All Chapters of Kembalinya sang Prajurit Terhebat: Chapter 21 - Chapter 30
69 Chapters
Bab 21 Meningkatkan Kompetisi
"Tunggu!! Aku belum selesai."Kael berkata dengan muram, "Owen, karena kamu berani mengambil tantangan satu lawan dua, bagaimana kalau kita membuat taruhan yang lebih tinggi?"Owen sepertinya tahu bahwa Kael akan mengatakan hal itu, lalu dia tersenyum, "Baiklah, kalian pasti sudah bersiap. Katakan saja apa keinginan kalian."Kael terlihat muram dan langsung berkata, "Yah, kalau kamu kalah, kamu harus keluar dari universitas."Ketika Kael mengatakan ini, mahasiswa lain tercengang. Namun, Owen tidak terpengaruh dan setuju."Baiklah," cibir Owen, "Bagaimana kalau kamu kalah?""Kalau kami kalah, kalian bertiga akan mendapatkan nilai penuh dalam pelatihan militer tanpa ikut pelatihan apa pun. Terlebih lagi, aku dan Aiden akan melakukan apa pun yang kamu minta," usul Kael.Aiden segera berkata, "Bagus, aku setuju.""Bagus!"Owen berseru, "Semuanya, kalian dengar! Kalau aku menang, kami bertiga akan mendapatkan nilai penuh tanpa pelatihan apa pun dan mereka akan menuruti perintahku.""Iya! O
Read more
Bab 22 Rekor Apa?
"Oke, seperti yang kamu katakan."Kael berkata dengan gigi terkatup rapat. "Aku akan bertanding push-up denganmu. Kita berdua akan melakukan 300 push-up. Siapa yang selesai lebih dahulu adalah pemenangnya.""Tidak masalah," jawab Owen.Sambil tersenyum, Owen berkata, "Aku punya saran lain. Tadi, lari lintas alam dengan beban sejauh 3 kilometer telah ditingkatkan levelnya. Mari kita tingkatkan level push-upnya juga agar semua orang bisa menonton dengan lebih seru."Kedua regu mahasiswa menatap Owen dengan antisipasi di mata mereka.Tidak ada yang menyangka Owen akan menang sekarang. Fakta bahwa dia berani menerima tantangan dari instruktur pelatihan militer sudah mengagumkan. Namun, dia menang dengan selisih yang sangat besar. Hanya Tuhan yang tahu hal tak terduga apa lagi yang bisa dilakukan Owen.Pada titik ini, aura Kael terasa menyeramkan. "Oke, peningkatan seperti apa yang kamu inginkan?"Owen terkekeh. "Ay
Read more
Bab 23 Permintaan Terakhir
Felix bungkam, begitu juga dengan Kian.Aaron juga ikut bungkam, tetapi matanya masih tertuju kepada Owen.Owen yang berdiri di garis akhir 100 meter, tersenyum kepada Kael, "Prajurit baru, mengaku kalah tidak?""Aku..."Kael merasa geram, "Ayo, lakukan yang ketiga, sit-up.""Tidak masalah," kata Owen.Kael melanjutkan, "Lima ratus kali sit-up. Siapa pun yang pertama mencapai lima ratus, menang!""Baiklah!" Owen mengangguk dengan senyum.Kael menoleh ke kelompok mahasiswa dan berteriak, "Salah satu dari kalian ke sini dan tahan kakiku."Para mahasiswa diam saja.Mereka mengabaikan Kael."Siapa yang mau menahan kakiku untukku?" Owen melambai ke arah para mahasiswa dan berkata, "Aku tidak perlu siapa pun untuk menahan kakiku saat melakukan sit-up, ini bisa membantuku menghemat energi.""Aku akan melakukannya!" Maria berseru.Gadis cantik itu berjalan keluar dari kelompok dengan malu-malu seolah-olah mengumpulkan keberanian. Maria bahkan penuh semangat."Terima kasih, Maria." Owen duduk
Read more
Bab 24 Kalahkan Felix Untuk Ketiga Kalinya
Setelah memikirkan karier mereka, kedua prajurit mendadak merasa mereka tidak pantas meminta pengampunan Owen.Mereka telah meminta kalau Owen kalah, dia harus keluar dari perguruan tinggi. Ini akan merusak masa depan seorang mahasiswa.Owen berkata, "Apa kalian berencana untuk merenung di sini untuk beberapa jam?"Suara Owen begitu tidak ramah sehingga membuat mereka gemetar. Owen melanjutkan, "Buat pilihan. Inilah kehidupan. Pilih perananmu dan berpegang teguhlah apa pun yang terjadi."Aiden menetapkan pilihannya lebih dulu. Dia berkata, "Oke. Aku ... aku akan bicara." Pada saat itu, Aiden diam-diam berbalik dan melihat kedua orang yang berjarak 20 meter. Tidak jelas apakah dia melihat Felix atau Kian.Kael berteriak dengan gigi terkatup, "Hentikan! Kalau kamu bicara dengan lantang, kamu akan hancur. Kami tidak dibayar oleh siapa pun. Semuanya salah kami. Aku lebih baik... aku lebih baik berlutut di hadapanmu dan minta maaf."Aiden berkata, "Baiklah. Kalau kamu ingin berlutut, lakuk
Read more
Bab 25 Dua Wanita Cantik Saling Bertentangan
Mendengar suara Owen, tubuh tinggi Kian yang hampir dua meter mendadak kaku."Jangan coba-coba lari. Kamu barusan lihat betapa cepatnya aku. Aku jamin, kamu tidak bisa mengalahkanku." Suara Owen kembali terdengar.Kian kembali berbalik dengan senyum kecut!Saat itu, senyumnya terlihat lebih buruk daripada wajah menangis."Owen, selamat pagi! Sebenarnya, aku tidak bersama Felix. Aku hanya lewat saja. Sejujurnya, aku tidak terlalu mengenal Felix." Kian berkata sambil tetap tersenyum masam.Sial!Felix, yang saat itu masih ditahan Owen, merasa ingin bunuh diri saja. Punya musuh hebat tentu tidak terlalu menakutkan. Yang menakutkan adalah punya rekan setim yang bodoh."Oh! Aku juga tidak pernah bilang kamu familier dengan Felix!" Owen berkata sambil tertawa.Ugh!Tubuh Kian kembali menegang. Kemudian, dia menyadari bahwa sepertinya dia telah mengatakan hal yang salah.Ada kesalahan!
Read more
Bab 26 Teddy Fate
Fiona dan Maria masih saling menyindir sehingga tidak sadar ada orang yang menghampiri mereka."Kapan dia melihatnya? Dengan atau tanpa pakaian?""Dia ... tentu saja tanpa pakaian. Bagaimana kalau kamu juga menunjukkan padanya?"Owen terbatuk canggung.Owen berkata, "Kalian harus berhenti sekarang. Saat ini"Diam kamu!"Sebelum Owen menyelesaikan ucapannya, Fiona dan Maria membentaknya bersamaan.Sial!Owen tidak senang dan dia bukan pria yang takut kepada wanita. Dia berkata, "Diamlah kalian. Jika tidak, aku akan menampar kalian berdua seratus kali.""Kamu ...Fiona dan Maria tidak bisa berkata-kata.Saat itu, tiga orang mendatangi meja mereka.Salah satunya adalah wanita dengan setelan abu-abu dan rok ketat berwarna senada. Dia mengenakan stoking berwarna merah muda dan sepatu hak tinggi.Usia wanita itu tidak lebih dari tiga puluh tahun dan terlihat canti
Read more
Bab 27 Demi Ayahmu
"Siapa kamu?" Larry bertanya dengan wajah tegang.Teddy masih tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya. Mungkin orang-orang Negara Saton suka memasang ekspresi keras dan berlagak tenang kapan saja."Siapa aku?"Owen berkata sambil tersenyum, "Tidak penting siapa aku. Yang penting adalah aku tidak menyukai kalian.""Kamu tidak menyukai kami? Kamu tidak tahu sedang berbicara dengan siapa?" Teddy akhirnya membuka mulut.Owen berkata, "Aku mengenalmu. Kamu adalah Teddy Fate, Manajer Umum Perusahaan Goldsar. Tuan Fate, bisakah kamu menentukan nasibmu?""Apa?"Teddy memahami bahasa Negara Washal, namun tidak sefasih penduduk asli. Dia tidak memahami permainan kata yang menghina itu.Namun, para pengawal di belakang Larry mau tidak mau tertawa di saat yang tidak tepat."Apa yang kalian tertawakan? Ada yang lucu?"Larry berteriak dan membuat para pengawal itu sangat gugup hingga segera
Read more
Bab 28 Apakah Aku Hanya Membual?
"Bos? Kamu."Mata Shawn melebar. Tiba-tiba saja dia seperti terpikir sesuatu, pandangannya yang mengarah pada Owen tiba-tiba berubah dengan tatapan hormat."Demi ayahmu, biarkan aku memberikan nasihat padamu," Owen mengangguk dan berkata, "Kakimu sangat kuat, fleksibilitasmu pun juga bagus, tetapi intensi menyerangmu terlihat sangat jelas. Kamu akan kesulitan untuk menang saat bertemu dengan guru asli. Saat kamu bertarung, selain mengamati dengan matamu, kamu juga harus merasakan seranganmu dengan hatimu.""Rasakan dengan hatiku. Guruku juga mengatakan hal yang sama, namun aku masih tidak memahaminya.""Kamu bisa mengamati bagaimana yang lain memahaminya. Tendangan tinggimu bukan gerakan pamungkas yang sebenarnya. Gerakan pamungkas adalah tebasan lanjutan, 'kan? Kalau aku tidak berbalik untuk menghindarinya, namun sebaliknya aku melangkah mundur, kamu bisa melanjutkannya ..."Owen menjelaskan kepada Shawn seperti seorang guru ya
Read more
Bab 29 Pernyataan Cinta
Pada saat yang bersamaan, ponsel Owen juga berdering.Dia melirik ke nama penelepon, mengangguk dengan puas, lalu menekan tombol pengeras suara segera setelah telepon tersambung."Bos, Resimen Elang telah menyerahkan misi ke Negara Washal."Dari ujung telepon terdengar suara serak seorang pria, "Kami butuh 42 menit untuk menemukan Resimen Elang dan 10 menit untuk melakukan kontak dengan mereka. Saat itu, mereka masih tidak mau mematuhi perintah kami, jadi kami membunuh beberapa orang dari mereka. Oleh karena itu, kami menghabiskan beberapa menit lagi, jadi aku tidak sempat menelepon dalam waktu satu jam. Bos, mohon hukum aku.""Mohon hukum aku?""Apakah kalian sedang syuting film? Kalian berlebihan sekali!"Larry sebenarnya ingin mengucapkan beberapa ucapan sarkasme. Namun, ketika dia melihat raut wajah Teddy, Larry terkejut lagi."Aku tidak akan menghukummu kali ini. Namun, kamu tidak menyelesaikan tugas di bawah waktu
Read more
Bab 30 Connor, Kenapa Tidak Diminum?
Setelah para mahasiswa memasuki hotel, dua teman sekelas pria diam-diam mendatangi Connor."Connor, jangan marah. Owen terlalu kuat. Jangan menantangnya secara langsung.""Connor, kurasa yang Owen lakukan barusan itu sudah keterlaluan. Jika kamu tidak memberinya pelajaran, kurasa cepat atau lambat Maria akan jatuh ke pelukan Owen."Connor menampik perkataan temannya itu dan berkata dengan wajah cemberut, "Hentikan omong kosongmu itu. Hari ini aku akan memberinya pelajaran.".....Owen datang terlambat dan mencuri perhatian mereka. Setelah memasuki ruang perjamuan, Owen duduk di meja paling tengah yang dikelilingi oleh banyak orang.Maria duduk di sisi kiri Owen. Dua gadis yang lain ingin duduk di sisi kanan Owen, namun Fiona selangkah lebih cepat daripada mereka. Fiona pun berhasil mengambil tempat di sisi kanan Owen.Saat melihat dua gadis tercantik dari Jurusan Bahasa Washal duduk mengapit Owen, gadis-gadis yang lain m
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status