All Chapters of Kemenangan sang Nona Muda: Chapter 21 - Chapter 29
29 Chapters
Aku yang Baru
Felix menoleh ke arah datangnya peluru itu, melihat seseorang tengah berlari menuju hutan di bagian belakang danau. “Al, lo harus pulang sekarang juga! Cepet!” Alina mengangguk, lalu bergegas masuk ke mobil dan meminta supir untuk pulang. Setelah memastikan Alina pergi dengan sopir dari keluarga Santanu, Felix langsung berlari mengejar penembak tadi. Felix adalah pelari tercepat di akademinya, beberapa temannya menjulukinya seperti vampir di film Twilight. Kecepatan berlarinya tidak ada yang menyamai, ia membuat keberadaan benda-benda di sekitarnya melambat, sehingga ia melaju lebih pesat tanpa terasa lelah. Sesampainya di tengah hutan, Felix duduk, menempelkan tangannya pada pohon, memfokuskan chakra. Tumbuhan-tumbuhan itu menangkap gelombang yang dipancarkan sekitarnya menjadi sebuah memori, dan Felix berusaha untuk membaca memori itu. Felix terkoneksi dengan tumbuhan-tumbuhan yang saling membisikkan informasi. Setelah berhasil, Felix langsung berlari secepat mungkin ke arah uta
Read more
Jangan Mengikuti Aku!
Alina maju menuju panggung, memandangi keseluruhan kelas. Mereka tidak berharap banyak pada Alina. Di sisi lain, mereka takut Alina memang tidak sebaik Delancy dan mengacaukan semuanya, nama mereka akan ikut buruk, Sonya tidak akan memberikan mereka kesempatan barang sedikitpun kedepannya.Alina mengambil posisi, dan menarik napasDer Hölle Rache kocht in meinem Herzen,Pembalasan Neraka Mendidih di Hatiku,Tod und Verzweiflung (2x) flammet um mich her!Kematian dan keputusasaan berkobar di sekelilingku!Fühlt nicht durch dich Jangan rasakan melaluimuSarastro Todesschmerzen, Sarastro Todesschmerzen,Sarastro kesakitan kematian, Sarastro kesakitan kematian,Seluruh mata dalam kelas membelalak mendengar pemilihan lagu Alina. Mereka mendongakkan kepala, menatap Alina. Sonya dan Delancy ikut melongo tak percaya dengan lagu yang sangat sulit itu. So bist du meine Tochter nimmermehr. (2x)Jadi kau bukan putriku lagiaaah ah ah ah ah ah haaaaaah ah ah ah ah ah haaaSeluruh penghuni kela
Read more
Pengakuan
“Allen?” Alina diam menatap laki-laki itu. Allen adalah orang yang tidak pernah terbayangkan olehnya bertemu di sini, tempat ini, dan waktu ini. Alina sangat tidak suka dengan Allen, ia berteman dengan ular licik itu.Allen melangkah maju, ingin meraih tangan Alina. Namun ditahan oleh Felix, “mau ngapain lo?”.Allen menepis tangan Felix, “Bukan urusan lo, gue mau bicara empat mata sama Alina!”“Tapi Alina gak mau ngomong sama lo!” Felix mencengkram tangan Allen, menyuruhnya menjauh dari mereka berdua. “Alina please, kasih kesempatan gue ngomong sebentar. Setelah gue ngomong, gue janji akan pergi dan gak ganggu hidup lo lagi,” Allen berkata tulus pada Alina.Alina mengangguk, ia mau berbicara pada Allen. Setelah di tempat yang cukup sepi Alina meminta Allen untuk cepat mengatakan apa maksud dari kedatangannya saat ini. Alina muak harus melihat wajah Allen.“Lo baik-baik aja?” ujar Allen dengan nada khawatir. Alina mengernyit, apa maksud dari perkataan Allen? Apakah ia tahu tentang in
Read more
Anak-anak Kaya itu
Setelah selesai berlatih, Felix dan Alina diminta menuju ruang pertunjukkan untuk melakukan gladi. Waktu yang digunakan untuk bersiap sangat sebentar, sebagai siswa The Castle, mereka dipercaya dapat tampil dalam acara besar dengan persiapan kurang dari setengah jam. Ternyata selain mereka, banyak siswa baru yang akan tampil juga. Diantaranya adalah anak-anak yang sudah terkenal sebagai seniman muda di televisi, anak seorang pejabat dan pengusaha terkenal, dan juga anak artis.Felix dan Alina dipasangkan sebagai solo sopran yang diiringi oleh pianis. Di sana juga terdapat Delancy yang tampil bersama dua orang lainnya untuk vokal soprano grup. Yakni Gauri Parwati yang merupakan keturunan salah satu orang terkaya di India, dan Son Seung-Wan penyanyi asal Korea Selatan yang terkenal. Alina mengalihkan pandangannya ke tempat duduk, terdapat beberapa anak seperti Muhammad Hamzah yang akan mengiringi permainan biola oleh Latisha Julieta. Serta vokal grup dengan Gaius Jade sebagai Soprano,
Read more
Who's the Boss?
Tiit tiit tiitMendengar bunyi itu, Alina langsung menyingkir. Ia menunduk di pojok ruangan dan melindungi kepalanya dengan kursi. Beberapa detik kemudian suara alat berat mulai mendekati ruangan itu.BrakkkAlina melihat excavator itu menghancurkan ruangan kecil ini. Alina cepat berlari ke hadapan excavator tersebut dan melihat Felix mengendarainya. Felix juga melihat Alina, sontak turun dari excavator tersebut dan berlari ke arah Alina.Alina berlinang air mata, ia selalu tau Felix akan datang dan menjaganya. Alina akan meminta maaf pada Felix karena telah sombong. Setibanya Felix di hadapannya, Alina siap menerima pelukan Felix.Getokk“Aww, Felix. Apa-apaan sih lu ga jelas, tiba-tiba getok kepala gue!” Alina mendengus kesal dengan sikap Felix.“Udah tau, sekarang akibatnya kalo lo sok kuat?” wajah Felix memerah, matanya membelalak. “Setidaknya lo harus bisa lari kenceng buat ngelindungin diri lo sendiri!” nada Felix makin naik, membuat Alina menunduk, matanya berkaca-kaca.Felix m
Read more
Gotcha
etelah acara itu selesai, Alina mulai didekati oleh anak-anak dengan ekonomi menengah dan bawah. Mereka senang sekali dengan kekuatan Alina yang digunakan untuk membantu orang lain. Alina juga sangat senang apabila sedikit demi sedikit keadilan bisa ditegakkan. “Lo keren Al,” seorang wanita duduk di kursi yang sama dengan Alina. Sejenak, suara desingan angin melewati mereka berdua, gemeretak ranting yang menaungi ikut memecah kesunyian. Saat ini Alina sangat waspada dengan wanita yang ada di sampingnya ini. “Bukan gue,” kata-kata singkat itu seperti jawaban atas pertanyaan yang berputar-putar di kepala Alina. Delancy kemudian beranjak dan pergi meninggalkan Alina. Alina tertegun, apakah memang kejadian yang menimpa Alina banyak yang mengetahui, tapi mereka menutup mana soal ini? Atau bahkan, para penjahat itu menggunakan kekuasaan mereka untuk menutupi kejadian ini? Alina tidak boleh percaya begitu saja pada Delancy. Kini Alina lebih awas dengan sekitarnya. Ia tak mau lagi bersika
Read more
Semuanya Hancur
Mulai sekarang, Alina dan Marco terlihat sering bersama. Bahkan, Marco sampai menjemput Alina di gerbang asrama putri. Keduanya berlatih siang malam. Dengan begitu, Marco akhirnya tahu, mengapa Alina bisa lebih baik dibandingkan penyanyi lainnya. Alina sangat pandai mengatur tubuhnya. Waktu berlatih, waktu istirahat, dan waktu untuk bersantai. Alina juga menjaga makanan dan minuman, serta berolahraga. Ketika berlatih, Alina sama sekali tidak membuat celah, ia ingin tampil sempurna meski pada saat latihan. Hal ini membuat Marco sangat kagum.Dari empat hari yang tersisa, mereka hanya memiliki dua hari untuk latihan sebelum berangkat ke medan perang. Alina mengatur strategi, agar mereka bisa tampil semaksimal mungkin. Alina dan Marco sama-sama anak yang ambisius. Walaupun tidak memenangkan kompetisi, target mereka adalah mengambil hati para juri dan tamu. Alina sangat fokus mendengarkan suaranya sendiri yang direkam, teliti memperhatikan apa yang kurang dari nyanyian tersebut. Marco me
Read more
Tamparan Keras
Alina terhuyung sedikit ke belakang. Betapa semua kejadian ini bercampur menjadi satu. Memang salah Alina apa, sampai mereka berbuat setega ini dengan Alina. Pewara meminta mereka kembali ke ruangan belakang panggung. Kemudian panitia meminta para peserta untuk menonton di kursi penonton. Felix, Alina jadi teringat pada laki-laki itu. Ia adalah satu-satunya orang yang dapat menenangkannya saat ini. tangan Alina bergetar, wajahnya menahan tangis. Saat giliran Jade maju, Alina semakin menganga. Penampilan, dan aransemen Jade sama persis dengan miliknya. Jade menyanyikan Mi chiamano mimì karya Puccini dengan baik. Alina menggelengkan kepalanya. Sungguh dunia ini penuh dengan hal yang tidak disangka-sangka. Setelah Jade Selesai, Alina dipanggil menuju panggung. Marco duduk di depan pianonya, bersiap. Alina menundukkan kepalanya, sedikit membungkuk memberi hormat. Matanya lurus menatap tajam ke arah Seline, dan Ronald. Seline tersenyum kearahnya, senyum yang palsu. Alina mengangguk pada
Read more
Smile!
FLASHBACKAlina berpikir keras, ia dan felix harus tahu siapa dalang dibalik penculikan Alina kali ini, serta cara apa yang mungkin membuat mereka semua kapok untuk menyakiti Alina. Alina dan Felix mulai satu persatu menyebut kemungkinan-kemungkinan nama yang muncul berdasarkan kebencian, atau musuh keluarga Santanu. Mereka juga menambahkan Seline dan Trisia.“Felix, gue inget badan orang yang nyulik gue! Dia tinggi, besar, otot tangannya kuat banget dan kasar!” Alina mencoba mengingat-ingat.“Hmm, kalau begitu gak mungkin dia cewe. Berarti kita harus nyari dia di kelas musik klasik bass dan tenor, atau seni musik. Nanti kita bagi ke orang-orang yang berkemungkinan punya postur tubuh sama seperti yang lo bilang,”Alina dan Felix bergegas menilik foto penerimaan siswa baru di The Castle. Mereka memilah orang-orang yang berpostur tubuh tinggi dan besar. Setelah menemukan lima kandidat, Alina dan Felix cepat-cepat mencari tahu latar belakang orang-orang tersebut. Kemudian mereka menemuka
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status