All Chapters of JANGAN PERGI BUNDA: Chapter 11 - Chapter 20
45 Chapters
BAB 11. Kabar dari Laura
Miranti duduk termangu sendiri di depan ruangan pak Ricard sambil mengingat omongan mba leader line tadi.Dari jauh dilihatnya pak Ricard baru datang,tatapan tajam mengarah ke padaku saat tahu aku sudah menunggu di depan ruangan kantornya. “Selamat pagi pak!”, aku memberi salam sambil tersenyum manis. Berharap beliau mau menjawab salamku bahkan membalas senyum manisku . Namun jangan kan tersenyum menjawab salam saja tidak, bahkan yang lebih membuat hatiku sakit dia hanya melirikku sekilas. “Ya Allah beri aku kesabaran, ternyata benar apa yang di katakan mba Leader line tadi, serem dan sangar kaya singa liar”, gumamku dalam hati sambil menggigit bibir bawahku. “Miranti Yuliana Edward masuk!”, perintah tegas dari pak Ricard menggelegar memecah keheningan membuat aku kaget. “I..iya pak”, jawabku terbata bata dan gugup. Aku masuk dan duduk di hadapannya layaknya anak sekolah di panggil guru bimbingan konseling karena melakukan pelanggaran. “Kamu sudah menerima pesan dari s
Read more
BAB 12 Terpaksa berkata jujur
“Aku..aku”, Miranti terbata bata menjawab pertanyaan pak Ricard. Dirinya tidak dapat mengelak lagi untuk menyembunyikan identitas diri. “Katakan apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa tadi yang menelpon mu?” tanya pak Ricard mengintimidasi. Miranti tidak langsung menjawab dia terdiam cukup lama, bayangan kejadian yang dia alami selama ini bermunculan kembali di benaknya, tak terasa air matanya menetes tanpa bisa di bendung lagi. “Miranti Yuliana Edward aku tidak butuh tangisanmu, dan kau tahu tangisan tidak akan menyelesaikan masalah. Aku butuh jawabanmu agar aku bisa membantumu”. “Aku tidak butuh bantuan bapak, ini masalah keluarga aku bisa menyelesaikannya sendiri!”, jawab Miranti ketus sambil mengusap air matanya kasar.Mendengar jawaban Miranti membuat Ricard mengeraskan rahang, tangannya mengepal menahan kesal. “Oke jika itu mau mu, saya harap kamu profesional dalam bekerja. Jangan bawa masalahmu dalam pekerjaan saya tidak mau rugi!”, bentak Ricard sambil berla
Read more
BAB 13 Penjelasan Laura
Sejak mendengar ucapan pak Ricard tadi siang , Miranti tidak fokus dengan pekerjaannya dia lebih banyak diam dan melamun. Pikirannya melayang menduga duga apa yang terjadi dengan suaminya. Walaupun Radite sudah meninggalkan dirinya dan tidak mengakui Desy anaknya tapi dia masih perduli padanya, bagaimana pun juga Radite adalah orang yang pernah membersamai nya selama ini.Sampai di rumah Miranti masih memikirkan omongan atasannya itu. Bu, apa selama ini ibu pernah dengar kabar mas Radite?”, tanya Miranti pada sore itu saat mereka sedang bercanda bersama anaknya sambil menonton televisi.Mendengar pertanyaan menantunya bu Ismi terlihat gugup membuat Miranti menatap mertuanya heran. “Ibu tahu kabar mas Radite?”, tanya Miranti memastikan sekali lagi. Namun wanita itu terlihat sedih sambil menggelengkan kepalanya. Miranti hanya bisa menghela napas dalam dalam. Tiba tiba ponsel nya berdering, dia bergegas mengambil ponsel yang dia letakkan diatas meja. Ternyata panggilan masuk
Read more
BAB 14. Fakta yang sebenarnya
BAB 14 Fakta yang sebenarnya Mendengar penjelasan dari atasannya tentang kabar suaminya membuat Miranti semakin tidak suka dengan pak Ricard yang di rasa sok tahu dan selalu menjelek jelekkan Radite suaminya. “Sudahlah pak bapak tidak tahu suami saya apalagi mengenalnya jadi jangan membuat berita bohong. Dosa lho pak fitnah orang”, kataku dengan muka sewot. Bukannya menyadari kesalahannya malah pak Ricard tertawa sinis. “Yang fitnah itu siapa, ini fakta yang harus kamu terima bahwa suamimu iu laki laki tidak bertanggung jawab. Jadi saya harap lupakan laki laki seperti Radite itu jika tidak ingin hidupmu lebih menderita. Jangan malah buta karena cinta. Memang cinta tidak ada logika …itu kata agnes monica, tapi yang menjalaninya harus pakai logika agar tidak keblinger seperti kamu”, pak Ricard tertawa melihat wajah Miranti cemberut.Kemudian meninggalkan ruangan itu. Kepergian atasannya membuat Miranti berpikir keras apa yang pak Ricard tahu tentang suaminya sehingga mem
Read more
BAB 15 Dibalik kepulangan mertuaku
“Ada apa dengan mertuaku?” sebuah pertanyaan yang memenuhi pikiranku saat melihat ibu mertuaku pergi dengan berlinang air mata.Setelah kepergian ibu mertuanya Miranti langsung masuk dan menutup pintu kontrakan, dia langsung masuk kamar untuk menidurkan si kecil Desy di kasur sambil menyenandungkan sholawat. Selama hanya berdua dengan si kecil Miranti berusaha membagi waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri seperti mencuci nyapu masak sampai memandikan anaknya. Untung saja Desy tidak rewel.Esoknya Miranti pagi pagi sekali sudah bangun dan mandi kemudian sarapan roti dengan susu sambil menunggu Desy bangun. Setelah Desy bangun dia menyusui sebentar kemudian memandikannya dan mengganti pakaian karena mulai pagi ini Desy akan ikut ke kantor. Membayangkan saja sudah repot sekali apalagi menjalaninya, tapi Miranti tetap semangat demi bisa bertahan hidup.Setelah memandikan dan berganti pakaian, Desy di letakkan di kasur sementara Miranti menyiapkan susu dan botolnya juga
Read more
BAB 16. Ada apa dengan bosku?
“Katanya orang kepercayaan bapak”. Jawab wanita itu kemudian berlalu dari ruangan pak Ricard.pak Ricard langsung menemui orang itu dan mengajaknya ke ruang rahasia untuk membicarakan hasil dari kerja orang suruhannya itu. “Gimana hasil kerja kamu hari ini?” tanya Ricard setelah mereka duduk berhadapan. “Saya sudah menyelidiki tentang Radite itu, dia supir mobil pengangkut sayur milik Hj Jalal. Hari ini dia melamar pemilik warung makan yang bernama Suharti karena desakan dari orang tua wanita itu. bahkan wanita itu sekarang dalam keadaan hamil muda. Maaf bos apa hubungan Radite dengan bos, kalau menurut saya tidak mungkin si Radite itu menjadi saingan bisnis bos”, kata Bahar orang kepercayaan Ricard. “Ha ha ha dia memang bukan saingan bisnis saya, Cuma saya ingin memberi pelajaran pada laki laki pecundang macam Radite”, kata Ricard sambil tertawa. “Terus ada kabar apa lagi selain itu?” tanya Ricard kembali ke mode serius. “Minggu depan mereka melangsungkan perni
Read more
BAB 17 Moment paling menyakitkan
“Aduh ponselku mati”, gerutu Miranti kemudian bangun dari tempat tidur dan mengambil ponselnya untuk di charger.Sampai esok harinya Miranti belum sempat membuka kembali ponselnya karena kesibukan mengurus Desy. Sampai di kantor dia baru sempat membuka dan menghidupkan ponselnya ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab dari Laura bahkan dia juga mengirim beberapa pesan. Miranti menekan tombol hijau untuk menghubungi Laura, namun karena jam kerja panggilan tidak terjawab. Selang beberapa jam Laura mengirim pesan. “Aku tranfer kamu sepuluh juta, maaf aku belum sempat telpon balik karena aku sedang meeting di luar kota”, demikian pesan yang dikirim oleh Laura. Miranti menyadari kalau sahabatnya itu sangat sibuk dengan pekerjaannya bahkan janji akan datang bersama mami sampai sekarang belum juga terlaksana.Sudah seminggu sejak Laura mentransfer uang sampai kini belum ada kabar lagi. Uang yang Laura kirim sebagian Miranti gunakan untuk perpanjang kontrakan dan sebagian untuk m
Read more
BAB 18 Kacau
“Kau.. kau, dengarkan semuanya laki laki ini adalah suami saya yang tidak mau bertanggung jawab pada keluarganya. Dia meninggalkan anak dan istri tanpa memberikan nafkah. Dan sekarang akan menikah lagi dengan wanita lain. Saya tidak akan merestui pernikahan ini!”, teriak Miranti dengan suara lantang. Suasana semakin kacau saat Desy menangis keras seolah mewakili kegalauan perasaan bundanya. “Jangan dengarkan ocehan wanita itu, dia yang sudah meninggalkan aku karena selingkuh dengan pria lain”, jawab Radite sambil tangannya menunjuk wajah Miranti membuat Miranti merah padam menahan marah. “ Ha ha ha kau bisa menipu kami semua tapi kami punya bukti untuk menyeretmu ke kantor polisi”, Timpal Ricard tertawa sinis. “Siapa kau, jangan ikut campur urusan kami!”, hardik Radite dengan tangan mengepal siap memukul. “Kamu tidak perlu tahu siapa aku tanyakan saja pada ibumu apa yang telah kamu lakukan pada beliau dan pada istri juga anakmu”, jawab Ricard santai. Pandangan tamu ya
Read more
BAB 19 Kedatangan orang terdekat
“Siapa pak?” tanya Miranti penasaran. “Besok kamu akan tahu sendiri, untuk beberapa hari ke depan kau boleh libur kerja sampai kondisimu benar benar sehat”, jawab pak Ricard menjelaskan.Pak Ricard meninggalkan Miranti bersama anaknya di apartemennya sementara dia harus berangkat kerja ke mini market, seperti biasanya.Setelah kepergian Pak Ricard, Miranti masih termenung di atas tempat tidur, dia masih terbayang kejadian kemarin, rasanya bagaikan mimpi.Miranti masih ngga percaya suaminya tega berbuat kejam kepadanya . Membayangkan itu semua air matanya kembali menetes. Di saat dirinya sedang rapuh Miranti kembali terngiang ucapan dan nasihat dari atasannya itu. “Aku harus kuat dan bangkit kembali demi masa depan Desy”, gumamnya lirih. Kemudian mengusap air matanya dengan kasar dan cepat cepat masuk kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum anaknya terbangun.Setelah cukup lama membersihkan diri dia keluar dan sarapan bubur yang di belikan pak Ricard.Tiba tiba ponseln
Read more
BAB 20 Keputusan papi
BAB 20 Pesan Papi Edward Papi Edward menyuruh kami untuk berkumpul bersama entah apa yang akan di sampaikan oleh beliau.Kami duduk bersama dalam satu ruangan, aku mami dan Laura sementara dihadapannya ada Papi dan juga pak Ricard. Desy tertidur lelap di pangkuan mami. “Pi apa yang akan papi sampaikan”, tanya Mami Yuliana. Aku hanya menunduk sambil menggenggam tangan mami erat erat. “Papi sudah tahu apa yang terjadi selama ini, baik dari cerita Ricard maupun dari cerita Laura. Bukan maksud papi membiarkan anak papi hidup menderita tapi ini untuk memberi pelajaran pada Miranti dan juga Radite. Dan ternyata apa yang papi khawatirkan terjadi. Anak sialan itu hanya menginginkan harta kita tanpa mau bertanggung jawab akan kebahagiaan anak dan istrinya, bahkan tega menfitnah menfitnah Miranti dan tidak mengakui anaknya sendiri. Seandainya anak sialan itu ada di sini ingin papi hajar sampai hancur!”, ucap papi penuh emosi. Aku hanya bisa menunduk menyadari kesalahan yang selama i
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status