Semua Bab Orang Ketiga: Bab 211 - Bab 220

Sebuah mobil melewati rumah mereka dan tampak jelas dari master bedroom yang menghadap ke halaman samping.“Itu ….” Qailula menunjuk ke arah rumah di mana mobil itu akhirnya berhenti.“Itu rumah pak Ghaza?” tanya Qailula seraya melangkah ke dinding kaca dan mengawasi Ghazanvar yang baru saja turun dari mobil di sambut istri dan putranya di teras rumah.Ghazanvar pulang ke Jakarta sehari setelah pesta pernikahan karena katanya ada pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan.“Iya … itu rumah Ghaza … yang di depan kita rumah Arnawarma dan sebelahnya rumah Radeva, sahabat dari Ghazanvar … kamu akan akrab dengan istri mereka nanti.” Qailula mengangguk bersama senyum tulus dan pendar di mata, netranya masih terpaku pada Ghazanvar yang tengah mengangkat putranya ke udara.“Nanti kita juga punya yang seperti itu, kamu hanya perlu bersabar.” Evrard berujar sebelum mengecup pelipis Qailula.Qailula membalikan badan membuat dada mereka merapat tanpa jeda.“Tapi aku enggak sabar, ayo kita

Vita merajuk, tidak mau bicara dengan Elvern selama beberapa hari tapi dia telah berubah karena kamar mandi cukup rapih saat Elvern masuk setelah Vita mandi.Meski jadinya acara mandi Vita memakan waktu lebih lama membuatnya sering kesiangan.“Sayang, tunggu sebentar … aku mau bicara.” Elvern menahan Vita yang hendak turun dari mobil dengan cara mencengkram pergelangan tangannya.“Aku udah kesiangan, nanti aja bicaranya.” Vita menarik tangannya hingga terlepas dari cengkraman Elvern lantas keluar dari dalam mobil.Vita langsung berlari masuk ke dalam gedung kampusnya karena sudah terlambat.Elvern mengembuskan nafas bersama gelengan kepala samar.Tadinya Elvern ingin memberitahu kalau mendadak dia harus pergi ke Jerman tapi tidak sempat dia lakukan karena Vita kadung turun dari dalam mobil.“Kirim chat aja nanti,” gumam Elvern sembari memutar kemudi keluar dari pelataran parkir dengan tujuan Bandara.Akhir-akhir ini pria itu sedang sibuk melobi klien besar, membuat proposal di

Klien besar penanam modal asing di Indonesia membuat sebuah pesta untuk merayakan kesuksesannya yang berhasil meraih penghargaan perusahaan terbaik di Asia Tenggara mengalahkan perusahaan besar lain yang sebelumnya bergantian mendapat penghargaan tersebut di tahun-tahun sebelumnya.Biasanya para CEO atau pengusaha dan Direktur bahkan dari BUMN termasuk Mentrinya yang sudah pasti diundang ke acara tersebut akan membawa pasangan jadi kali ini tentu saja Evrard membawa istri tercintanya.Kebetulan pesta spektakuler itu diadakan di hari Sabtu malam minggu jadi mereka bisa bersiap dengan santai sedari sore harinya.Menggunakan pakaian pesta dengan warna senada, Evrard dan Qailula berangkat menuju venue menggunakan salah satu mobil mewah Evrard yang dikemudikan pak Joko.Sekarang Evrard selalu membukakan pintu untuk Qailula dan karena semua sudah mengetahui hubungan mereka jadi meski risih—Qailula harus bersedia mendapat perlakuan tersebut karena sekarang statusnya adalah istri dari pri

Tiba-Tiba Elvern mengajak Vita liburan, katanya dia mengambil cuti setelah proyek dengan tuan Benigno berhasil.Kebetulan Vita sedang libur semester jadi lah mereka pergi ke sebuah resort di sebuah pulau pribadi milik Alterio.Sebenarnya Elvern bosan datang ke sana tapi dari pilihan destinasi wisata yang segudang Elvern sodorkan—Vita malah memilih privat Island tersebut.Mereka pergi menggunakan pesawat pribadi, dari atas melalui jendela pesawat Vita menatap takjub pulau pribadi yang begitu indah terawat dengan bangunan besar di tengah-tengahnya.Resort itu diperuntukan bagi umum namun hanya orang-orang pilihan yang boleh menginap di sana untuk menjaga ke-eksclusive-annya.Dan kali ini Vita termasuk ke dalam orang terpilih itu.Terang saja, Vita adalah Alterio sekarangBerhubung privat Island itu bukan hanya bisa dijangkau menggunakan yacht tapi juga pesawat jadi terdapat landasan terbang di mana Elvern dan Vita baru saja mendarat dengan selamat di

Qailula memang sudah tidak menjadi sekretaris lagi tapi Rio dan Dita masih saja mengganggunya mengenai pekerjaan, bertanya hal-hal yang mereka tidak mengerti dan belum pernah dialami.Dengan senang hati Qailula menjawab, menjelaskan apa yang dia ketahui meski sedang sibuk sekalipun seperti saat ini Qailula tengah berbelanja sayuran dan buah serta keperluan rumah tangga lainnya di sebuah supermarket terbesar dan terlengkap di kota.Qailula tidak sendiri, ada asisten rumah tangga yang menemani dan driver yang siap menjemput di pintu setelah Qailula selesai berbelanja.Usai penjelasan panjang lebar itu, Qailula menutup panggilan telepon kemudian memasukan kembali ponselnya ke dalam tas.“Bu, kenapa sih Ibu mau repot-repot belanja gini? Kan ada bu Trina yang biasa belanja?” tanya Ayu-sang asisten rumah tangga paling muda.“Biar ada kerjaan, Yu … aku itu bosen di rumah terus.” Qailula menjawab.“Kenapa Ibu enggak main ke rumahnya bu Naraya, bu Afifah atau bu