Semua Bab Sang Miliarder Tersembunyi: Bab 41 - Bab 50
53 Bab
Bab 41: Mendukung dalam Diam
Tentu saja Alana memahami dengan apa yang disampaikan oleh Safira. Dia tidak akan memaksa wanita tersebut untuk menerima apa yang dia tawarkan, meski sebenarnya pria yang menawarkan posisi tersebut tidak lain adalah suaminya sendiri, yaitu Devano."Sungguh wanita yang berintegritas. Dia tidak mau menerima sebuah kesempatan, karena dia adalah seorang istri yang setia," gumam Alana di dalam hati."Maaf, jika saya harus menolak dengan tegas seperti ini. Bukan apa- apa, saya merasa ada yang tidak beres dengan tawaran yang diberikan oleh CEO. Jadi tolong sampaikan bahwa saya sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Kesetian yang saya miliki melebihi dari apa yang ditawarkan," ucap Safira dengan tanpa menunjukkan keraguan sedikit pun.Alana tersenyum mendengar penolakan Safira. Dia sama sekali tidak meminta Safira untuk setuju dengan penawaran yang dia berikan. Dia hanya mengikuti perintah yang diberikan oleh Devano, yang tentu saja tidak lain adalah suami dari Safira sendiri."Saya sama
Baca selengkapnya
Bab 41: Rencana CEO
Safira sudah pulang meninggalkan Alana, sementara itu, Devano sudah menunggu Alana di ruangannya. Dia memang ingin tahu hasil pembicaraan Alana dengan istrinya. Dia tentu saja tidak mau mengecewakan Safira, meski dia juga tidak mau Safira mengetahui tentang dirinya yang sebenarnya.Tok! Tok! Tok!Terdengar pintu ruangan diketuk dari luar."Masuk," ucap Devano pelan.Pintu terbuka dan Alana masuk dengan langkah penuh wibawa."Maaf Tuan sudah lama menunggu.""Tidak masalah. Bagaimana dengan istriku? Apa dia menerima tawaran yang aku berikan?""Dia sepertinya mencurigai tawaran tersebut. Dia menolak karena merasa bahwa tawaran tersebut tidak murni dan ada maunya. Dia tidak mau mengecewakan suaminya. Selain itu, dia merasa tidak cocok menjadi CEO atau pun memiliki Mega Rejeki.""Apa kau sudah mencoba mempengaruhinya?""Sudah, tapi dia tetap menolak dengan sangat keras, Tuan."Tetap saja Devano berharap untuk mengakuisisi Mega Rejeki dan membalas semua perbuatan keluarga istrinya terhadap
Baca selengkapnya
Bab 42: Sebuah Keputusan yang Sulit
Alana masih terdiam dengan pertanyaan yang terus menerus membuat dirinya sama sekali tidak bisa berpikir jernih. Dia biasanya sangat mudah menolak sesuatu yang sama sekali tidak dia sukai, tapi berhadapan dengan Devano, dia sama sekali tidak mampu memberikan sebuah jawaban yang cukup memuaskan.Dia bukan takut, tapi entah mengapa, dia merasakan ada kekuatan wibawa yang begitu besar yang dimiliki oleh Devano yang membuat dirinya tidak mampu menolak secara vulgar seperti biasa. Bisa dikatakan dia sangat mengagumi sikap yang ditunjukkan oleh Devano kepada dirinya."Apa ada pilihan lain, selain dari mengikuti apa yang Anda mau?" tanya Alana berusaha menghindar dari apa yang diminta oleh Devano kepada dirinya."Aku tidak berharap kau menolak, tapi aku juga bukan orang yang arogan dan bertindak dengan cara memaksa, jadi aku memberikan kau kebebasan untuk menolak atau menerima yang aku tawarkan ini," ucap Devano penuh harap."Bisa Anda sampaikan seperti apa rencana yang ingin dilakukan di Pe
Baca selengkapnya
Bab 43: Penekanan
Devano baru saja keluar dari pintu yang memang khusus dilalui oleh direktur. Beberapa orang yang selama ini menyusahkan Devano sudah dipecat oleh Alana. Dia sekarang menjadi lebih bebas keluar masuk di kantor milik Horizon Solution.Melihat kedatangan Devano, raut wajah Safira sedikit kesal. Dia sudah menunggu lebih dari tiga puluh menit. Sungguh sesuatu yang tidak hanya membuat dirinya marah, tapi juga sangat kesal karenanya."Kamu dari mana saja? Aku sudah menunggu hampir satu jam," ucap Safira dengan raut wajah seperti seorang yang sedang ngambek."Maaf, Sayang. Entah mengapa tiba-tiba perutku mules, akhirnya harus ke kamar mandi. Sepertinya perutku pagi hari ini sedang tidak baik- baik saja," ucap Devano yang terpaksa berbohong kepada istrinya."Yah sudah, sekarang waktunya kita pulang," ucap Safira sambil berjalan begitu saja di depan Devano.Memang keduanya sudah berstatus suami istri, tapi Safira masih belum bisa menerima Devano sepenuhnya, ada sedikit rasa gengsi di dalam hati
Baca selengkapnya
Bab 44: Hukuman
Di keesokan paginya.Setelah selesai membantu membersihkan kamar, Devano berjalan keluar. Dia kebetulan melihat ibu mertuanya baru saja selesai memasak. Tanpa menunggu diminta untuk sarapan, Devano langsung berjalan pelan keluar dari rumah. Dia memang memiliki janji dengan Sebastian untuk bertemu. Dia tidak mau menyisahkan waktu sedikit pun untuk rencana mengakuisisi Perusahaan Mega Rejeki.Berjalan tidak terlalu jauh, Devano berhasil menemukan seorang tukang ojek. Dia pun naik ojek untuk menuju ke sebuah perkantoran yang tidak jauh dari gedung Perusahaan Mega Rejeki. Setiba di depan lobi kantor yang cukup besar dan megah, Devano langsung turun dan membayar ongkos ojek. Dia baru saja akan melangkah masuk, tiba-tiba terdengar suara yang cukup dikenal Devano yang berasal di belakang dirinya."Hai gembel yang beruntung!" Tentu saja Devano tidak bisa mengelak lagi. Dia terpaksa berbalik dan menatap ke arah Handerson dan istrinya.Jika boleh memilih, tentu saja Devano tidak ingin bertemu
Baca selengkapnya
Bab 45: Raja dan Budak
Melihat tatapan Sebastian seperti orang yang akan menelan, penjaga keamanan langsung melepaskan pegangan di tangan Devano. Mereka sama sekali tidak mengira, jika pria yang disebut oleh Handerson adalah seseorang yang memiliki kenalan yang tidak kalah hebat."Apa Tuan Devano baik-baik saja? Jika tindakan barusan dianggap berlebihan, maka kita bisa ke rumah sakit. Saya tidak akan melepaskan siapa pun yang berani menyakiti Anda, Tuan."Sebastian berkata dengan sopan, seolah tidak sama sekali memandang kedua penjaga yang ada di sampingnya."Aku sama sekali tidak akan kesakitan dengan pegangan lembek seperti itu, tapi tindakan yang baru saja dia lakukan sangat menghina diriku. Aku mau keduanya dikeluarkan dari perusahaan ini! Selain itu, aku tidak mau melihat mereka bekerja sebagai tenaga keamanan di mana pun berada."Perkataan Devano yang begitu pelan, tapi langsung membuat raut wajah Sebastian benar-benar berubah menjadi merah. Perkataan yang sama saja artinya dia tidak mampu menjaga dan
Baca selengkapnya
Bab 46: Dendam Terpendam
"Kalian akan menyesali karena sudah berani mengindahkan dan menghina diriku, Tunggu saja!" ancam Handerson dengan suara berapi-api."Kau tidak sama sekali belajar dari pengalaman. Apa kau tidak sadar bahwa hukuman telah datang bertubi-tubi kepada dirimu. Apa kehilangan proyek di Perusahaan Horizon Solution tidak juga memberikan sebuah pembelajaran kepada dirimu? Sangat disayangkan."Mendengar hal itu, Handerson cukup terkejut, tapi dia langsung sadar bahwa semua informasi itu bisa saja diceritakan oleh Safira. Dia dengan raut wajah kesal kembali bertanya untuk mengalihkan pembicaraan, "Untuk apa kau datang ke gedung ini?"Devano berkata dengan sangat santai, "Aku ingin mencari pekerjaan. Siapa tahu di kantor ini mau menerima diriku.""Mencari pekerjaan?" Handerson dan istrinya langsung mencibir dengan sorot mata penuh penghinaan. "Apa kau yakin pemilik perusahaan ini akan menerima orang seperti dirimu. Akan lebih baik, kau menjadi pengemis saja di jalanan. Jangan permalukan dirimu. Aku
Baca selengkapnya
Bab 47: Rencana Besar
"Mengapa Anda ingin mengakuisisi Perusahaan Mega Rejeki? Apa semua ini karena dendam Anda, Tuan?"Sebastian bertanya seperti itu bukan tanpa maksud. Dia sebagai pembisnis sangat menghindari melakukan keputusan bisnis karena dendam atau kemarahan. Bisa banyak cara yang dilakukan untuk membalas dendam, tapi tentu saja tidak dengan mengorbankan diri untuk masuk ke dalam sebuah bisnis yang sudah pati akan merugi.Sebastian sudah tahu akan rencana Devano dari apa yang dikatakan oleh Alana. Alana juga sudah menyampaikan pendapatnya. Dia tidak mau Devano tetap melanjutkan proses akuisisi yang sangat tidak masuk akal."Apa kalian tidak mendukung aku untuk mengambil Perusahaan Mega Rejeki? Apa kalian menganggap apa yang aku lakukan ini sebuah kekonyolan dan juga karena dendam? Apa itu yang ada di pikiran kalian? Katakan saja, jika kalian tidak mau membantu. Aku sama sekali tidak memaksa kalian untuk ikut dengan apa yang aku rencanakan.""Tentu saja bukan itu yang saya maksudkan, Tuan. Saya aka
Baca selengkapnya
Bab 48: Kesulitan di Mega Rejeki
"Apa kau bisa melakukan proses akuisisi tanpa diketahui oleh nenek dari istriku? Berapa lama dan berapa besar uang dibutuhkan?" tanya Devano kepada Sebastian.Meski dia sudah menetapkan waktu selama dua bulan, tapi tetap saja, dia ingin mendengar pendapat yang ada di kepala orang kepercayaan dari kakeknya tersebut."Aku sama sekali tidak mau membuat kau terpaksa melakukan semua ini. Aku tahu bahwa tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama, tapi pada saat ini, aku ingin tahu tanggapan darimu, jika memang kau tetap tidak mau melakukan, maka aku akan mencari jalan yang lain!"Kembali Devano berkata untuk menekankan bahwa dia sama sekali tidak sedang bermain-main.Sebastian sendiri memahami bahwa Tuan Mudanya sedang menjalan misi pertama setelah beberapa tahun menjadi orang biasa. Dia tentu saja akan mendukung apa pun keputusan tersebut, meski tidak masuk akal sekali pun. Uang yang akan digunakan untuk mengakuisisi Perusahaan Mega Rejeki tidak terlalu besar buat keluarga kakek Devano
Baca selengkapnya
Bab 49: Penjualan Saham
Amora memandang ke arah semua orang. Dia sama sekali tidak mengira, jika semua ini terjadi hanya karena ulah dari Handerson yang merupakan cucu kesayangannya. Dia selama ini selalu berusahaan mendapatkan sebuah kesenangan dan keuntungan, tapi kini, semua itu terasa lenyap di tangannya.Amora menekan telpon untuk menghubungi Handerson. Dia tidak bisa menerima berita begitu saja, kecuali langsung mendengar dari yang bersangkutan.Ketika telpon tersambung, Amora masih menahan kemarahannya. Dia bertanya dengan suara yang lembut dan tidak terlihat sedang menahan sebuah kemarahan sama sekali."Handerson, apa yang terjadi dengan Horizon solution? Aku baru saja mendengar bahwa kau bersikap tidak sopan yang membuat CEO yang baru di Horizon solution tersinggung dan memutus semua kontrak kerja sama kita. Sebenarnya siapa yang telah kau hina dan remehkan?"Handerson langsung terkejut mendengar pertanyaan nenek mertuanya tersebut. Dia sama sekali tidak mengira akan diberi pertanyaan seperti ini. D
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status