“Papa jangan bersedih. Papa masih ada Baby. Baby nggak akan meninggal. Selamanya Baby nggak akan meninggal, akan selalu menemani di sisi Papa.”Samuel pun tersenyum. “Oke ….”Baby mengulurkan jari tangan gemuknya. “Papa dan Baby mesti bersama untuk selamanya.”“Emm!” Samuel mengulurkan jari tangannya, lalu mengaitkannya dengan jari kelingking Baby.Kemudian, mereka serempak berkata, “Sepakat!” Janji itu berakhir dengan cepat. Samuel mencium kening Baby. Baby juga mencium kening Samuel.Samuel mencubit pipi si kecil. “Dasar gendut.”Baby juga mencubit pipi Samuel. “Dasar tampan.”“Hehe.” Samuel pun tertawa.Kali ini, Baby juga ikut tertawa lantang.Momen bahagia memang indah, tetapi selalu sangat singkat.Beberapa saat kemudian, Samuel berkata pada Baby, “Papa ada urusan, mesti keluar sebentar. Kamu dan Bibi Ivona main di rumah, ya.”Baby kelihatan tidak bersedia. Dia mengerucutkan bibirnya sembari berkata, “Kenapa Papa selalu ada urusan, sih? Kapan Papa baru bisa menemani Baby? Padaha
Baca selengkapnya