All Chapters of Salah Pilih Jodoh: Chapter 41 - Chapter 50
53 Chapters
Surat Undangan
Esok harinya, aku datang ke kantor Pak Ishadi. Kami makan siang bareng di sebuah restoran. Aku yang mentraktirnya. Kuceritakan semua uneg-uneg di hatiku. Di luar dugaan, Pak Ishadi malah tersenyum dan menatapku dengan bijaksana. "Ryana bukan ta'aruf dengan dua pria sekaligus," ujar beliau. "Tapi ketika sedang proses ta'aruf dengan kamu, dia kenalan dengan pria lain dan jatuh cinta. Mereka sama sekali belum ta'aruf. Tapi entah kenapa, saya juga sebenarnya heran dan bingung, Ryana yakin sekali bahwa pria itulah jodohnya. Ryana saat itu tak bisa langsung menghentikan proses ta'aruf dengan kamu, sebab dia belum tahu apakah pria tersebut ingin menikah dengannya atau tidak. Dulu Ryana sempat minta pending, karena dia sedang menunggu kepastian dari pria tersebut. Setelah si pria melamarnya, barulah Ryana memutuskan untuk menolak lamaran kamu. Begitulah ceritanya, Rangga." "O, gitu ya, Pak?" "Betul. Jadi hapuskan buruk sangkamu itu, ya. Ryana seorang akhwat yang sangat baik. Dia tidak m
Read more
Terpaksa Menunda
Malam hari sekitar jam sembilan, saat aku tiduran di dalam kamar, Syarif masuk dan langsung tidur di sebelahku. Kutatap ia dengan ekspresi dingin. "Gimana? Kapan kita cerai?" Syarif mendesah, tatapannya tertuju ke langit-langit kamar. "Aku sama sekali tidak merasa bersalah, Ryana. Film itu adalah masa laluku, dan aku sudah taubat. Aku tak punya alasan untuk menceraikan kamu." "Tapi aku sudah tak betah hidup bersama kamu!" "Kamu memang keras kepala dan egois, ya?" Syarif tiba-tiba bangun dan duduk di tepi ranjang. "Kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku. Kamu bahkan tak pernah mau mengerti bahwa aku sudah taubat, tak akan mengulangi lagi perbuatan bodoh itu. Terus terang, aku merasa sangat dizalimi oleh kamu." "Apa? Kamu merasa dizalimi? Bukannya kebalik? Akulah yang kamu zalimi! Kenapa kamu tak pernah bercerita tentang film itu sebelum kita menikah?" "Dulu aku sudah menceritakan masa laluku. Tapi kamu memotong pembicaraanku. Kamu bilang, semua masa laluku telah dimaafkan.
Read more
Aib pun Tersebar
Di rumah sakit, aku dan Dian duduk di depan dokter kandungan yang menatapku dengan perasaan iba."Bu Ryana mengalami pendarahan. Maaf, saya bukan menakut-nakuti, tapi kondisi Ibu tidaklah terlalu baik. Janin di perut Ibu kekurangan gizi dan perkembangannya terhambat, karena asupan makanan sangat kurang. Tekanan darah ibu tinggi, dan itu sangat rentan terhadap keselamatan si bayi. Suami Ibu di mana?""Kami tadi berangkat dari kantor, Dokter. Suami saya ada di kantornya."Dokter itu mengangguk. "Begini, Bu," ujarnya. "Anda tak boleh stres. Resikonya bisa fatal terhadap kandungan Ibu. Apalagi sepertinya jarang makan. Kasihan si janin ini. Bu Ryana mencintainya, kan?"Aku mengangguk, merasa amat pedih di dalam hati."Bu Ryana harus bedrest sampai kondisi kembali pulih. Perkiran saya delapan minggu. Tapi bisa lebih cepat atau lebih lama, tergantung perkembangan nanti. Obatnya harus diminum dengan disiplin. Makan harus banyak dan gizinya harus cukup. Bu Ryana tak boleh stres lagi. Turuti sa
Read more
Energi Negatif dari Masa Lalu
"Foto ini udah tersebar ke mana-mana," ujar Rangga dengan suaranya yang di telingaku terdengar agak sinis. "Ini memang cuma foto pribadi lu, kan? Tapi mereka yang selama ini memusuhi kita, memanfaatkan foto ini untuk menghantam GIL. Mereka kini punya bahan bagus untuk mengolok-olok perjuangan dakwah kitə."Aku terduduk lemas seketika, tak tahu harus berbuat apa. Tatapan mata para sahabatku di ruangan itu masih tertuju padaku. Sebagian mereka diam. Ada yang menggeieng-gelengkan kepala, ada yang mencibir dengan sinis.Rangga kembali berujar, "Gue sih gak mau menghakimi lu. Tapi sebagian teman menghendaki lu mundur dari GIL.""BETUL!" Tiba-tiba suara Edwin mengagetkanku. Dia sudah berdiri tepat di depanku. Dia yang selama ini selalu sinis dan berburuk sangka terhadapku. Aku menatapnya dengan penuh tanda tanya, menunggu kalimat berikutnya dari mulutnya."Lu ini udah matre, pemain film porno pula! Moral lu bejat!""Diam lu!" teriakku penuh emosi. Amarahku muncul karena dituding dengan kata
Read more
Secarik Kertas yang Aneh
Perawakannya tinggi tegap, wajahnya ganteng, kulitnya putih mulus, keren seperti artis, pintar bermain basket. Itulah Dika, seorang musuhku dari SMK Gradasi. Saat itu kami sama-sama kelas sebelas. Aku jatuh cinta pada seorang gadis, teman sekelas Dika. Tapi gadis itu justru terlihat sering jalan bersama Dika. Aku tentu sakit hati, cemburu, rasanya teramat pedih.Seorang teman berkata bahwa mereka bukan pacaran, hanya teman biasa. Tapi bagiku itu sama saja. Tak ada bedanya. Sama-sama bikin sakit hati.Suatu hari, seseorang tak dikenal mengirimiku pesan di WhatsApp. Isinya sungguh mengejutkan."Dika itu homo. Coba lihat foto-foto ini."Dan terpampanglah semuanya di depan mataku, gambar-gambar yang segera membuat perutku mual mau muntah. Dika terlihat bermesraan dengan sesama cowok, dalam keadaan bertelanjang dada!Aku merasa sangat jijik. Tapi sedetik kemudian aku tertawa terbahak-bahak. Merasa mendapat sebuah senjata andalan untuk memukul telak sainganku itu.Segera kucetak foto-foto i
Read more
Gejalanya Sama Persis
POV: RYANASaat pendarahan itu terjadi, saat dokter mengatakan bahwa janin di kandunganku kekurangan gizi dan perkembangannya terhambat, saat aku disuruh bedrest selama delapan minggu, sungguh penyesalan yang tak terkira mendekap hatiku dengan sangat erat. Aku bingung, merasa bahwa cobaan hidupku sudah demikian sempurna.Saat ini aku pun berada pada sebuah dilema tersendiri. Di satu sisi aku ingin bayiku selamat karena aku mencintainya, sehingga mau tidak mau aku tak boleh stres lagi, tak boleh lagi memikirkan masalahku dengan Syarif.Dan di satu sisi berikutnya, aku harus bertempur dengan sebuah situasi baru yang buruk, kondisi tubuhku yang teramat lemah dan harus bedrest selama delapan minggu.Duhai, penderitaan apa lagikah yang lebih berat dari semua ini? Mungkinkan ini merupakan balasan atas berbagai macam maksiat yang dulu sering kuperbuat? Jika ya, komohon kepada Allah untuk menguatkan fisik dan jiwaku agar mampu melewati semua cobaan ini. Dan semoga Allah mengampuni dosa-dosaku
Read more
Pernikahan yang Aneh
Kini aku duduk dan tertunduk pasrah di depan Dian, di sebuah kafe yang lumayan sepi. Cuaca agak mendung, dan tadi sempat turun gerimis tipis. “I am verry sorry,” ujarku dengan nada penuh penyesalan. "Dulu tak gak percaya sama kamu. Aku cuma heran, kok seorang aktivis dakwah dan aqidahnya lurus bisa melakukan perbuatan syirik seperti itu?” “Wallahualam, Say,” sahut Dian. “Terkadang kita sulit mengetahui isi hati orang lain, walau dia adalah pasangan kita sendiri, kan?” Aku tertegun, tiba-tiba menyadari bahwa selama ini aku ternyata belum mengenal Syarif dengan baik. Aku yang dulu merasa sangat dekat dan sangat kenal dengannya, terlebih setelah dia menjadi suamiku, hari ini sosoknya terasa demikian asing. Aku bahkan belum tahu banyak tentang masa lalunya. Ya, memang masa lalu tidak perlu dipermasalahkan. Yang penting adalah masa depan. Namun siapa sangka, ternyata ada masa lalu Syarif yang berhubungan dengan trauma masa laluku. “Aku sebenarnya malu, Dian,” ujarku. “Malu karena dulu
Read more
Dua Kali Kena PHP
POV: RANGGA Memang, pernikahanku aneh banget. Tapi sebenarnya itu bukan pernikahan. Sebab yang duduk di pelaminan hanya aku dan kedua orang tuaku. Lalu di sebelah kami, dipajang Om dan Tante sebagai tameng aja. Supaya hadirin mengira bahwa merekalah orang tua dari pengantin wanita. Ke mana pengantin wanitanya? Jangan tanya padaku, karena aku sudah gak mau mikirin itu. Bahkan pikiranku sudah kukosongkan dari masalah tersebut. Sebab kalau kupikirkan, khawatir diri ini jadi gila. Ya, pria mana yang tidak shock, hampir pingsan, ketika jadwal pernikahan tinggal 1 hari lagi, ketika undangan sudah disebar semuanya, administrasi di KUA sudah selesai, biaya gedung resepsi sudah dibayar lunas, dekorasi ruangan sudah beres, konsumsi tinggal dimakan aja, tim dokumentasi dan wedding singer beserta group band-nya sudah siap semua, tapi justru pengantin wanitanya yang tidak muncul batang hidungnya! “Maaf, kami terpaksa membatalkan pernikaha
Read more
Syarif Terpancing Emosi
Sepulang dari sekretariat GIL, aku langsung pulang ke rumah, menyetir mobil sambil memikirkan Rangga. Di satu sisi aku sangat kasihan padanya. Dulu dia kecewa padaku, karena aku menikah dengan Syarif pada saat sedang proses ta’aruf denganku. Dan kini, peristiwanya bahkan jauh lebih tragis. Jika aku berada pada posisi dia, mungkin sudah depresi karena tak kuat menahan derita jiwa. Aku pun berdoa, semoga Rangga tak pernah lagi menghadapi masalah besar seperti itu dalam perjuangannya menemukan jodoh. Dan di sisi lain, entah kenapa pikiranku jadi nakal, membayangkan bahwa masih ada kesempatan bagiku untuk bersatu dengan Rangga dalam ikatan suci pernikahan. Tempat paling istimewa di hatiku yang dulu dihuni oleh Syarif, kini dia sudah terusir dari sana. Dan Rangga hadir sebagai penggantinya. Rasa kagumku padanya yang sudah hadir sejak dulu, kini sudah berubah menjadi cinta. Ya, aku memang sudah bertekad untuk minta cerai pada Syarif, karena sudah ta
Read more
Syarif Buka Rahasia
POV: SYARIF Aku benar-benar tersudut! Serba salah! Bahkan salah tingkah dan mati gaya! Semuanya berawal dari kejadian malam itu, setelah aku bertemu Dika dan pulang ke rumah. Di dalam kamar, Ryana memegang secarik kertas yang diambil dari dompetku. “Ini kertas apa? Pakai tulisan Arab, tapi bahasanya kok aneh, ya?” Dan tidak berhenti sampai di situ. Berkali-kali dia menyebut istilah tukang pelet di depanku. Memang dia tidak menuduh apapun. Tapi aku tahu, pasti dia ingin mengutarakan sesuatu. Hal yang tidak berani dia sampaikan terang-terangan. Itulah situasi yang membuatku tersudut, merasa serba salah, bahkan salah tingkah dan mati gaya! Aku sebenarnya merasa berat untuk  menceritakan semua ini, Kawan! Tapi karena posisiku sudah tersudut seperti itu, baiklah. Akan kuceritakan padamu. Tapi ingat, ya. Ini hanya kuceritakan padamu saja. Tidak akan kuceritakan pada Ryana, juga orang lain yang kukenal. * * *
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status