Semua Bab Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Bab 41 - Bab 50
219 Bab
Bab 41. Terlatih Duakan Cinta
Dion makin membesarkan matanya. Apa yang sebenarnya tengah dibicarakan oleh Laras? Bagaimana dia bisa dengan cepat menuduh Dion berselingkuh?“Laras, aku belum ngomong apa pun! Kenapa kamu langsung bentak aku seperti itu?” tegur Dion mulai agak keras.“Huh, kamu pikir aku bodoh ya, Mas! Kamu bilang kerja padahal kamu selingkuh!” tuding Laras tanpa basa-basi sama sekali. Dion mencoba masih bersabar. Ia sudah berada di posisi mulai tak tahan dengan kondisi saat ini.“Laras, seharusnya aku yang tanya sama kamu! Apa kamu punya hubungan dengan laki-laki lain di belakangku selama ini?” tukas Dion membuat Laras jadi terdiam beberapa saat.“Apa maksud kamu? Kenapa kamu jadi balik nuduh aku? Harusnya aku yang marah!”“Kamu gak punya alasan marah sama aku!” Dion mulai menaikkan suaranya. Ia harus benar-benar mengatur napas dan tak kelepasan.“Kenapa ndak?”“Kenapa kam
Baca selengkapnya
Bab 42. Dekat Diam-Diam
Dion sudah seperti setengah pengasuh Venus hari ini. Ia menggendong Venus ke mana pun karena gadis itu tak mau memakai tongkat atau kursi roda.“Katanya gak boleh jalan kan?” Venus menekankan keadaannya pada Dion yang mengangguk. Ia mengalah dan melakukan apa saja yang diperintahkan Venus padanya. Sampai saat waktu istirahat pun, Dion tetap menggendong Venus ke kamarnya. Hanya saja saat di kamar ganti, ia tak ikut masuk.Akan tetapi, Dion tak melupakan tugasnya sama sekali. Ia tetap memeriksa seluruh isi kamar agar tak ada hal yang membahayakan Venus.“Mas Dion, aku sudah selesai!” ujar Venus memanggil dari dalam bilik ganti. Dion pun segera datang untuk menggendong Venus yang menyengir bahagia bisa terus dekat dengan pengawalnya.“Tempat tidur kamu sudah siap. Sebaiknya kamu istirahat,” ujar Dion saat meletakkan Venus di sisi ranjang.“Mas Dion akan tidur di sini kan?” tanya Venus dengan polosnya. Di
Baca selengkapnya
Bab 43. Kejutan Tak Menyenangkan
Bayangan seorang pria dengan pakaian kasual dan memakai kacamata hitam masuk membuat Dion makin menjauh dan berdiri. Sementara Venus yang ikut melihat lalu menghembuskan napas kesal sekaligus membuang pandangannya ke arah sebaliknya.Gareth Moultens masuk sambil membuka kacamatanya dengan kening mengernyit melihat Venus yang duduk di sisi kolam.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Gareth begitu ia tiba di dekat Venus. Venus sedikit menengadah dengan kening mengernyit keheranan. Pandangan Gareth beralih pada Dion yang berdiri saja tak tahu harus bersikap seperti apa.“Apa yang kamu lakukan di sini? Mengapa pakaianmu basah?” desak Gareth terlihat mulai curiga. Dion hanya memandang datar dan tak menjawab.“Dia menolongku!” sahut Venus menjawab pertanyaan Gareth. Gareth mengalihkan lagi pandangannya pada Venus yang masih duduk di pinggir kolam. Gareth pun bersikap manis seketika dan berjongkok untuk bicara pada Venus.&ld
Baca selengkapnya
Bab 44. Pembelaan Diri
“Dion, gak mungkin gue selingkuh sama Laras. Lo jangan mikir yang aneh-aneh! Gue sahabat lo dari SMA!” tukas Rico di tengah pembicaraan dengan Dion lewat ponsel. Dion baru saja membersihkan diri dan duduk di pinggir ranjang menerima panggilan dari Rico.“Aku gak menuduh. Istri kamu yang mencurigai Laras. Dan aku telepon Laras untuk cari tahu soal kecelakaan itu. Ternyata itu mobil Sisca, Ric!” jelas Dion masih menahan kekesalannya. Ia tetap sabar menghadapi Rico yang mulai terpancing emosi. Rico dan Sisca bertengkar soal informasi yang diberikan Dion kemarin.“Itu salah paham, Dion! Laras itu bawahan gue. Gue supervisor dia selama penilaian untuk kenaikan jabatan! Lu gila mikir gue bakalan ngerebut dia dari lo!” sahut Rico makin emosi. Dion menarik napas panjang. Ia memejamkan mata dan mengeraskan rahangnya mendengar alasan yang diberikan oleh Rico.“Lalu kenapa Laras bisa mengaku meminjam mobil dari Sisca?” tanya
Baca selengkapnya
Bab 45. Dia Yang Melindungiku
Dion harus mengesampingkan perasaan lukanya demi Venus. Dalam waktu 10 menit, ia harus siap untuk pulang. Entah apa yang terjadi, tapi Venus memutuskan kembali ke New York lebih awal padahal hari mulai sore.“Apa yang terjadi, kenapa kita pulang sekarang?” tanya Felipe pada Kyle yang juga kebingungan. Ia menggelengkan kepalanya.“Ed, cari tahu pada Ketua. Tanyakan padanya!” perintah Kyle pada Edward yang baru datang membawakan koper milik Venus dan manajernya.“Oke!” sahut Edward yang keluar untuk mencari Dion yang baru keluar dari kamarnya. Ia memakai kemeja tanpa dasi dan baru saja membereskan kamarnya dengan cepat.“Pak, apa yang terjadi? Kenapa kita pulang sekarang?” tanya Edward langsung menghampiri Dion.“Bukan urusan kita apa alasannya. Apa pun yang diinginkan oleh Nona Harristian, kita harus memenuhinya. Apa kamu sudah melapor pada pilotnya?” jawab Dion tanpa senyuman.&ldqu
Baca selengkapnya
Bab 46. Mengobati Luka Hati
Gareth Moultens dikerubungi oleh reporter dan wartawan yang mengincarnya untuk mengkonfirmasi tentang kabar putusnya ia dengan Venus Harristian. Gareth menghadapinya sambil tersenyum dan tertawa.“Tidak, itu hanya gosip. Kami sedang mempersiapkan pernikahan,” ujar Gareth berdiri sejenak untuk memberikan keterangan.“Lalu bagaimana dengan video yang sempat beredar soal ciuman itu?” Gareth menggelengkan kepalanya masih tersenyum.“Aku tidak mau lagi menanggapi video murahan seperti itu. Itu hanya buatan orang-orang yang hanya ingin menjatuhkanku! Tolong, aku sangat mencintai Venus!” jelas Gareth kembali berjalan.“Berikan penjelasan soal rencana pernikahanmu?”“Kami akan menikah di tempat yang paling spesial, kalian akan bisa melihat semuanya nanti!”“Apa kamu sudah melamar?” Gareth menoleh dan tersenyum.“Kalian akan lihat nanti! Terima kasih!” Gareth l
Baca selengkapnya
Bab 47. Kau Mimpi Indah Dan Juga Mimpi Burukku
Laras menyeka air mata terakhirnya dan menarik napas lega. Ia menutup laptop usai memutuskan sambungan panggilan video lewat Skype. Dengan mata masih sembab dan merah, Laras melirik pada beberapa benda di atas meja kerjanya. Sebuah foto pertunangannya dan Dion masih terpampang dalam bingkai kecil yang sederhana.Namun di sebelahnya, ada foto Laras, Dion dan kekasih Laras selama ini, Hendrico Darmawan alias Rico. Tangan Laras meraih foto Dion dari pada Rico. Ada rasa bersalah yang begitu besar tapi ia sudah terjerumus begitu dalam.“Sayang, sudah?” terdengar suara seseorang dari balik pintu. Laras menoleh ke belakang tanpa tersenyum dan mengangguk. Rico tersenyum dan masuk ke dalam kamar Laras. Laras meletakkan kembali foto Dion di tempatnya.“Gimana? Dia percaya?” tanya Rico antisipatif. Laras duduk di sisi ranjang sambil menghela napas panjang dan mengangguk. Wajahnya masih tanpa senyuman. Rico tersenyum tapi tak lama.“Kena
Baca selengkapnya
Bab 48. Hatiku Untukmu, Dewiku
Dion berjalan memimpin rombongan yang akan mengawal Venus seperti biasanya. Ia membuka pintu mobil untuk Venus. Tak ada percakapan apa pun di antara mereka sama sekali dari semalam. Usai Dion mengetahui lamaran Gareth pada Venus yang kemudian tersebar seantero negeri, Dion memilih diam. Apa yang bisa ia lakukan? Memangnya siapa dirinya?Dion menyadari posisinya yang hanya bisa menyukai atau bahkan mencintai namun tak boleh lebih dari itu. Ia telah berjanji akan kembali dan menikah dengan Laras. Sementara Venus pun kini telah menerima Gareth kembali.Di dalam mobil, Dion tetap berperilaku seperti biasa. Ia mengatur arah jalur yang akan dilalui oleh rombongan mobil.“Nona, kita akan lewat Third Avenue 59th Street dan Lexington Ave,” ujar Dion dengan nada rendah dan dingin. Venus tak menjawab. Ia hanya diam menundukkan kepalanya. Tangannya terus memilin jemarinya yang telah melingkar cincin baru dari Gareth hasil lamaran semalam.Turun dari mobil
Baca selengkapnya
Bab 49. Cinta Itu Luka
Hari ini adalah ulang tahun Venus yang ke 25 tahun. Berbagai ucapan selamat telah mengalir dari semenjak semalam padanya. Dari label, teman, para fans yang bahkan menyewa billboard di times squire, bahkan hampir seluruh stasiun radio terkenal ikut memberikannya ucapan selamat.Hanya satu orang  yang belum mengucapkan selamat ulang tahun padanya yaitu Dion Juliandra. Bahkan seluruh anggota tim telah mengucapkan selamat ulang tahun pada Venus termasuk Felipe yang memberikan sebuket bunga yang cantik.“Terima kasih, tapi ... di mana ketua kalian?” tanya Venus dengan cengiran cantiknya. Felipe ikut menyengir  dan menggaruk kepalanya lalu melirik pada Kyle.“Ketua Juliandra sedang pergi keluar sebentar, Nona. Nanti siang baru kembali,” lapor Kyle pada Venus. Venus tampak cemberut dan menurunkan bahunya. Entah mungkin Dion tak tahu bahwa hari ini adalah ulang tahun Venus. Meskipun tak dirayakan, Venus ingin agar Dion yang pertama meng
Baca selengkapnya
Bab 50. Luka Asmara
Gareth berteriak kesal dan terengah hebat. Ia mencoba berlari ke arah lift yang lain untuk mengejar Venus meski sebenarnya cukup terlambat. Akan tetapi, Gareth yang panik tak ingin memikirkan hal itu dulu.Sementara Venus rasanya hampir tak bisa berdiri. Pandangannya mulai kabur dan berada di dalam lift sendirian membuatnya sesak. Air matanya tak terbendung dan ia mulai terengah sesak napas. Begitu pintu lift terbuka, Venus nyaris tak bisa melangkah. Untung saja Felipe yang menunggu di dekat pintu lift melihat.“Nona!” pekiknya kaget melihat Venus yang terjatuh di lantai lift berusaha ingin keluar. Kyle yang ikut mendengar pekikan Felipe ikut berlari ke arah lift untuk membantu Venus.“Nona ... Nona? Nona tidak apa-apa?” tanya Felipe panik. Kyle menahan pintu lift dan segera memapah Venus.“Ayo kita angkat saja!” ajak Kyle dan Felipe mengangguk. Kyle pun menggendong Venus yang nyaris pingsan sementara Felipe memunguti t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
22
DMCA.com Protection Status