Semua Bab Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif: Bab 931 - Bab 940

Josua mengernyitkan dahi, "Linda, jangan bicara seperti itu padaku.""Kalau Pak Josua ingin mendengar kata-kata lembut dan manis, lebih baik kembali ke Nona Bela yang baru menikah denganmu? Atau dengan posisi dan kekuasaanmu sekarang, wanita seperti apa pun yang kamu inginkan, tinggal kamu panggil, mereka akan segera datang. Kenapa harus membuang waktu denganku?"Josua menatapnya dengan tajam. "Linda, aku hanya ingin mendengar kata-kata seperti itu sekali ini saja. Aku nggak menikahi Bela hari itu; rencana hari itu ...."Linda menoleh, dengan suara dingin berkata, "Aku nggak mau tahu rencana kalian. Nggak perlu memberitahuku.""Baiklah. Aku nggak akan bilang." Josua berbicara dengan lembut, tangannya mengelus perut Linda yang rata. Memikirkan anak itu membuat hatinya terasa sakit. "Linda, kita akan punya anak lagi di masa depan. Kamu ingin berapa anak, silakan. Aku berjanji, aku akan menjadi suami yang baik, dan ayah yang baik."Namun, Linda menggeleng, "Nggak perlu. Josua, kita sudah

Tak disangka sekarang malah menjadi sebuah ironi.Sudah lama dia tidak datang ke sini.Sekuntum bunga ini masih ada dari sebelum dia pergi ke Kota Jajakan untuk memperebutkan pernikahan. Dia pikir sudah layu, ternyata masih ada.Josua mengangkat kain pelindung debu di sofa, menaruh Linda di atasnya, lalu mencium keningnya. "Tunggu di sini, ya."Lalu dia berbalik, pergi ke dapur.Linda tidak pergi, karena barusan dia melihat Josua mengunci semua pintu dan jendela vila.Dia tidak bisa melarikan diri.Dan dia juga tahu, kalaupun dia pergi sekarang, Josua akan selalu bisa membawanya kembali.Sebelum Josua benar-benar menyerah, dia tidak punya kendali.Linda hanya bisa menghela napas sambil menatap langit-langit.Dulu dia cukup menyukai keangkuhan pria ini, tetapi saat ini dia merasa agak jengkel.Dia pernah terjebak dalam masalah dengan keluarga Candra, dan rasa tak berdaya yang tak bisa lepas itu kini muncul kembali .......Saat Josua keluar dari dapur, dia tidak melihat sosok Linda di s

Hampir pada saat yang sama, Liana datang dan memutuskan percakapan kedua pria itu.Yohan segera melangkah mendekat, meraih bahu Liana yang ramping. "Kenapa kamu keluar? Angin di sini cukup kencang.""Kakak nggak perlu aku temani di sini, aku mau pulang untuk membuatkan sup dan membawakan untuknya," kata Liana, kemudian menatap Josua. "Kak Josua, apa kamu juga akan pergi sekarang?"Josua mengerti maksudnya, alisnya sedikit berkerut, "Kakakmu yang menyuruhku pergi?""Bukan ... hanya saja sekarang seluruh keluargaku ada di sini menemani, dan kamu juga sudah hampir semalam nggak tidur. Bagaimana kalau kamu pulang dulu dan istirahat? Gantilah pakaianmu dan datang lagi nanti?"Dalam keadaan darurat tadi malam, Josua membawa Linda dengan pakaian yang sama seperti kemarin, bahkan tidak sempat berganti sepatu, masih memakai sandal. Dia memang tampak sangat lelah.Liana berpikir, hubungan antara Josua dan kakaknya begitu rumit, pasti sulit diselesaikan dalam waktu singkat.Masalah seperti ini ti

Satu per satu jari mereka saling terkait, hingga membentuk genggaman.Mungkin karena takut Linda pergi, Josua menggenggamnya dengan sangat kuat.Raisa tersadar, wajah kecilnya memerah, "Kak, kalian ...."Linda melangkah maju ke arahnya, tetapi karena tangannya dipegang oleh Josua, dia hanya bisa melangkah sejauh itu dan berdiri di sana. "Raisa, aku akan naik bersamamu."Josua masih belum melepaskan tangannya.Raisa menyahut, "Baiklah."Linda masih mengenakan baju pasien rumah sakit, jadi dia mengira adegan barusan adalah Linda mengantar Josua turun.Raisa menekan tombol buka pintu, pintu lift terbuka, tetapi Josua belum ada niat untuk keluar.Raisa menoleh, "Kak Josua? Kamu nggak keluar?""Keluar! Tentu saja dia harus keluar!" Linda berjuang sekuat tenaga untuk menggerakkan sedikit tubuhnya.Dia juga tahu bahwa Josua tidak ingin pergi, dan tidak ada yang bisa memaksanya.Apakah mereka harus terjebak di sini selamanya?Atau, apakah dia harus dipaksa kembali ke vila?Linda tidak ingin ke

"Bu, apa benar yang Ibu katakan itu? Linda memintaku jadi pacarnya?""Tentu saja, dia baru saja mengatakannya padaku.""Ibu sekarang di mana?" Yansen melompat dari tempat tidur, meraih jaketnya, dan berlari keluar."Di rumah sakit," kata Liza. "Linda sakit, sedang dirawat di rumah sakit, kamu nggak tahu?""Aku akan segera ke sana.""Tuut ... tuut ...."Telepon diputus.Liza merasa sedikit bingung, sekaligus ada sedikit keraguan di benaknya."Ada apa ini? Bukankah mereka sudah berpacaran? Kenapa anak nakal ini bahkan nggak tahu Linda sakit?"Liza tidak mengerti, jadi dia menggelengkan kepalanya dan berhenti memikirkannya.Bagaimanapun, ini urusan anak muda, biarkan mereka sendiri yang menyelesaikannya.Sebagai calon ibu mertua, lebih baik dia mulai memilih perhiasan dan barang-barang lain. Oh ya, rumah dan mobil juga harus dibeli. Dia juga punya sebuah peternakan di pinggiran kota, yang akan dijadikan hadiah pertunangan untuk Linda. Dia pasti akan menyukainya!Liza dengan penuh sukacita