala tidak berani menatap Alagar sama sekali, masih takut dengan pria yang baru berhadapan langsung dengannya tersebut."Siapa dia, Alagar?" tegur Pricilia yang memang berada di dek atas.Alagar segera tersadar, lantas menjawab, "Dia ... t-temanku.""Teman?" Pricilia menatap Viona dari atas sampai bawah, kemudian menatap Alagar menyelidik. "Sejak kapan kamu punya teman?"Alagar bingung mau menjawab apa, pasalnya ini pertama kalinya dia bertemu langsung dengan Viona yang entah kenapa bisa datang ke pesta bersama sang Ibu.Kruyuk ....Terdengar suara perut Viona berbunyi, sontak saja Alagar dan Pricilia langsung menoleh ke arah Viona sambil mengerutkan kening.Viona memegangi perut sambil terseny
Magbasa pa
Bab 13
Alagar menatap kehadiran Dewa penjaga Neraka, sosok yang dulu pernah terlibat atas penyegelan dirinya.Sosok tersebut datang bersama dua bawahan setianya yang berdiri melayang dibelakang Tuannya tersebut."Hahahaha ... ternyata rumor itu benar, kau bisa bereinkarnasi kembali menjadi manusia Alagar!" seru Dewa penjaga neraka sambil tertawa keras.Alagar hanya menatap tajam Dewa tersebut tanpa berbicara, mengingat kejadian saat dirinya di segel dalam dimensi kegelapan.Bikely yang mulai merasakan energi sihir Alagar melonjak naik langsung menoleh, sosok Dewi waktu tersebut melihat raut wajah kebencian Alagar."Hooh ... kau pikir bisa mengalahkanku dengan tubuh manusiamu itu, Alagar? Ketahuilah batasanmu, cepat atau lambat kau akan kembali terbunuh, setelah keberadaanmu diketahui yang lain!" ujar Dewa penjaga Neraka percaya diri.Alagar merapal mantra sihir, Yama dan Yami keluar dari portal sihir yang Alagar ciptakan. Dua sosok Dewa Kematian tersebut tanpa bertanya langsung melesat ke ar
Magbasa pa
Bab 14
Waktu kembali berjalan dengan normal stelah Nagra sudah Alagar masukan ke dimensi balung bersama Yama dan Yami. Alagar menghampiri Bikely yang telah membantunya menghentikan Nagra.Semua orang yang berada di kapal pesiar tidak mengetahui kalau tadi ada serangan besar, mereka semua tidak melihatnya karena berhenti bergerak."Jangan menganggap remeh Herda, Alagar! Kau tahu sendiri dia bagaimana, bukan?" tegur Bikely mengingatkan."Apa itu penting buatku? Lagi pula apa dia Sudi menurunkan harga dirinya melawan manusia sepertiku?" tanya Alagar santai.Bikely menghela napas, menunjuk Viona. "Lihatlah, dari sini saja aku tahu kalau wanita itu berhubungan dengannya, apa kau pikir Herda tidak mengetahuinya?""Sudahlah, lebih baik kau kembali ke kediamanmu, jangan ikut campur dengan urusan dunia manusia," ucap Alagar tidak peduli.Bikely mengepalkan tangannya, sedari dulu Alagar memang tidak pernah percaya dengan kata-katanya. Namun, Dewi waktu itu menyadari kalau Alagar memperlakukannya seper
Magbasa pa
Bab 15
Alagar menunggu Viona menjawab, masih memegang kedua tangan Viona penuh harap, dia tidak ingin kejadian sewaktu dulu terulang kembali. Tak mampu menjaga orang yang dicintainya.Viona menghirup napas dalam-dalam kemudian membuangnya, dia kemudian buka suara. "Apa Tuan muda berjanji akan kata-kata Anda?""Tentu, aku tidak pernah menarik kata-kataku," jawab Alagar mantap."Kalau begitu, bolehkan saya berbicara biasa saja, tidak formal seperti sekarang?" tanya Viona memastikan.Alagar menganggukkan kepalanya, menandakan tidak keberadaanmu kalau Viona berbicara biasa saja dengan dirinya.Viona mengulas senyum menawan, lantas bertanya lagi. "Apakah ada alasan kusus, kenapa kamu tiba-tiba mengatakan hal ini padaku?"Alagar melepaskan genggaman tangannya, kemudian mengeluarkan sebuah cincin yang terbuat dari batu giok murni dengan ukiran naga menyelimuti seluruh cincin.Alagar meraih tangan Viona bermaksud mengenakan cincin tersebut di jari manisnya. Namun, Viona menarik tangannya, tidak mau
Magbasa pa
Bab 16
Alagar sebenarnya menyadari ada sosok yang memperhatikan energi sihir di atasnya. Namun, dia membiarkannya, mengingat Viona sudah mengenakan cincin pemberiannya yang sudah dirinya beri sebuah sihir perlindungan.Setelah sedikit jauh dari kediaman Viona, Alagar menghentikan mobilnya dan menatap ke langit, dimana sosok yang mengenakan pakaian serba merah itu sedang memperhatikan rumah Viona."Cih, cepat sekali mereka mengetahui keberadaan kami, setelah aku merasakan energi sihirku," gumam Alagar sedikit kesal.Alagar mengusap cincin yang dirinya kenakan, tampak sorot matanya berubah menjadi sangat tajam, seolah ingin membunuh sosok tersebut.Sementara itu di kamar Viona berada, terlihat gadis itu masih mencerna apa yang dilihatnya sewaktu di dalam mobil Alagar. Dia duduk di kursi belajarnya sambil menatap cincin pemberian Alagar."Sebenarnya kau siapa, Alagar?" gumam Viona pada dirinya sendiri.Viona tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan seperti sekarang, dimana tiba-tiba ada anak
Magbasa pa
Bab 17
Kedatangan Alagar dan Viona yang bersamaan ke kafe dekat Universitas, membuat geger seluruh Universitas, hingga hidup keduanya berkencan pun langsung tersebar luas.Terlihat Viona sedang bersama dua sahabatnya, Clinton dan Hendri di taman kampus, setelah dia selesai sarapan dengan Alagar.Clinton dan Hendri terlihat memandangi Viona yang sedang duduk termenung memikirkan gosip dirinya yang berkencan dengan Alagar sudah didengar seluruh Universitas."Kau serius kencan dengan Tuan muda Ruiz, Vi?" tanya Hendri datar."Mengagumkan, kau menolak berbagai pria dan lebih memilih pria yang akan memberimu ribuan tekanan. Wah ... selamat Vi," timpal Clinton sambil tepuk tangan.Viona menghela napas panjang, mengacak-acak rambutnya sambil merajuk. "Kenapa nasibku jadi begini?""Loh, bukannya bagus mengencani Tuan muda Ruiz, kau bisa minta apa pun pada dia," celetuk Hendri dengan polosnya."Kau pikir semudah itu? Lihat mereka, seolah ingin membunuhku," jawab Viona sambil menunjuk beberapa gadis ya
Magbasa pa
Bab 18
Saat langit tiba-tiba berubah menjadi gelap. Viona dan dua sahabatnya reflek mendongak ke atas."Apa yang terjadi?" tanya Clinton sembari menatap langit."Apakah akan terjadi badai?" timpal Hendri.Sementara kedua sahabatnya saling bertanya satu sama lain, karena baru kali ini melihat langit siang hari langsung gelap gulita bagaikan malam hari itu.Alagar muncul di dekat Viona, mencekal lengan wanita itu, hingga membuat Viona terkejut dengan kehadirannya tiba-tiba."Cepat masuk ke dalam gedung, apa pun yang terjadi jangan keluar dari sana!" perintah Alagar keras.Namun, bukannya langsung menuruti perintah Alagar, Viona dan dua sahabatnya malah bengong menatap Alagar dengan bingung.Tralap!Jeger!Terdengar suara gemuruh petir besar yang menyambar salah satu pohon dihalaman Universitas, membuat pohon tersebut langsung terbakar.Viona dan kedua sahabatnya reflek terkejut dengan apa yang terjadi dengan pohon tersebut.Tiba-tiba muncul portal-portal teleportasi dengan jumlah banyak di ata
Magbasa pa
Bab 19
Setan seharusnya tidak bisa keluar dari neraka terdalam, dia di segel karena melakukan berbagai kejahatan.Kehadiran Setan di dunia fana di yakini Alagar ada campur tangan para Dewa yang membencinya. Terutama Herdas sosok Dewa yang mengawasi seluruh Neraka.Herdas memang terlibat dalam kasus penyegelan Alagar di dimensi kehampaan waktu dulu. Besar kemungkinan Herdas melepaskan Setan untuk memburu Alagar.Para Dewa pembenci Alagar seolah langsung memberikan peringatan setelah tahu kalau Alagar telah bereinkarnasi.***Alagar menatap Setan yang sedang menyeringai sambil memperhatikannya dengan sorot mata ingin membunuh."Jadi kau, mahluk rendahan yang ditakuti para Dewa bodoh itu?" tanya Setan dengan suara beratnya."Sepertinya aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu, bukan?" Alagar balas bertanya dengan santai."Hahaha ... menarik! Mahluk rendahan sepertimu bisa memiliki kepercayaan diri yang besar. Mari kita lihat, sampai sejauh mana kepercayaan dirimu itu!" seru Setan sambil tertawa.S
Magbasa pa
Bab 20
Skala serangan Setan bertambah menjadi besar, ledakan yang di akibatkan juga bertambah sangat besar.Seluruh perisai tugas elemen sihir Alagar sampai tidak dapat terlihat lagi oleh serangan-serangan yang dilakukan Setan.Di kayangan berada sosok tiga Dewa pembenci Alagar sedang memperhatikan pertarungan mereka dari layar sihir yang mereka ciptakan.Tampak ketiga Dewa itu sangat serius melihat pertarungan tersebut, karena mereka ingin melihat sudah sejauh apa kekuatan Alagar.Mata ketiganya membelalak lebar, terkejut saat melihat serangan Setan yang begitu besar tidak dapat menembus perisai tiga elemen milik Alagar."Tidak mungkin, bagaimana bisa dengan tubuh manusianya dia bisa memiliki kekuatan sebesar itu?" ujar salah satu Dewa pembenci Alagar."Aku yakin, ada sosok yang mentransfer kekuatan padanya, tidak mungkin tubuh manusia dapat mengeluarkan energi sihir sebesar itu," timpal Dewa lainnya."Aku setuju denganmu, energi sihir yang kita deteksi darinya juga sangat kecil, mustahil d
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status