Di tinggal menikah oleh pacar yang sudah 10 tahun bersama? bagaimana rasanya? Berusaha ikhlas, namun tak semudah membalikkan sebuah telapak tangan. Berulang kali jatuh dan terpuruk, Hingga akhirnya ada sebuah tangan yang terulur untuk membantunya bangkit lagi. Ikuti kisah Aiden Pranata yang mengobati luka hati adik kesayangan nya 'Fellicia Grace Sebastian' yang tengah patah hati karena di tinggal nikah oleh sang kekasih nya. Akankah Aiden mampu membuat Felly move on? Dan akankah mereka akan mendapatkan restu?
View MoreAiden Pranata 35 tahun, cucu pertama di keluarga Pranata. Memiliki ibu tiri yang sangat menyayangi nya, beberapa tahun kemudian ia memiliki seorang adik perempuan yang sangat cantik bernama Caramel. Di umur yang sudah sangat matang, ia masih bangga dengan status jomblo nya. Bukan tanpa alasan ia menyandang status itu, setiap kali ia memiliki kekasih selalu saja tidak bertahan lama. Kedua adiknya selalu saja mengganggu hubungan nya hingga membuat gadis gadis itu lelah dan memilih putus.
🍁🍁🍁Fellicia Grace Sebastian, anak dari kakak nya ibu sambung Aiden. Sepupu sekaligus sahabat bagi adik Aiden. Sedari kecil mereka sudah sangat akrab dan dekat, bahkan tak sungkan Felly ikut tidur bersama Aiden dan Caramel.Aiden memang memiliki rasa kepada sepupu cilik nya itu sejak masih kecil, namun ia berusaha menepis nya karena Felly adalah pacar adik sepupu nya dari sang ayah (baca JAVIER biar tau).Sejak Javier menikah dengan gadis lain, yang membuat hati Felly terpuruk dan hancur. Aiden berusaha untuk menenangkan Felly dan menghiburnya, hingga kembali menumbuhkan perasaan yang dulu sempat ia kubur.Aiden sangat marah kepada Javier karena sudah menyakiti hati Felly. 10 tahun menjalin hubungan bersama, Aiden mengira bahwa mereka akan berjodoh dan bahagia. Tapi ternyata Aiden salah besar. Kenyataannya Javier malah menyakiti Felly. Selama beberapa bulan ia sudah berusaha menghibur dan mencoba membantu Felly agar bisa melupakan Javier, namun ternyata masih begitu sulit untuk Felly melupakan Javier.Hingga hari ini saat ia berada di kantor, tiba tiba ia mendapatkan telfon dari sang Mami bahwa Felly tengah berada di rumah sakit. Aiden pun langsung pergi meninggalkan meeting dan segera menuju rumah sakit.Brakk!Aiden mendorong pintu dengan kasar, napasnya masih memburu, dan ia langsung menghampiri Felly yang kini tengah terbaring lemah di atas brangkar dengan selang infus dan pergelangan tangan yang di perban."Tante, kenapa dengan Felly?" tanya Aiden dengan begitu panik."Tadi Vier datang ke rumah dan mereka bertengkar," ucap Leona yang tak lain adalah ibu kandung Felly dengan begitu lirih.Hati nya selalu merasa begitu sakit dan perih setiap kali melihat keterpurukan putri semata wayang nya. dulu, ia begitu berharap bahwa Javier bisa menjadi pelabuhan terakhir putri nya. laki laki itu begitu baik, perhatian dan sangat mencintai putri nya.Tapi,.. kini semuanya berubah. memang benar, Manusia hanya bisa berharap dan merencanakan sesuatu. tapi semuanya kembali lagi kepada Takdir. nyatanya, Javier bukanlah takdir yang di pilihkan Tuhan untuk putri nya."Bertengkar? Kenapa? Kenapa Javier datang hanya untuk mengajak Felly bertengkar?" tanya Aiden yang memang belum tau kebenarannya."Hiks hiks hiks," Leona tidak sanggup bercerita, ia malah menangis dan Fahmi yang sedang berada di dekatnya pun langsung memeluk istrinya dengan erat."Mami?" tanya Aiden kini menatap sang mami Chaca."Ayo ikut Mami," Chaca mengajak Aiden untuk berbicara keluar, ia tidak mau bila sampai Felly mendengar dan histeris lagi.Kini Chaca dan Aiden tengah duduk di sebuah bangku yang berada di taman rumah sakit."Ada apa Mi?" tanya Aiden."Aiden, apa kamu tau bahwa Felly terlibat dengan kematian Celena?" tanya Chaca pelan."Hah? Gak mungkin lah Mi, Felly gak mungkin ngelakuin kejahatan begitu," seru Aiden tak percaya."Tadi, Vier datang ke rumah Felly dengan marah marah. Vier juga ada bukti dimana Felly membayar orang yang akan menjadi pendonor sumsum tulang belakang untuk Celena. Dan juga, setelah acara 7 bulanan waktu itu, Felly menemui Lena di dekat toilet dan mereka terlibat percakapan. Tak berapa lama, Celena pendarahan dan harus melahirkan prematur. Kondisi Celena sangat drop karena penyakit nya. Dan ia harus segera di operasi, namun pendonor menghilang karena Felly. Itulah yang membuat Vier marah dan melabrak Felly.Felly sangat terpukul, dan depresi. Menurut Mami, Felly sangat tertekan dan sedikit stres, dia tidak bisa berfikir jernih dengan akal sehat nya. Dia terus mengigau sedari tadi karena merasa bersalah dengan Celena. Makanya dia berusaha bunuh diri agar bisa bertemu dengan Celena di akhirat," jelas Chaca panjang lebar membuat Aiden sangat terkejut."Aiden, Mami minta tolong sama kamu, hibur Felly, Mami yakin kamu bisa menghibur nya, karena Mami tau kamu dari dulu sangat dekat dengannya jadi mami yakin kamu bisa memberikan nya motivasi." Imbuh Chaca."Mami yakin Felly melakukan itu pada Celena?" tanya Aiden kurang percaya."Sebenarnya Mami tidak mau percaya dan yakin, tapi bagaimana kalau bukti sudah ada dan Felly sendiri mengakui nya," kata Chaca membuat Aiden menghela napasnya dengan kasar."Aiden masuk dulu Mi," ucap Aiden lalu ia masuk ke dalam ruang rawat Felly."Kakak," panggil Felly saat ia sadar dan melihat Aiden membuka pintu.Aiden tak tega melihat mata sayu Felly dan juga suara yang begitu rendah, membuat hatinya sedikit tersayat."Aiden, nitip Felly sebentar Om dan Tante akan menemui Dokter," ujar Fahmi sambil menepuk bahu Aiden."Iya Om," jawab Aiden lalu ia mendekati Felly."Kakak juga benci sama Felly? Hiks hiks kakak juga akan menjauhi Felly? kakak juga gak akan mau dekat Felly lagi hiks hiks," Felly langsung terisak saat melihat Aiden mulai mendudukkan dirinya di kursi samping tempat tidur nya."Enggak! Kakak masih akan tetap disini sama kamu, jangan sedih lagi oke," ujar Aiden pelan sambil menggenggam tangan Felly."Kakak janji?" ucap Felly."Iya, udah jangan nangis lagi. Kamu harus tenang jangan lakukan hal seperti ini lagi oke!" kata Aiden lalu ia memeluk Felly."Bagaimana caranya Felly bisa melupakan Vier kak? Bagaimana hiks hiks," "Felly ingin melupakan dia, Felly mau pergi hiks hiks dia udah benci smaa Felly. Dia gak mau ketemu Felly lagi, Felly menyesal hiks hiks. Felly mau minta maaf sama Lena, Felly mau ketemu sama Lena hiks hiks,""Kenapa Mama malah bawa Felly kesini? Harusnya mama biarin Felly pergi biar Felly bisa ketemu sama Lena dan bisa minta maaf langsung sama Lena hiks hiks." ucap Felly dengan isak tangis nya."Jangan gegabah! Ini semua sudah takdir. Memang sudah jalan ceritanya seperti ini, kita jalani saja, jangan banyak berpikir oke. Kakak akan bantu kamu melupakan Vier," kata Aiden mengecup kening Felly dengan lembut."Kakak " panggil Felly sambil melepaskan pelukannya dan mengadahkan wajahnya ke atas menatap wajah Aiden."Iya," jawab Aiden sambil merapikan rambut Felly ke belakang Telinga agar tak menutupi wajahnya."Felly mau menikah biar bisa melupakan Vier," ucap Felly datar."Hah!" Aiden terkejut mendengar ucapan Felly. Menikah? Yang benar saja.batin Aiden.Beberapa tahun kemudian ... “Daddy mau pergi lagi?” tanya Chyra saat melihat mommy nya mulai mengemasi pakaian.“Iya Sayang. Kenapa hem?” tanya mommy Felly sambil merapikan pakaian suaminya.“Gapapa sih, Cuma Chyra sepi aja kalau Daddy gak pulang. Memang nya Daddy berapa lama mom?” tanya nya lagi, tangan nya ikut merapikan alat mandi Daddy nya. Felly menghentikan pergerakan tangan nya, ia menatap anak ketiga nya itu dengan sayu. Sejak Arshen memilih sekolah di luar negri, Chyra memang lebih dekat dengan Aiden, dan bila Aiden tugas keluar kota maka Chyra akan selalu sendiri.Jangan tanyakan Boy, karena memang sedari kecil ia memang tidak terlalu dekat dengan Chyra karena Chyra sangat aktif dan usil. Boy lebih suka akrab dengan Els.“Sayang, kan masih ada kak Boy dan Els,” kata Felly mengusap kepala putri nya.“Mommy tau kenapa Chyra tanya begini.” Kata Chyra dengan wajah datar, lalu ia menghela napas nya panjang, “Chyra ke kamar dulu mom. Mau belajar,” imbuh nya lalu ia memilih untuk
"Akak, Ila mau itu, ( Kakak, Chyra mau itu )" Chyra menunjuk ke sebuah mainan milik Boy yang sengaja di letakkan di lemari yang lebih tinggi."Chyra, itu punya kakak Boy. Nanti kamu di marah lagi sama Boy!" ucap Arshen menghela napas nya kasar."Api Ila mau itu ( Tapi Chyra mau itu )" rengek nya dan hampir menangis."Akak hiks hiks hiks ... " Dan benar saja, kini Chyra sudah menangis di hadapan Arshen. membuat Arshen mau tak mau mengambilkan mainan tersebut."Sayang, kenapa ini hem?" tanya oma Chaca yang baru saja kembali dari dapur."Chyra mau ini Oma. Tapi Arshen takut nanti Boy marah lagi," ungkap Arshen pelan.Bukan Arshen takut kepada adiknya, hanya saja ia takut Boy kembali menyakiti Chyra seperti sebelumnya. Arshen memiliki hati yang begitu lembut dan penyabar, namun sangat berbeda dengan Boy yang memiliki sikap angkuh dan arogan. Entah sifat darimana yang ia ambil, yang jelas kedua orang tuanya tidak ada yang seperti itu."Omaa, Ila punya Mobil yeee! ( Oma, Chyra punya mobil
"Hiks hiks hiks," isak tangis kembali terdengar saat Aiden membuka pintu kamar nya. Sejak Felly melahirkan anak ke-emlat mereka, kini Felly menjadi lebih cengeng dan lebih sering menangis, menyendiri bahkan terkadang ia suka marah - marah hingga yang paling parah, ia membanting barang - barang di kamar nya. "Sayang ... Kamu kenapa hem?" tanya Aiden yang langsung melemparkan tas kerja nya dan menghampiri sang istri yabg tengah menangis di pojokan kamar, dengan lutut yang di tekuk. "Asi nya gak keluar lagi, hiks hiks ke—kenapa gak mau keluar hiks hiks, kasian dede nangis terus hiks hiks." Memang benar baby Els sedang menangis, dan Aiden pun langsung mengambil baby Els dari ranjang tempat tidur nya. Ia juga mengajak sang istri untuk beranjak dan duduk di atas tempat tidur, sambil tangan satu lagi ia gunakan untuk menggendong baby Els. "Aku buatin susu formula saja yah. Gapapa kok," ujar Aiden memberikan solusi, namun Felly dengan cepat menggelengkan kepala nya. "Gak boleh! Ba
HoeekkkkHoeekkkHoeekkkSuara dari arah kamar mandi lagi itu, membuat tidur seorang Aiden sedikit terganggu. Ia mengucek matanya sebentar lalu menatap ranjangnya kosong. Kemana istrinya?Lagi, ia mendengar seseorang muntah dari dalam kamar mandi. Dengan cepat, Aiden berlari menuju kamar mandi tanpa memperdulikan keadaannya."Sayang, kamu gapapa?" tanya Aiden panik saat melihat sang istri terkulai lemas di lantai kamar mandi sambil bersandar pada closed."Kakak," gumam Felly begitu lirih. Kepalanya sangat pusing dan rasa nya terus melandanya."Kamu kenapa?" tanya Aiden lagi, perlahan, Felly membuka matanya, dan ia langsung terkejut saat melihat suaminya ikut berjongkok di depannya."Kakakkkkkk!" pekik Felly langsung memalingkan wajahnyaKesal, itulah yang ia rasakan, bagaimana bisa Aiden berlari mengejarnya dan dengan santai berjongkok di depannya tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya."Kenapa?" tanya Aiden sedikit panik saat belum menyadari keadaannya."Kemana baju kaka
Saat mendapat kabar bahwa siang ini Felly dan Aiden akan segera pulang. Mami Chaca dan papi Dimas segera membawa baby Ar pulang ke rumah mereka yang memang letaknya tak berada jauh dari rumah utama.Mereka menghargai Javier yang memang belum siap untuk bertemu Felly, dan mereka tak mau memaksakan hal itu."Sayang, bagaimana perjalanannya?" tanya mami Chaca saat melihat kedatangan Felly dan Aiden."Alhamdulillah, lancar Mi. Dimana baby Ar, Felly gak sabar mau gendong," ujar Felly yang memang tak sabar bertemu anaknya."Sayang, kita bersih-bersih dulu, baru habis itu kita temui baby Ar," ucap Aiden."Iya benar Sayang, kalian bersihkan dulu tubuh kalian. Kalian habis perjalanan jauh, gak baik kalau langsung gendong bayi," imbuh mami Chaca.Felly menurut, ia segera beranjak ke kamarnya dan mandi serta mengganti pakaian. Sebenarnya Felly masih sedikit ragu untuk pulang ke rumah mertuanya. Meskipun papi Dimas sudah menerima cucunya, namun sikapnya pada Felly masih begitu acuh dan kadang kas
Setelah usia baby Ar sudah satu minggu, kini akhirnya ia akan di bawa ke Jakarta terlebih dulu oleh mami Chaca dan mama Leona. Sementara Felly dan Aiden masih akan di Bali untuk meneruskan baby moon nya.Keadaan Felly masih begitu labil, terkadang ia mau menyusui anaknya, namun terkadang dia bisa tiba-tiba berteriak dan menangis histeris. Maka dari itu, keluarga menyarankan agar Felly rileks dulu. Mereka akan membawa baby Ar pergi, sambil menunggu Felly siap dengan keadaan.Seperginya semua keluarga, kini Aiden dan Felly sedang duduk di balkon sambil menikmati sunset. Aiden memeluk Felly dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu kanan Felly."Apa yang kamu pikirin hem?" tanya Aiden dengan lembut."Hemm, tidak ada," jawab Felly singkat. "Kakak ... " panggilnya."Iya Sayang," jawab Aiden."Apakah Felly, ibu yang jahat?""Kenapa begitu?""Karena Felly tidak mau menyusui baby Ar," gumam Felly lirih."Bukan tidak mau Sayang, tapi belum terbiasa. Kakak yakin, Felly akan menjadi seorang i
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments