All Chapters of Gairah Pernikahan CEO Dingin: Chapter 31 - Chapter 40
49 Chapters
GPCD-31
Saat Adelia sudah masuk ke dalam gedung Perusahaan tempat dia bekerja. Dia pun segera mengisi absensi lebih dulu. "Syukurlah tidak terlambat," ucapnya dengan senyuman lega, saat melihat sisa waktu sepuluh menit dari waktu masuk kerjanya. "Saatnya bekerja! Semangat Adel!" Adelia berusaha menyemangati dirinya sendiri agar bisa fokus bekerja ditengah hatinya yang sangat hancur dan tentunya, dia pasti akan bertemu dengan dua orang yang tadi dia hindari. "Semoga saja tidak bertemu dengan mereka, setidaknya untuk hari ini saja, ya Tuhan!" harap Adelia. Setelah selesai melakukan absensi. Adelia bergegas menuju loker tempat untuk menaruh tas miliknya dan setelah itu, dia bersiap untuk ke ruangan tempat berkumpul sebelum melakukan pekerjaan, akan ada meeting sebentar dari atasannya. Adelia pun berjalan dengan cepat agar tidak terlambat. "Semoga saja masih terkejar!" Adelia pun berlari karena takut datang terlambat. Hingga, tidak lama kemudian. Akhirnya Adelia sudah sampai di ruangan ya
Read more
GPCD-32
  "I-ini ... Apa tidak salah?" ucapnya dengan tatapan tak percaya."Pasti ada yang salah? Pasti ini ada yang salah!" tegasnya dengan tatapan tak percaya.Sehingga, Adelia pun menggosok matanya berkali-kali, tapi tetap tak berubah."Benar-benar tidak berubah ya! Ini ... Ah! Benar-benar hari sial bagiku! Kenapa aku bisa bertugas di dekat ruang kerjanya? KE-NA-PA?!" Adelia meremas kuat bajunya, menahan rasa kesal karena dia terpaksa harus menghadapi luka terbesar dalam hatinya itu."Aku belum siap, Tuhan! Tapi aku ...."Adelia yang sibuk dengan pikirannya dan matanya terus menatap jadwal kerja yang tertempel di dinding itu, langsung terkejut saat ada tangan yang menepuk bahunya."Adel! Kamu sedang apa? Kenapa kamu masih diam di sini?" tanya Rahma yang menyapanya.Adelia menoleh ke arah Rahma."Eh, kamu Rahma! A-aku ... Aku hanya sedang melihat jadwal saja dan ternyata aku ...."Rahma langsung terse
Read more
GPCD-33
"Halo!" jawabnya dengan sopan."Cepatlah datang! Meeting akan segera dimulai!" pinta seseorang di seberang telepon dan Alvin langsung pergi dengan patuh."Baik pak! Saya segera datang," jawab Alvin yang tergesa-gesa pergi meninggalkan ruangannya menuju ruang rapat yang akan dia hadiri."Adel, tunggu saja! Aku tidak suka dengan sikap kamu seperti ini!" gerutunya sambil melangkah pergi meninggalkan tempat itu.Sedangkan Adelia.Dia menghela napas lega, karena berhasil menghindari Alvin."Huh! Syukurlah dia tidak mengejar aku!" Adelia terengah-engah dan mencoba mengatur napasnya agar stabil kembali."Aku harus bisa menghindari kontak fisik dengan dia untuk sementara ini, sebelum hatiku siap dan bisa mendapatkan bukti tentang perselingkuhan mereka, aku pasti akan sulit lepas dari dia! Apalagi dia memiliki kuasa besar di kantor ini, pasti nanti dia akan melakukan banyak cara untuk menyulitkan aku." Adelia langsung membayangkan jika dirinya harus berhenti bekerja, dia tidak memiliki penghas
Read more
GPCD-34
"Ahhh! Kakek!" teriak Carlton saat melihat wajah Kakeknya dengan jarak yang sangat dekat."Carl, kamu mau membuat kakek jadi tuli, dengan suara  sumbang kamu itu, hah?! keluh Jeffran yang segera mundur menjauhi Carlton.Carlton segera tenang kembali."Salah Kakek mengapa tiba-tiba ada di depan aku, jadi rasakanlah itu!" Carlton berjalan melewati Jeffran, lalu duduk di sofa yang tersedia di dalam ruangan itu."Jadi, apa yang Kakek inginkan dariku? Mengapa Kakek menyuruh aku datang ke sini? Bukankah Kakek tahu, kalau aku sangat sibuk dengan Perusahaan ku sendiri?" ucap Carlton, dia menyilangkan kakinya dan duduk tegak menatap sang Kakek.Jeffran pun duduk disampingnya, lalu menelisik wajah Carlton."Carl, apa yang tadi kamu pikirkan? Tidak biasanya kamu seperti itu?" tanyanya."Uhuukkk! Memangnya ada apa denganku? Perasaan aku biasa-biasa saja tak ada yang aneh?" jawabnya dengan ekspresi panik.Membuat Jeffran semakin penasaran."Car
Read more
GPCD-35
Panggilan telepon pun langsung dijawab. "Halo, Daffa! Ada yang ingin saya tanyakan padamu," ucap Jeffran. Daffa yang berada di seberang telepon langsung pucat seketika. "Ahh ... Ternyata tuan besar! Saya pikir tadi Bos Carlton! Mmm ... Apa yang bisa saya bantu Tuan?" jawabnya dengan bibir gemetar. "Mati aku! Apa yang mau ditanyakan Tuan besar? Apa mungkin menyangkut dengan ...." Daffa yang sibuk bergumam, langsung tersentak saat mendengar suara Jeffran. "Saya ingin tahu wanita mana yang bisa mengambil hati cucu saya itu! Berikan foto dan semua datanya kepada saya!" pintanya. Deg! Seketika jantung Daffa seolah berhenti berdetak sejenak. "I-itu! Sa-saya ...." Daffa berkeringat dingin dan tubuhnya gemetar karena terkejut. Jeffran menaikan alisnya. "Kenapa? Apakah kamu tidak mau memberikan informasi tentang wanita itu kepada saya? Oh, ya! Saya ingin bertanya padamu. Kemarin malam apakah benar kalau Carlton dan Helena hendak melakukan hubungan intim di kamar hotel itu?" tanya Jeff
Read more
GPCD-36
"Sepertinya akan ada berita bagus yang akan dia sampaikan padaku! Dasar Daffa! Kami sama saja dengan Carl!" gerutunya dan langsung membaca pesan yang masuk di dalam ponselnya."Aku sudah tidak sabar lagi, ingin melihat wajahnya!" ucapnya yang kemudian membuka pesan berisi foto Adelia.Deg!Jeffran terkejut saat melihat potret wajah Adelia yang sedang tersenyum manis dan tatapannya yang teduh, membuat tatapan Jeffran terpaku."Dia! Wanita yang sangat cantik!" ucapnya secara refleks."Bukan! Bukan hanya cantik, tapi manis dan sangat meneduhkan hati, pantas aja cucuku yang kaku itu tiba-tiba berubah, ternyata wanitanya seperti ini," ucapnya sambil melengkungkan sebuah senyuman cerah.Brakkk!Jeffran memukul meja sambil berdiri tegak."Sudah diputuskan! Aku mau menemui dia secepatnya! Kalau menunggu cucu brengsek ku yang membawanya, entah mau menunggu sampai kapan lagi!" Jeffran yang penuh semangat, terus tersenyum dan kembali menatap layar ponselnya."Aku semakin penasaran dengan cucu me
Read more
GPCD-37
"Ha-halo!" jawabnya dengan gugup."Hai sayang! Sedang apa?" tanya Carlton yang saat ini sedang berada di dalam mobil menatap jam di pergelangan tangannya."Sudah masuk jam makan siang nih! Kamu sudah makan siang apa belum?" tanyanya tanpa mendengar jawaban Adelia terlebih dahulu."Emm ... Be-belum! Aku belum ...." Adelia langsung menepuk dahinya."Sial! Kenapa aku menjawabnya dengan jujur! Harusnya aku berbohong saja padanya!" gumamnya yang segera melihat ke sekelilingnya dan Adelia, mencari tempat yang tidak terlalu berisik agar bisa mendengar suara Carlton."Belum ya? Syukurlah kalau belum jadi aku ada temannya," jawab Carlton dengan senyuman cerah, lalu menatap keluar jendela."Sayang, kamu keluar sekarang! Aku menunggu kamu di tempat tadi pagi."Deg!Adelia terkejut sampai matanya melotot tak percaya."Hah! Ka-kamu ada di depan? Ba-bagaimana bisa? Hahaha ... Kamu pasti sedang bercanda, ya kan?" Adelia tertawa untuk menutupi rasa terkejutnya.Carlton ikut tertawa mendengarnya."Ckc
Read more
GPCD-38
Saat ponsel Adelia bergetar.Adelia kembali sadar dan secara refleks dia mendorong dada Carlton."Dasar brengsek!" pekik Adelia.Carlton yang terdorong, kepalanya tak sengaja menabrak bagian atas mobil.Brukk!"Aww! Sayang, kamu kasar sekali!" keluhnya yang meringis kesakitan sambil memegang kepalanya.Adelia langsung panik dan secepatnya dia mendekatinya."Carlton, ma-maafkan aku! Tadi itu ... Aku tidak bermaksud untuk mendorong kamu, hanya saja aku ...." Adelia kembali mendengar ponselnya bergetar, membuat fokusnya berpindah ke ponselnya lagi."Maafkan aku ya! Aku sungguh tidak bermaksud untuk melukai kamu! Tadi itu ... Aku melakukannya karena refleks saja! Emmm ... Aku mau menjawab panggilan telepon dulu ya! Takutnya ada yang penting," ucap Adelia, dia segera mengambil ponselnya dan sejenak menatap layar ponselnya yang masih menyala.Carlton berhenti meringis dan diam-diam dia memperhatikan raut wajah Adelia yang terlihat sudah berubah."Ada apa dengan dia?" gumamnya.Carlton berge
Read more
GPCD-39
Beberapa saat kemudian.Setelah keduanya puas, Carlton pun melepaskan bibirnya dan menatap wajah Adelia yang masih dalam keadaan mata terpejam."Sayang! Kamu manis sekali," ucapnya sambil mengecup dahi Adelia.Adelia perlahan membuka matanya dan dia melihat wajah tampan Carlton yang sedang tersenyum kepadanya."Emmm ... Carl, kita sudah selesaikan? Kalau begitu kita bisa ...."Kruukkk!Suara perut Adelia yang sedang lapar pun terdengar, membuat Adelia langsung merasa malu."Ma-maafkan aku!" ucap Adelia, dia menundukkan kepalanya karena malu kepada Carlton.Carlton terkekeh mendengarnya."Kenapa harus meminta maaf padaku? Seharusnya aku lah yang meminta maaf, karena sudah mengulur waktu istirahat makan siang kamu sayang!" Carlton mengusap lembut rambut Adelia."Ayo kita makan sekarang! Aku sudah menyiapkan makan siang yang enak untuk kamu dan tenang saja, tempatnya tidak jauh dari sini," ucap Carlton.Dia melepaskan pelukannya dan kembali menyalakan mesin mobilnya.Sedangkan Adelia.Di
Read more
GPCD-40
  "Eh! Kenapa semuanya pergi?" tanya Adelia dengan mulutnya masih berisi makanan.Carlton tersenyum."Sudahlah jangan pikirkan tentang mereka lagi! sekarang makanlah dengan tenang tak perlu memikirkan hal yang tidak penting seperti mereka," ucap Carlton yang lanjut memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya.Adelia menatap Carlton sejenak, lalu menganggukkan kepalanya."Hummm! Kamu benar! Aku tidak perlu memikirkan selain menghabiskan semua makanan ini, hehehe ... Kalau begitu aku lanjutkan lagi. Tapi ...." Adelia merasa canggung saat melihat cara makan Carlton yang terlihat sangat elegan dan dia melihat pada dirinya sendiri yang sembarangan."Bahkan saat sedang makan pun, dia terlihat sangat tampan. Tidak seperti aku yang sudah terlihat jelas kalau aku dan dia jauh berbeda," gumam Adelia, dia merasa malu sendiri.Carlton yang sedang mengunyah pun, menghentikan gerakannya saat melihat Adelia berhenti
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status