Semua Bab Pengasuh Kesayangan CEO: Bab 31 - Bab 40
97 Bab
Bab 30
"Bukankah kamu Maya? Mengapa kamu di sini?" tanya laki-laki tersebut. Seorang laki-laki tinggi berkulit sawo matang dengan rambut panjang diikat ke belakang."Lho mengapa kamu juga di sini? Bukankah ini kost putri?" tanya Maya balik."Aku anak pemilik kost ini," jawab Firman. Laki-laki yang ditemuinya di bis. Bahkan mereka duduk bersebelahan."Oh maaf," ucap Maya. Dia menutup wajahnya karena malu. Dia berlalu menuju pintu samping yang merupakan jalan khusus anak kost."Hai jangan pergi dulu, kamu pasti anak baru ya?" tanya Firman."Iya dia barusan dua hari kost di sini," kata ibu kost yang muncul di balik pintu. Mungkin gara-gara keributan yang ditimbulkan Firman dan Maya sehingga ibu kost ikut keluar."Maaf saya permisi dulu," ujar Maya segera pergi tidak ingin berlama-lama dengan Firman, laki-laki yang diacuhkan di bis. Selain itu perutnya kita sudah prot s minta diisi. Sejak pagi Maya baru makan sekali.Firman hanya memandang Maya
Baca selengkapnya
Bab 31
Siang itu juga Maya mendapatkan telepon dari resto. Besok pagi dia diminta untuk mengikuti test wawancara. Kalau memang dinyatakan lolos, maka hari itu juga dia harus mengikuti training selama seminggu sebelum dinyatakan diterima."Apa benar sama Maya Estetika?" tanya seseorang perempuan via telepon.Maya sangat yakin itu telepon dari resto Firman. Sebab hanya di resto tersebut Maya melamar pekerjaan dan mencantumkan nomor teleponnya."Iya, saya sendiri," jawab Maya."Jadi begini. Besok pagi pukul 08.00 Anda diminta datang ke resto untuk mengikuti test wawancara. Kalau memang Anda dinyatakan diterima, maka hari itu pula Anda harus mengikuti training selama seminggu," ucap penelepon tersebut."Dengan senang hati. Besok sebelum pukul delapan saya sampai di resto," kata Maya.Dia berjingkrak kegirangan. Setidaknya dia sudah selangkah lagi mendapatkan pekerjaan. Apalagi keputusan diterima atau tidak tergantung Firman, anak ibu kostnya .K
Baca selengkapnya
Bab 32
Pagi sekali Maya sudah bersiap-siap berangkat bekerja. Kali ini dia ingin berangkat sendiri. Dia sangat lelah digosipkan dengan sang pimpinan kepala cabang tersebut. Karena di antara mereka memang tidak terjadi apa-apa."Dia dapat bekerja di sini karena mendekati pimpinan. Lihat masak setiap hari berangkat dsn pergi berdua, " ujar Laila salah seorang pegawai di dapur. Asisten chief."Masak karyawan baru bekerja tiga bulan sudah diangkat jadi kepala waiters. Sedangkan kita yang sudah bertahun-tahun tetap saja di posisi ini," ujar Alya yang juga walters."Kita harus membuat pelajaran terhadap gadis itu," ujar Laila.Mereka pun berbisik untuk membuat rencana. Setelah itu mengangguk tanda setuju. "Hahahaha, aku tidak bisa membayangkan nanti bagaimana malunya dia," ucap Laila lagi."Coba kita lihat nanti, bagaimana reaksi pimpinan. Masak masih akan membela dia," ujar Alya."Kalau mau membela dan tidak memecatnya. Keterlaluan," sahut
Baca selengkapnya
Bab 33
Selanjutnya dia mengambil dompet di tas coklat itu. "Maaf ya saya terpaksa membuka dompet ini untuk mengetahui identitasnya. Dan ternyata milik Maya," ucap Firman.Semua mata tertuju kepada Maya. Termasuk Firman. Dia sangat kaget mendapat kenyataan ini. Gadis yang dia puja ternyata kedapatan mencuri uang milik anak buahnya sendiri."Lagaknya sok alim. Ternyata," ujar Laila. "Dikira cupu ternyata, suhu," timpal Alya."Sudah sudah. Saya kira masalah selesai. Sudah jelas siapa yang ditemukan uang itu di tasnya," ucap Firman."Huuuuuu," teriak karyawan lain seraya membubarkan diri."Maya. Temui saya di ruangan saya. Untuk Delia, ambil uangnya. Jaga hati-hati uangmu. Biar tidak bikin orang lain tertarik untuk mengambilnya, " ujar Firman lagi.Maya hanya bisa pasrah. Matanya memerah usai menangis. Dia sangat malu dianggap telah mencuri uang di tas Delia. Padahal tas Delia yang mana dia tidak tahu.Dengan langkah lunglai Maya me
Baca selengkapnya
Bab 34
"Kamu harus kuat. Kadang hidup tidak sesuai yang kita inginkan," kata Maya seraya merangkul pundak Delia.Setelah berganti baju, Maya melangkah dengan mantap keluar dari resto tersebut. Dia menyalami anak buahnya sesama waiters dan memberi semangat untuk tetap bekerja dengan rajin."Semangat ya. Ada atau tidak ada saya harus tetap semangat," ujar Maya sambil tersenyum. Maya merangkul Salsa dan memberinya semangat.Sementara itu di ruangannya, Firman tampak mondar mandir. Dia sama sekali tidak bermaksud menyuruh Maya untuk keluar dari pekerjaannya. Namun ternyata Maya berpikiran lain. Dan benar-benar memilih resign."Kamu memang keras kepala Maya. Soal harga diri kamu memegang teguh pendirian," ujar Firman dalam hati.Rencananya untuk mendekati Maya juga kandas untuk saat ini. Padahal dia sudah jatuh hati pada pandangan pertama pada gadis itu. Dan ibunya juga sudah mendukung Firman untuk mendekati Maya.Maya berjalan semakin jauh meninggalkan
Baca selengkapnya
Bab 35
Keesokan harinya, Hengky berangkat lebih pagi. Dia akan meminta satpam untuk membuka CCTV di depan ruang karyawan tersebut pada pukul 08.00. Dia ingin tahu siapa yang keluar terakhir setelah Delia keluar. Dan adakah orang lain yang masuk ke ruangan tersebut sebelum kejadian tersebut terungkap. Setelah memarkir motor sport hijau, Hengky tidak langsung masuk ke dalam resto. Dia malah menuju pos satpam di dekat jalan."Pagi Pak Satpam," ujar Hengky mengakrabkan diri."Pagi juga Mas Hengky. Tumben berangkat pagi," sapa satpam balik."Lagi bangun kepagian Pak Satpam," ucap Hengky.Selanjutnya, Hengky duduk di dekat satpam tersebut. "Boleh ya Pak, saya ikut duduk di sini saja. Sebab di dalam masih dipel," ujar Hengky."Malah senang saya. Ada yang nemenin ngobrol. Biasanya hanya main handphone saja. Bosen," kata satpam tersebut."Oiya Pak, untuk urusan CCTV gitu siapa yang boleh membuka?" tanya Hengky memulai aksinya.
Baca selengkapnya
Bab 36
Suara percakapan antara Alya dan Laila terdengar keras di ruangan itu. Keempat orang yang ada di sana mendengarkan rekaman yang diambil Hengky dengan seksama. Bahkan untuk bernafas pun hati-hati agar tidak mengalahkan suara rekaman."Hengky, tolong kirim rekaman itu ke handphone saya," perintah Firman."Baik Pak," kata Hengky."Saya merasa bersalah kepada Maya sudah menuduhnya. Bahkan memperrmalukannya di depan umum," kata Firman. Dia tampak frustasi dengan menarik rambut panjangnya sendiri. Kalau Firman bisa membalikkan waktu ingin rasanya mendengarkan kata-kata Maya saat itu. Yang dengan terang-terangan menolak dituduh sebagai pencuri. "Mengapa aku lupa untuk mengechek CCTV ya, padahal alat ini digunakan untuk menangani hal-hal seperti ini," sesal Firman.Hengky, satpam dan Delia diam saja tidak ada yang menjawab. Mereka juga menyesalkan peristiwa itu yang menyebabkan Maya memilih mengundurkan diri."Pantesan Maya tetap kekeh tidak m
Baca selengkapnya
Bab 37
Sementara itu, pada hari yang sama Maya sedang berjalan kaki menuju sebuah gedung berlantai 15. Di sana dia berencana untuk melamar pekerjaan sebagai tenaga administrasi. Ijazah SMA cukup untuk keperluan itu."Ada perlu apa ya Mbak?" tanya seorang satpam di depan pintu."Mau melamar pekerjaan Pak. Saya dapat info dari medsos perusahaan ini membutuhkan beberapa tenaga kerja baru," kata Maya."Silahkan Mbak menemui HRD kami. Bu Tuti di lantai 10," jelas satpam.Maya menatap ke arah lift. Dia beranjak ke sana untuk naik ke lantai 10 seperti yang dikatakan satpam. "Kalau segitu saya segera menemui Bu Tuti. Permisi Pak," ucap Maya berpamitan.Tidak seberapa lama Maya sampai di lantai 10. Ternyata di sana banyak sekali ruangan yang berjajar. Maya tidak tahu di ruangan mana Bu Tuti berada.  Beruntung seorang karyawan keluar dari salah satu ruangan yang ada di sana."Maaf Mas mau tanya. Ruangan Bu Tuti sebelah mana?" tanya Maya."Oh di r
Baca selengkapnya
Bab 38
Maya menuju lantai 13. Suasana masih sepi saat itu. Karena memang bukan jam istirahat. Yang pertama dituju adalah pantry. Dia akan membersihkan ruangan tersebut. Karena dia ingin ruangan yang nyaman untuk dia bekerja sehari hari.Baru saja dia tiba di sana ternyata telepon pantry berbunyi."Selamat siang. Bersama Maya di sini. Ada yang bisa dibantu?" tanya Maya."Segera buatkan teh hangat untukku. Gulanya sedikit saja," kata orang yang menelepon tersebut.Belum sempat Maya bertanya namanya. Telepon sudah dimatikan."Waduh bagaimana ini. Masak baru kerja beberapa jam sudah membuat kesalahan," ucap Maya dalam hati.Dia mencoba mencari teh dan gula, namun dia tidak menemukan tempatnya. Yang dia tahu hanya letak kompor dan elpiji. Karena terlihat di depan mata. Untuk cangkir gelas dan sendok dia belum mencarinya. "Aku harus turun ke lantai 3 menanyakan ke Bu Mira," ujar Maya mendapatkan solusi.Dia keluar dari pantry. Lalu tu
Baca selengkapnya
Bsb 39
Maya bingung kemana akan mengklaim biaya ia membeli makanan ringan tesebut? Dia lantas menghubungi Bu Mira melalui sambungan telepon di pantry. "Halo Bu Mira ada?" tanya Maya."Saya sendiri," jawab Bu Mira."Bu maaf mau bertanya, tadi bos.mknta dibelikan jamuan makanan ringan untuk para tamunya. Sudah saya belikan dengan menggunakan uang saya, terus saya klaimkan kepada bos malah saya ditolak. Bagaimana ini Bu?" tanya Maya."Ya ampun Maya. Kenapa kamu tidak bertanya kepada saya terlebih dahulu. Kamu membikin masalah lagi dengan pimpinan," ujar Bu Mira."Maafkan saya Bu. Tadi saya keburu khawatir telat saat membeli," ujar Maya."Untuk pengeluaran seperti beli makan, minum, snack, kopi teh dan lain-lain kebutuhan pantry itu klaimnya ke saya," ujar Bu Mira ."Baik Bu, ini notanya masih saya simpan," ujar Maya."Ya bawa sini, saya ganti. Dan jangan membuat kesalahan lagi setelah ini," ujar Bu Mira Setelah mendapa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status