Semua Bab AIDEN (Menikah dengan Sepupu) : Bab 11 - Bab 20

Suasana sarapan di pagi hari menjadi sangat tegang pagi ini.Felly yang menahan malu dan rasa kesal nya dan Farrel yang sedang menahan tawa nya.Aiden hanya diem menatap Farrel dan Felly bergantian, lalu ia menghembuskan napasnya dengan kasar."Ini kenapa ada diem dieman begini sih? Lagi pada sariawan?" tanya Cara membuka suara."Cara makan sarapan mu," ucap Aiden datar. "Kalian juga semuanya. Terutama kamu Farrel," imbuhnya sambil menatap tajam ke arah Farrel. Meski begitu, namun Farrel tidak takut sama sekali. Malah ia semakin berusaha keras untuk menahan tawanya.Semalam, saat Felly dan Aiden tengah HAMPIR melakukan itu, tiba tiba Farrel mengetuk pintu dan menggagalkan semuanya.Awalnya, Farrel hanya ingin berpamitan untuk mengantarkan kekasihnya pulang, namun saat melihat keadaan yang di dalam kamar Aiden dan Felly, niat itu langsung ia urungkan.Farrel tidak menyangka bahwa Felly langsung akan bergerak secepat itu. Memang, kemarin Farrel sempat mengatakan sesuatu pada Felly."Fel

"Felly!" seru seorang laki laki yang membuka kaca mobil nya. Felly tidak menjawab, ia masih bergeming menahan nyeri di bagian perut dan kaki nya. "Astaga Felly kenapa lo bisa kaya gini? Buruan masuk!" seru nya seketika menyadarkan Felly dari lamunan. "Hemm, Her, tidak usah. Aku akan menunggu taxi saja," tolak Felly yang merasa enggan masuk ke dalam mobil tersebut. Yah, itu adalah mobil Javier. Mantan kekasih nya. Ia enggan masuk ke dalam mobil itu, ia takut Javier akan semakin membencinya saat melihatnya. Dan Felly juga takut bila Javier tidak akan mengizinkan nya untuk naik ke dalam mobil. Jadi, sebelum ia di usir lebih baik ia menolak. "Astaga Fel, dia gak ada. Gue sendirian ini buruan! Lo lama, astaga itu darah apaan!" seru Herry seketika panik kala melihat kaki jenjang Felly yang berlumur darah. secepat kilat, Herry langsung turun dari mobil dan memaksa Felly agar masuk ke dalam mobil. "Terimakasih ya Bapak dan ibu semua nya. Nanti akan ada yang mengurus mobil teman saya.

Dua hari sudah Felly berada di rumah sakit. Kini saat nya ia sudah di perbolehkan untuk pulang.Chaca dan Leona begitu antusias untuk membuat sambutan di rumah Leona. Sedari pagi, Chaca sudah datang di rumah Leona untuk menyiapkan pesta penyambutan serta ucapan selamat atas kehamilan nya."Sayang, ayo turun," Aiden mengulurkan tangan nya untuk menuntun Felly turun dari mobil."Kakak, Felly males mau jalan," ucap Felly manja enggan untuk turun dari mobil."Hah? Kita sudah sampai sayang," ujar Aiden mengerutkan dahi nya. Mereka hanya butuh jalan beberapa langkah saja padahal."Iya tapi Felly males. Kaki Felly lemes banget, kakak duluan aja deh masuk nya. Felly mau disini dulu sampai kaki Felly mau di ajak Jalan," kata Felly yang malah mengubah kursi mobilnya dengan posisi lebih ke belakang."Astaga, kakak gendong aja ayo," tawar Aiden."Gak mau, Felly masih mau disini," ujar Felly malah kini ia memejamkan matanya.Aiden menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Ia bingung harus bagaimana

"Halo baby Ay," sapa Felly saat menyambut kedatangan Cara dirumahnya.Pagi tadi, Cara sudah pulang dari Shanghai dan sore harinya ia putuskan untuk mengunjungi Felly. Cara begitu antusias saat mendengar bahwa Felly mulai tinggal di Jakarta lagi dan sedang hamil."Felly, sumpah gue kangen banget sama lo!" ucap Cara yang langsung memeluk erat tubuh sahabat sekaligus saudara iparnya itu."Hahaha, sama aku juga hihihi.""Oh iya, kakak dimana?" Cara mengedarkan pandangannya mencari sosok kakak tersayangnya."Ada kok, kayaknya tadi mau mandi. Ayo duduk sini, uhhh ponakan aunty ganteng banget sih, bikin gemes!""Ya iya lah ganteng, lihat dulu dong pabriknya.""Kenapa narsis kamu gak ilang-ilang sih Ra!""Itu udah bawaan!" bisik Cara lalu keduanya tertawa.Cara dan Felly menghabiskan sore harinya dengan mengobrol dan saling bertukar cerita. Cara ikut bahagia karena sahabatnya kini sudah benar-benar menemukan kebahagiaannya.Terlebih kebahagiaan itu adalah kakaknya sendiri. Cara merasa dunia i

Setelah mendapatkan telepon dari sang Mama, bahwa adiknya sudah berada di indonesia, Aiden pun segera menuju ke Bandara untuk menjemputnya. Aiden cukup terkejut karena sang mama memberitahunya secara dadakan. Bahkan ia belum sempat bericara dengan istrinya. Tapi, nasi sudah menjadi bubur maka ia tidak mempunyai pilihan lain."Kakak!" pekik seorang gadis cantik, yang memakai tank top pink yang di padukan dengan rok jeans di atas lutut. Sebenarnya Aiden kurang suka dengan penampilan adiknya yang seperti ini, namun adiknya sangat keras kepala. Didikan dari sang Mama yang seorang model menurun ke sang adik."Sudah dari tadi?"tanya Aiden sembari melepaskan jas'nya dan memberikannya kepada sang adik.“Sudah,” jawabnya dengan bibir yang di manyunkan. “Batrei Putri habis, Putri gak hapal nomor kakak,” imbuhnya.“Ya udah, ayo langsung pulang saja,” Aiden langsung meraih koper Putri dan menggandeng tangan sang adik.“Apakah rumah baru kakak dekat dengan Caramel? Putri gak mau ketemu sama dia!”