Maya seorang TKI asal Hongkong pulang kampung. Saat pulang itu, ternyata bertepatan dengan hari pernikahan adiknya, Sarah. Betapa kagetnya dia ternyata iparnya itu adalah kekasihnya sendiri, Agung. Maya marah besar. Apalagi keluarganya seakan mendukung pernikahan itu. Usut punya usut ternyata disebabkan Maya bukan anak kandung ayahnya, Sutrisno. Bahkan Maya akhirnya diusir dari rumah yang dibangunnya sendiri dari uang kirimannya sebagai TKI. Ibunya tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah kepergiannya. Sayang, nasib tragis tetap berpihak pada Maya. Saat ia merantau ke ibukota, tasnya dicopet dan barang bawaannya entah kemana. Bagaimana nasib Maya selanjutnya? Hidup di ibukota tanpa sepeser uang pun, tanpa ada orang yang ia kenal, bahkan tanpa sehelai baju kecuali yang ia kenakan.
Lihat lebih banyakPintu rumah kost sudah dikunci. Karena jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Ini rekor pulang paling malam bagi Maya. Sebelum ini, dia pulang paling malam pukul 22.00. Itu saat Maya kuliah dan ada tugas yang harus diselesaikan.Beruntung setiap anak kost diberi tiga kunci. Yakni kunci pagar, kunci rumah kost dan satu lagi kucing kamar masing masing. Sehingga jam berapa pun anak kost pulang tidak merepotkan satu sama lain.Saat Maya hendak masuk kamar ternyata Adel juga sedang membuka pintu kamarnya. Tampaknya dia juga baru pulang kuliah dan mengerjakan tugas."Maya," teriaknya sambil berbisik. Agar tidak mengganggu penghuni kamar lainnya.Maklum di kost tersebut ada 20 penghuni. 10 orang di kamar atas dan 10 lainnya di lantai satu. Maya dan Adel mendapat kamar yang di lantai 2. Meskipun kamar mereka tidak berdekatan.Maya hanya melambaikan tangan. Seraya membuka daun pintu dengan kunci di tangannya. Sedangkan tangan lainnya memegang sebuah
Setelah berpamitan, Maya dan Jonathan masuk ke dalam mobil. Tanpa diduga Maya, Jonathan membukakan pintu untuknya. Sekaligus menutupnya. Dia jadi ingat waktu dulu mereka pernah menjadi pacar pura-pura. Hal itu pula yang dilakukan Jonathan kini.Beberapa saat keduanya tampak canggung. Ini memang pertemuan keempat mereka setelah Maya kabur dari rumah Jonathan. Namun baru kali ini mereka benar-benar hanya berdua saja.Anehnya Jonathan tidak lagi bertanya di mana alamat kost Maya. Dengan lancar dia mengemudikan mobil sportnya membelah keramaian ibu kota."Kamu tidak bisa lagi lari dariku Maya," ujar Jonathan.Maya menunduk. Air matanya jatuh. Sulit untuk mendefinisikan ini adalah air mata bahagia atau sebaliknya. Ya, Maya memang sangat bahagia untuk saat ini. Bisa duduk berdampingan dengan pria yang dicintainya dalam diam.Di sisi lain dia juga sangat bersedih. Karena dia memiliki harapan yang berlebih untuk hubungan mereka. Padahal Maya su
"Hadiah dari Aunty nanti biar Uncle yang membelikan Farel." Terdengar suara bariton yang berada di belakang Maya. Dan Maya sudah sangat hapal pemilik suara itu. Namun dia tidak berani menoleh ke arah sumber suara. Maya memilih berlalu dari tempat tersebut. "Farel, aunty bantu mama di belakang dulu ya," ujarnya kepada remaja tersebut. "Iya, Aunty," jawab Farel. "Pak Robert, Pak Jonathan, saya ijin ke belakang," ujar Maya berpamitan. Tanpa menunggu jawaban dari keduanya. Maya langsung menuju ke belakang. Ternyata untuk tamu perempuan dipisah dengan tamu laki laki. Untuk bagian depan di ruang tamu di tempati temu laki-laki. Sedangkan untuk tamu perempuan lesehan di ruang keluarga. Maya merasa aman dengan konsep tersebut. Setidaknya dia bisa menghindari dari Jonathan untuk beberapa saat. Meskipun masih berada di rumah Yeng sama Tepat pukul 19.00 acara dimulai. Tidak banyak undangan. Tanya sekitar 100 orang.
Maya merasa tidak asing dengan mobil tersebut Tidak lama kemudian pemilik mobil membuka kaca jendela kirinya. Betapa kagetnya Maya melihat orang yang duduk di kursi kemudi. "Bukankah itu," ucapnya tanpa bisa meneruskan kata-katanya. "Maya," panggil pemilik mobil itu. Maya pura-pura tidak mengenal. Dia justru mempercepat langkahnya untuk segera pulang ke rumah. Beberapa kali mobil sport tersebut membunyikan klakson. Namun Maya tetap tidak menghiraukan. Sampai kemudian dia menghilang masuk gang menuju rumah kostnya Ternyata mobil tersebut juga tetap mengikutinya. Anehnya saat dia masuk rumah, mobil tersebut tidak ikut berhenti. Namun tetap melaju ke gang berikutnya. Maya merasa lega. Ia langsung menuju kamarnya dan merebahkan diri. Setidaknya untuk kali ini dia akan dari kejaran Jonathan. "Seharusnya tadi aku tidak usah lari dan pura-pura tidak kenal," ada sedikit sesal di hatinya. Namun saat dia men
"Bukankah kalian bertunangan?" tanya Pak Robert. Deg. Jantung Maya hampir saja copot. Dia segera memegangi dadanya yang terasa nyeri di ulu hati. Letih tapi tidak berdarah. "Mengapa mendengar Jonathan sudah memiliki tunangan rasanya sesakit ini? " bisik Maya dalam hati. Belum sempat Jonathan menjawab pertanyaan Pak Robert, Maya sudah tidak tahan. Dia ingin segera menenangkan hatinya yang tiba-tiba begitu sakit "Pak maaf saya mohon ijin ke toilet dulu," ujar Maya segera bangkit dari tempat duduknya. Dia lalu berjalan dengan cepat bahkan setengah berlari meninggalkan ruangan tersebut. Dia ingin segera kabur dan berharap tidak bertemu dengan Jonathan lagi. Sesampainya di toilet Maya tidak buang air kecil ataupun air besar. Karena memang tujuannya bukan untuk itu. Dia ingin menenangkan diri saja Dia hanya berdiri di depan westafel, memandangi wajahnya yang pias. Matanya tiba-tiba berembun. Ada aliran
Acara berjalan dengan lancar. Maya merasa lega. Banyak pihak yang tertarik untuk menjadi bagian pada proyek baru perusahaannya. Bahkan juga ada investor asing yang ingin ikut terlibat.Pak Robert terlihat bangga dengan Maya. Yang mampu menggiring audiens dengan apik."Terima kasih Maya. Banyak yang tertarik untuk investasi," kata Pak Robert."Itu juga karena presentasi Bapak yang memukau" balas MayaUsai ramah tamah, para undangan sudah banyak yang bersiap pulang. Mereka berpamitan satu per satu kepada Pak Robert. Sebagian juga bersalaman dengan Maya.Yonathan tampak masih bersantai dengan salah satu rekan bisnisnya. Bahkan sampai orang tersebut pulang, Yonathan belum juga berpamitan.Melihat hal itu, Maya berinisiatif untuk segera meninggalkan lokasi itu terlebih dahulu. Apalagi acara sudah selesai. Namun langkahnya dicegah oleh Pak Robert."Maya, kamu ke mana? Kalau kembali ke kantor sama saya saya," ujar Pak
Empat Tahun Kemudian Seorang perempuan berpenampilan modis tampak sibuk mengatur di ruang pertemuan. Hari ini ada agenda penting dari perusahan yang akan mengundang relasi relasi bisnisnya. Terutama dalam pengembangan pabrik baru di luar ibukota. Dan perempuan tersebut yang mengatur pertemuan itu.Dia adalah Maya, yang empat tahun lalu bekerja di perusahaan ini sebagai office girl. Berkat kegigihannya tanpa pantang menyerah dia kini bisa menduduki jabatan sebagai sekretaris Pak Robert. Pucuk pimpinan di perusahaan ini.Belum genap empat tahun dia kuliah, sudah mampu lulus dengan predikat cumlaude. Bahkan menjadi mahasiswa berprestasi dengan IPK tertinggi di fakultasnya. Sebuah capaian yang luar biasa, karena Maya menjalani kuliahnya sambil bekerja Itu pula yang akhirnya memikat Pak Robert untuk mengangkat Maya sebagai sekretarisnya. Setelah Lili resign dari perusahaan karena harus mengikuti suaminya yang dipindah ke luar negeri Selain it
Maya benar-benar khawatir. Bagaimana jadinya kalau Pandu mengungkapkan isi hatinya? Maya belum siap menerima laki-laki manapun untuk saat ini. Percobaan perkosaan yang dialaminya masih memberi rasa trauma yang belum sepenuhnya pulih. Apalagi itu dilakukan oleh orang yang dianggap baik dan dekat dengannya. "Ah sudahlah Maya, jangan terlalu dipikirkan. Hidup itu bukan untuk dipikirkan. Tapi untuk di jalani," kata Adel. Mereka berjalan kaki pulang ke kost. Karena hari ini Maya tidak ada jadwal kuliah. Namun belum sampai mereka di kost, sebuah motor menghampiri keduanya. "Hai Maya. Hai Adel," terdengar suara memanggil keduanya. Adel menoleh ke belakang. Demikian juga dengan Maya. "Hallo Pandu. Rumahmu daerah sini juga?" tanya Adel. Sedangkan Maya sudah gugup tidak karuan. Wajahnya terlihat pias. Khawatir yang berlebihan Pandu akan mengungkapkan perasaannya. "Tidak. Rumahku jauh di pinggir kota," jawab Pandu.
Sampai di kantor pun pikiran Maya masih mengingat Jonathan. Entahlah. Padahal sudah beberapa bulan terakhir ini nama itu hanya sekilas singgah di hatinya. Pikirannya masih sibuk memikirkan pekerjaan, dan kini ditambah lagi dengan urusan kuliah."Bagaimana kabar nyonya besar sekarang? Tiba-tiba aku kangen rumah besar itu," ujarnya saat dia sedang membersihkan ruangan Pak Robert.Ada terbersit rasa menyesal dia harus pergi meninggalkan rumah tersebut. Mungkin saja hubungannya yang membaik dengan Jonathan akhir-akhir masa dia bekerja di sana, kesepakatan dia harus resign dari pekerjaannya bisa dinegosiasikan."Mengapa aku tidak bertanya dulu dengan Jonathan sebelum mengambil keputusan untuk keluar. Siapa tahu dia berubah pikiran?" sesal Maya.Tapi nasi sudah menjadi bubur. Dia sudah meninggalkan rumah itu lebih dari empat bulan. Mungkin saja nyonya besar sudah mendapatkan pengasuh yang baru. Dan Maya sendiri kini juga sudah mendapatkan pekerjaan yang m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.