Lahat ng Kabanata ng Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin: Kabanata 31 - Kabanata 40
100 Kabanata
Bab 31
Baru saja mendapat kesempatan untuk melarikan diri, pria bertopi itu malah menarik rambut Paula dan memukulnya hingga pingsan. Di saat kehilangan kesadarannya, Paula merasa dirinya tidak akan bisa lolos dari bahaya lagi kali ini.Paula hanya merasa pasrah. Lagi pula, tidak ada lagi yang pantas dinantikan di dunia ini. Paula merasa Darwin juga tidak perlu repot lagi jika dirinya meninggal.Saat tersadar kembali, Paula melihat bahwa dirinya sedang dikurung di sebuah pabrik terbengkalai. Mereka tidak mengikat kaki ataupun tangannya, sehingga Paula ingin mencoba untuk kabur. Namun baru saja tiba di depan pintu, pria bertopi yang menculiknya itu langsung menghalanginya."Apa yang kalian inginkan?" Paula bisa menebak siapa pelaku semua ini, kemungkinannya hanya antara Aurel atau Richie."Kamu hamil?" tanya pria bertopi itu.Melihat pria itu memegang foto USG di tangannya dan tatapannya terlihat tidak tega, Paula berusaha untuk menenangkan diri dan mengangguk. "Ya, apa kamu bisa melepaskanku?
Magbasa pa
Bab 32
Preman itu bertanya dengan kaget, "Bom apanya? Pak Richie nggak suruh kami pasang bom?""Aku yang pasang. Kalau mau main, taruhannya harus lebih besar lagi," kata pria bertopi itu dengan tatapan kosong. Jelas sekali dia memang sudah ingin mati."Kamu gila ya? Bunuh orang bakal dipenjara!" bentak pria bertato yang mulai takut."Kalau kalian nggak berani, kalian bisa pergi sekarang." Pria bertopi memeluk kedua tangannya di depan dada. Dia tidak peduli apakah kedua preman itu akan pergi atau tidak. Namun Paula tahu bahwa pria itu sudah pasti tidak akan membiarkannya pergi. Sebab, pria itu duduk di posisi yang tepat untuk menghalangi Paula.Kedua preman lainnya sibuk mencari bom yang disembunyikan di gudang itu.Paula mematung di tempat selama beberapa menit, lalu mencari sebuah tempat yang terletak paling jauh dari mereka untuk duduk. Mereka telah memperhitungkan segalanya, tapi mungkin tidak akan menyangka bahwa Darwin adalah pewaris Grup Sasongko yang sangat sibuk setiap harinya. Mungki
Magbasa pa
Bab 33
Kalau orang itu adalah anggota Keluarga Sasongko lainnya, mereka mungkin masih bisa menghalanginya. Namun, yang pergi ke sana sekarang adalah Darwin. Bahkan Terry sekalipun juga belum tentu bisa menghentikannya.Saat Darwin tiba di pabrik buangan itu, Fuward kebetulan telah mengaktifkan bom waktu dan mengikatnya di tubuh Paula."Seleramu bagus juga, pacarmu bisa diandalkan. Nggak seperti ibuku, menikah sama bajingan dan akhirnya mati dipukul suami.""Ibumu juga pasti berharap kamu bisa hidup dengan baik," bujuk Paula dengan suara gemetaran."Nggak, sebelum meninggal dia bilang padaku bahwa penyesalan terbesarnya seumur hidup ini adalah melahirkanku. Saat ayahku memukulnya, dia langsung mendorongku ke depan untuk menghalanginya. Aku nggak dipukul sampai mati karena beruntung," jawab Fuward dengan tenang.Paula menghela napas dan berkata, "Kalau mereka nggak mencintaimu, kamu seharusnya lebih mencintai dirimu lagi.""Ada seseorang yang pernah mengatakan hal yang sama padaku, tapi tak lam
Magbasa pa
Bab 34
"Mau mati?" Melihat bekas goresan di leher Paula, tatapan Darwin langsung menjadi muram."Richie menyuruh mereka untuk menodaiku, jadi aku ...." Air mata kembali berderai di wajah Paula."Paula, apakah benar-benar nggak ada satu pun hal di dunia ini yang membuatmu ingin bertahan hidup?" tanya Darwin dengan serius tiba-tiba.Sambil menatap sorot mata Darwin yang dalam, Paula berkat tanpa sadar, "Dulu memang nggak ada.""Bagaimana dengan sekarang?" tanya Darwin sambil mendekatinya."Sekarang ...." Paula menundukkan kepala untuk menghindari tatapannya, lalu mengelus perutnya dan melanjutkan, "Ada anakku."Saat berada di ambang kematian tadi, Paula seakan-akan melihat tiga malaikat yang sedang tersenyum padanya. Kali ini, Paula benar-benar tidak bisa merelakan anaknya lagi."Baguslah," balas Darwin sambil mengelus rambutnya, lalu menggendongnya.Saat keluar dari tempat itu, Paula melihat beberapa petugas medis yang membawa Fuward ke mobil ambulans. Semoga setelah melewati kejadian kali ini
Magbasa pa
Bab 35
Di kafe.Baru beberapa bulan saja Paula tidak bertemu dengan Angga, tapi wajah Angga terlihat lebih tua 10 tahun dari sebelumnya. Uban-ubannya juga semakin banyak sekarang."Paula, aku melihatmu tumbuh dewasa sedari kecil. Aku tahu kamu ini anak yang baik dan aku juga nggak pernah percaya dengan ucapan Aurel. Richie yang mau membatalkan pernikahan itu. Dia memang berengsek, aku mewakilinya minta maaf padamu. Kumohon kamu berbaik hati dan maafkan dia untuk kali ini." Angga berdiri dari kursi dan menunduk kepada Paula.Paula buru-buru menghindar dan memapahnya. "Kakek Angga, jangan bilang begitu.""Keluarga Antoro hanya punya satu penerus. Meskipun dia itu memang berengsek, sebenarnya hatinya nggak seburuk itu. Dia cuma suka berbual. Semua kerabat Keluarga Antoro berharap dia gagal dan selalu menghasutnya untuk melakukan hal buruk. Kalau dia benar-benar dipenjara, aku juga sepertinya nggak bisa hidup sampai dia dibebaskan nanti. Hanya dalam waktu kurang dari setahun, Keluarga Antoro past
Magbasa pa
Bab 36
Di ruang rapat Grup Sasongko. Darwin duduk di di kursi utama dengan wajah muram. Semua petinggi yang hadir di sana hanya terdiam. Mereka takut Darwin akan marah jika mereka salah bicara. Semua orang melemparkan pandangan kepada asistennya untuk memohon bantuan. Namun, asistennya hanya melambaikan tangan menunjukkan bahwa dia juga tidak berdaya. Suasana hati Darwin memang sudah buruk sedari pagi."Maaf mengganggu. Pak Darwin, ada yang mencarimu," kata Willy yang tiba-tiba masuk setelah mengetuk pintu sambil melambaikan ponsel Darwin.Para petinggi lainnya langsung menghela napas sambil diam-diam menyeka keringat dingin."Pergi sana," perintah Darwin sambil meliriknya dengan dingin.Willy tersenyum dan berkata, "Masih nggak mau pulang? Ada yang menunggumu makan malam di rumah."Darwin langsung berdiri dan merebut ponselnya dari Willy. Setelah melihat pesan Paula, hatinya tampak mulai melunak."Proposalnya lumayan bagus, rapat dibubarkan." Seketika, suasana tegang di ruang rapat itu langs
Magbasa pa
Bab 37
Paula menggigit bibirnya dan tidak berani menatap Darwin. Di piringnya tiba-tiba bertambah sepotong ikan asam manis. Tiba-tiba Darwin berkata dengan nada menggodanya, "Kalau ingin tahu sesuatu, langsung tanyakan saja padaku."Paula semakin menundukkan kepalanya menatap piringnya. Tiba-tiba notifikasi ponselnya berdering lagi. Paula membuka pesan WhatsApp itu dengan hati-hati. Ternyata kali ini adalah pesan dari Darwin.Darwin mengirimkan fotonya saat berselancar di laut. Di bawah sinar matahari, Darwin tertawa dengan sangat ceria. Sejak mengenalnya sampai sekarang, Paula belum pernah melihatnya tertawa sebahagia itu. Di bawahnya, tubuh Darwin terlihat kekar tapi tidak berlebihan. Otot perutnya juga terlihat jelas. Di bawah celana renangnya ....Paula buru-buru menutup ponselnya. Entah apa yang dipikirkannya sejak tadi."Bisa berenang nggak?" tanya Darwin dengan nada sedikit bercanda. Paula meliriknya sekilas, tapi tidak sadar bahwa wajahnya kini merona merah dan kedua matanya tampak je
Magbasa pa
Bab 38
"Buka pintunya, biarkan aku melihatmu. Aku khawatir padamu." Darwin agak menyesal sekarang. Sedari awal Paula memang agak takut padanya, ditambah lagi setelah digoda Darwin sekarang, Paula jadi mengabaikan Darwin sepenuhnya.Setelah menunggu cukup lama di luar, Darwin tadinya ingin membuka pintu kamar dengan kunci cadangan. Namun ternyata Paula telah membukanya dari dalam duluan. Wajah Paula masih agak merona dan matanya juga masih berkaca-kaca, sepertinya dia baru saja menangis."Maafkan aku, ya?" tanya Darwin dengan satu tangannya yang menghalangi pintu. Dia takut Paula akan mengurung diri lagi di kamar. Melihat Paula hanya tertunduk dan diam, Darwin mendekatinya dan bertanya, "Ya?""Geli." Paula memegang telinganya dan berjalan mundur beberapa langkah.Darwin akhirnya berhasil masuk ke kamar itu. Saat melihat selimut yang kusut di ranjangnya, entah mengapa Darwin merasa agak senang."Ada hal penting yang mau kubicarakan padamu," ujar Paula dengan ekspresi tegas. "Kita bicara di luar
Magbasa pa
Bab 39
Setelah merasa pikirannya sudah mulai tenang, Darwin mengemudikan mobilnya untuk kembali ke perusahaan. Dia mencurahkan semua fokusnya dan menyibukkan diri dengan pekerjaan. Awalnya Darwin mengira dia bisa melupakan Paula dengan cara seperti ini, tapi wajah wanita itu malah terus-menerus timbul dalam benaknya."Pak, Bu Paula sudah mencabut gugatannya di kantor polisi," lapor asistennya dengan hati-hati.Emosi yang telah berusaha diredam oleh Darwin selama seharian ini, langsung meledak pada saat ini juga."Bu Paula juga menandatangani surat damai, lalu memasak beberapa hidangan untuk menjenguk Richie," lapor asistennya dengan suara yang semakin lirih. Ekspresi Darwin seketika menjadi semakin muram. Kebetulan pada saat ini, Terry meneleponnya."Aku sudah lepaskan cucu Keluarga Sasongko itu, kamu nggak usah ikut campur lagi. Waktu kamu jatuh ke kolam saat masih kecil dulu, Angga yang menolongmu. Kalau bukan karena dia, nyawamu sudah lama melayang. Kamu berutang nyawa padanya, jadi anggap
Magbasa pa
Bab 40
"Untuk apa buru-buru? Aku baru bebas, buang sial saja dulu," kata Richie sambil meregangkan pinggangnya. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan keluarga yang lebih hebat daripada Keluarga Antoro di ibu kota ini. Richie merasa tidak puas karena dia tertimpa sial kali ini.Selama ditahan di kantor polisi dua hari ini, Richie terus memikirkan Paula. Sikap dan ekspresi membosankan Paula yang selalu mengikutinya dulu kembali hidup dalam ingatannya. Richie tiba-tiba teringat, sepertinya Paula memang tulus memperlakukannya dengan baik. Oleh karena itu, Richie jadi semakin tidak bisa merelakan Paula kepada Keluarga Sasongko.Tidak masalah kalau dia tidak bisa menang melawan Keluarga Sasongko untuk saat ini. Setidaknya dia bisa mengacaukan hubungan Paula dengan Keluarga Sasongko terlebih dahulu."Richie, kamu nggak boleh begitu." Dulu Paula merasa Richie hanya suka bermain dan bercanda. Setelah insiden kali ini, Paula baru sadar bahwa Richie memang orang yang berhati busuk."Aku memang o
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status