Semua Bab BERITA VIRAL ISTRI DAN ANAKKU YANG JADI PEMULUNG: Bab 41 - Bab 50
79 Bab
Bisnis skincare abal-abal
“Senang sekali rasanya bisa bertemu dengan kalian berdua. gimana kabarnya? Dan gimana? Enak nggak menginap di balik jeruji besi? Apa tidur kalian semalaman nyenyak?” tegur Sita saat menyambangi Fahmi dan Miska di kantor polisi. Namun, bukan dengan rasa iba melainkan dengan kalimat sombongnya. Tatapan Sita seolah mengejek Fahmi dan Miska seraya berkata dalam hatinya, “Mamvus kalian! Emang enak di penjara. Salah siapa bikin huru-hara padaku.”Sementara itu tatapan Miska pada Sita tampak nyalang. Wanita itu sejatinya geram sebab karena Sita rencananya hancur berantakan. Kini, ia harus merelakan tanah yang dibelikan Fahmi untuknya. Sita memang benar-benar licik, begitu kiranya dalam hati Miska. “Tidak segampang itu kalian bisa menyakitiku, dan aku bisa melakukan yang lebih parah dari ini pada kalian. Tapi ya karena mengingat aku juga punya dua orang anak akhirnya aku hanya memberi kalian hukuman seperti ini saja. Betewe ani baswey aku sedang senang nih, Mas. Karena Ibumu menepati janjin
Baca selengkapnya
Tragedi motor baru
“A-apa, Sit? Oplosan?!” Bu Nurma terpekik, Sita langsung menutup mulut sang ibu pasalnya mer3ka sekarang masih berada di dalam taksi online menuju ke rumah setelah dari mall. Supir taksi sejak tadi mereka mengobrol sudah lirik-lirik dari kaca spion. “Ssttt jangan kenceng-kenceng nanti dia dengar. Ibu nib aneh-aneh aja deh ah.” Sita berbisik di telinga sang ibu. “Ya habisnya jamu bikin ibu kaget aja sih, Sit.”“Heh kamu! Ngapain kamu lihat-lihat ke sini! Sana liat ke depan aja nanti nabrak malah berabe urusannya.” Sebelum menjawab ucapan sang ibu, Sita menghardik supir taksi. Pasalnya Sita mendapati si supir sedang mengamati ia dan ibunya. “Maaf, Mbak, habisnya kaget tadi ibunya teriak sih.”“Udah sana fokus sama jalanan aja!” Akhirnya sopir itu pun terdiam dan kembali fokus ke jalanan. “Jadi gimana maksud kamu? Coba ulangi? Ibu kurang paham?” tnya bu Nurma lagi di telinga Sita. “Sstt nanti aja kalau udah sampe rumah. Males aku urusan sama orang rempong,” jawab Sita sembari meliri
Baca selengkapnya
Jumat berkah jadi jumat musibah
“Aaaaaa tolong ….Karena suara teriakan Sita dan motornya yang menimbulkan berisik tentu saja membuat orang-orang yang sedang ada di sawah menoleh ke arahnya. Namun, bukannya membantu justru mereka tertawa. Bagaimana tidak sebab wajah Sita belepotan lumpur dan hampir seluruh badannya kotor dengan lumpur. Sita berdiri dan berniat untuk mengangkat motornya dari kubangan lumpur, tetapi sia-sia sebab mtootnya berat ditambah ada di dalam lumpur yang membuatnya tambah berat. Akhirnya mau tidak mau Sita pun meminta bantuan dari para petani yang sekarang sudah ada di dekatnya. “Heh kalian lihatin apa?! Nih bantuin naikin motor aku! Kenapa malh pada ngeliatin aja!” Sita memang meminta tolong pada orang-orang itu, tetapi tidak dengan bahasa dan tutur kata yang lembut melainkan dengan marah-marah. Tentu saja orang-orang itu jadi enggan dan berbalik meninggalkan Sita. “Lho heh kalian mau ke man?! Buruan kembali dan ini bantu angkat motornya!”“Najis! Daripada bantuin orang modelan kamu yang se
Baca selengkapnya
Bahan-bahan kadaluarsa
Mila geram mendengar bu Markonah mengancam seperti itu. Dia maju, tak dihiraukannya lagi larangan Amel. Mila justru meminta Amel masuk ke dalam mobil terlebih dahulu agar Arka tidak melihat perkelahian dirinya dan by Markinah karena ia yakin setelah ini akan ada pertempuran sengit seperti yang sudah-sudah. “Coba kamu katakan sekali lagi tadi ucapanmu barusan?” tanya Mila setelah Amel dan Arka ada di dalam mobil dengan kondisi pintu tertutup dan ac mobil menyala. Mila jug menyingsingkan lengan bajunya. “Apa? Kamu budek emang nya sampe gak denger apa yang kukatakan tadi? Aku ini senior di sini jadi seharusnya dikasih lebih banyak. Tiga untukku karena anakku jug ada tiga.” Bukannya takut, Bu Markonah justru menantang Mila. Jelas saja Mila senang sebab sejak kemarin ia memang ingin melampiaskan amarah. Udahlah masalah dengan tetangga, masalah juga dengan mertuanya yang selalu menuntutnya untuk segera hamil. Bahkan, mertuanya Mila juga selalu ngompor-ngomporin sang anak untuk menikah la
Baca selengkapnya
Prahara make up racikan
“Astaga Ibu ngagetin aja, aku lagi sibuk nih. Hampir saja jantungan aku, Bu. kalau sampai orang lain yang datang kan bisa berabe urusannya. Ada apa sih? Ngapain teriak-teriak? Kan bisa ucap salam dulu, atau ngasih kode dulu biar aku nya enggak panik.” Sita kesal, pasalnya Baju yang ia kenakan terkena percikan bahan racikannya karena terkejut. Salahnya juga yang tidak menutup pintu rumah sehingga sang ibu bisa langsung masuk. “Kamu ngapain sih? Kok campur-campur gitu?” tanya Bu Nurma pada Sita.Langsung saja Sita menarik tangan Bu Nurma dan ia menutup pintu sembari celingukan takut kalau ada yang melihat dan mendengar mereka. Tentu saja Sita tidak ingin usahanya gagal. Setelah dipastikan kondisinya aman Sita alu berkata, “Sst, jangan berisik nanti kedengaran orang. Ibu bikin heboh aja sih, tenang dikit dong.” Bu Nurma melirik kanan kiri sekiranya ada yang melihat ataukah tidak. “Ya habisnya kamu sibuk banget, kamu ngapain sih? Serius amat sampai nggak tau ibu dateng padahal ibu
Baca selengkapnya
Semua bisa diatasi
“Keluar kamu sita, atau kami hancurkan seisi tokomu ini!” Sita dan Bu Nurma saling pandang. Keduanya bingung dengan apa yang terjadi di luar sana. “Bu ada apa ya kok ribut-ribut? Kenapa namaku dipanggil-panggil ya, Bu?” tanya Sita pada sang ibu. Pasalnya ia juga takut meski untuk sekedar menebak saja. “Bu! Ditanyain kok diam sih?”“His! Ya mana Ibu tau, Sit, kan dari tadi Ibu di sini sama kamu belum ke mana mana. Coba sana kamu temui mereka ada apa sampai marah-marah begitu. Kalau nggak ditemui bisa-bisa tambah ramai orang yang datang dan bakal semakin heboh ntar.” Ucapan Bu Nurma tentu saja membuat Sita semakin takut. “Duh, ibu deh yang ngintip coba ada apa di luar.”“Gak ah, Ibu juga takut nih. Dah sana kamu ngintipin dulu. Ibu ngekor di belakangmu.”“Ah Ibu mah gak asik!”Sita pada akhirnya terpaksa berjalan menuju pintu depan, dia menyibakkan hordeng karena kebetulan toko hari itu baru saja tutup saat Sita pulang berbelanja tadi. Baik itu rolling door, dan juga tirai semuanya
Baca selengkapnya
Hamil?
Hari ini sperti biasa Ibu rumah tangga pada umumnya, Amel selalu menyiapkan sarapan pagi untuk Bayu dan Arka. Tidak lupa dia selalu mempersiapkan segala sesuatunya untuk Bayu sebelum berangkat kerja.Bayu tersenyum manis sesaat setelah Amel tengah mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat sarapan. Entahlah, menurut Bayu, istrinya itu semakin hari semakin cantik dan membuat rasa sayangnya bertambah untuk Amel. “Kenapa kamu senyum-senyum begitu, Mas, ada yang aneh atau lucu di mukaku ya?” tanya Amel sedikit yang sesekali menoleh saat dirinya sedang menata piring-piring dan gelas yang baru saja dicucinya ke atas rak piring. “Enggak ada apa apa, Sayangku. Memangnya nggak boleh ya senyum sama istri sendiri?”“Tentu saja boleh.”Kebahagiaan mereka selalu terpancar dari wajah mereka berdua. Rasa sayang serta cinta kasih yang mereka saling berikan membuat rumah tangga mer3ka sangat harmonis. Amel sangat bahagia mendapatkan suami penyayang sedangkan Bayu rak kalah bahagianya mendapatkan istr
Baca selengkapnya
Sarapan julid
“Mila, tunggu!” Amel tidak bisa menahan Mila yang melangkah cepat sekali menuju apotik. Sementara Amel kembali termenung memikirkan perkataan Mila tentang dirinya yang hamil. “Apa iya aku hamil? Berati Arka bakal punya adik dong.” Perasaan tidak percaya, takut, juga senang menjadi satu. Hatinya bimbang sebab yang ia tau dirinya sedang memakai KB, tetapi kenapa bisa hamil? Terbayang olehnya almarhum Ibu dan ayahnya yang sudah lama pergi meninggalkannya. Seandainya kedua orang tuanya masih hidup tentunya mereka akan ikut merasakan kebahagiaan karena akan memiliki dua cucu. Berkali-kali Amel menghela napas panjang demi menahan sesak di dada. Dia tidak menyalahkan takdir Tuhan. Justru Amel bersyukur karena dianugerahi suami seperti Bayu dan tetangga sekaligus teman seperti Mila. Mila kembali dari apotik dengan binar di wajahnya. Ia tidak sabar menanti Amel keluar dari kamar mandi dan memperlihatkan hasil test pack yang dibelinya. Saat Amel keluar dari kamar mandi, Mila menghadang. W
Baca selengkapnya
Dibawa ke kantor polisi
Kembali terdengar kata-kata dari para tetangga yang lumayan dekat dengan tempat tinggal amel. Amel yang mendengar suara sumbang itu pun menoleh ke area orang tersebut. Langkahnya menjadi terhenti, sesaat dahinya berkerut, pasalnya kali ini didapatinya seorang perempuan yang tidak ia kenal sedang duduk bersama Bu Markonah. Keduanya melirik sinis pada Amel. “Ibu ngomong sama saya atau siapa?” Amel sempat melirik ke kanan dan kiri, tetapi ternyata hanya dirinya yang lewat di depan kedua Ibu-Ibu rempong itu. Jangan celingak-celinguk. ya sama kamu lah, sama siapa lagi? Kenapa? Kamu jadi terganggu dengan omongan saya? Tapi benar kan kamu hamil lagi sementara anak pertamamu masih balita eh udah nambah lagi. Udah nggak sabaran ya?” jelas Bu Markonah meledek Amel karena dia memang suka mencari masalah dengan siapa pun tak peduli orang itu siapa yang penting dia senang dengan menjulid.“Oh Ibu toh kirain setan soalnya saya hanya mendengar suara nggak lihat wujudnya,” ucap Amel pada mereka
Baca selengkapnya
Arisan di rumah Bu Rt
Sita meronta meminta untuk dilepaskan, tetapi Nurma dan yang lainnya tidak mengindahkan permintaan Sita. Mereka teramat geram sebab Sita masih bisa berlaku menyebalkan. Seharusnya Sita meminta maaf dan langsung mengganti rugi bukannya malah mendebat dan mengata-ngatai. “Orang sepertimu pantasnya memang dipenjara! Dasar gak tau malu. Salah bukannya minta maaf malah nantangin!” Brugh! Sita dihempaskan begitu saja oleh Nurma dan teman-temannya di depan petugas yang berjaga hingga petugas itu tergopoh-gopoh menghampiri mereka. “Ada apa ini?” tanya petugas tersebut. “Ini lho, Pak, dia itu penipu. Tangkap sja, Pak.”“Penipu apa?”“Jual skincare dan kosmetik abal-abal, Pak.”“Kalau begitu bawa masuk ke salah satu dari kalian bikin laporan dulu.” Mereka mengangguk kemudian berbagi tugas melakukan apa yang polisi tadi perintahkan. ***Ddrrtt. Ddrrtt. “Ck, siapa sih jam segini waktunya ornag istirahat ganggu aja!” Bu Nurma menggerutu. Wnita yang namanya sama dengan nama perrmpuan yang b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status