All Chapters of Kultivasi Awan Surga: Chapter 1151 - Chapter 1160

"Heh, bukankah Pelindung Hu benar-benar kekuatan yang harus diperhitungkan barusan? Pukulannya membuatku terus terdesak sepanjang waktu.""Sayangnya, tampaknya muda dan semangat saja tidak cukup. Pantas saja Pelindung Hu pernah dijuluki orang lemah. Sekarang, aku mengerti kenapa.""Ayo, Pelindung Hu, gali lebih dalam! Tunjukkan padaku keganasan yang sama yang kau gunakan untuk memenggal kepala Sun Zhuogong dengan satu pukulan. Jika kau tidak memberikan perlawanan sengit, bagaimana kau bisa menunjukkan kehebatanku?"...Saat itu, Zhang Mingfei telah memegang kendali penuh, dengan angkuh dan tanpa henti mengejek Xi Feng. Ejekannya begitu menyebalkan hingga rasanya ingin sekali menutup mulutnya.Xi Feng mempertahankan topeng bajanya, tampaknya terlalu lelah untuk membalas. Terdesak oleh jaring es yang mendekat, ia tak punya pilihan selain terus mundur.Sementara bibir Zhang Mingfei sibuk mencemooh, tangannya tetap tekun, membentuk segel dan memanggil gelombang energi tanpa henti yang meny

Saat Xi Feng turun dari arena, para Pelindung di dekatnya secara naluriah membuka jalan untuknya, tatapan mereka dipenuhi rasa takut dan kagum.Di ronde sebelumnya, Xi Feng telah meninju kepala Sun Zhuogong dengan spektakuler hingga terpental. Dan sekarang, bahkan Zhang Mingfei dari Lapisan Enam Inti Emas telah menemui ajalnya di tangan Xi Feng.Suara wasit terdengar, "Di arena ketiga, Pelindung nomor lima puluh lima akan menghadapi Pelindung nomor empat puluh tujuh."Kerumunan terkesiap kaget. Nomor lima puluh lima adalah Hu Fei, bukan?Xi Feng, yang telah diberi tahu oleh Deng Xiangguang, masih berbalik dengan ekspresi pura-pura bingung menghadap wasit, menunggu penjelasan.Wasit, yang baru saja mengumumkan pertandingan, mengangkat bahu meminta maaf. "Maafkan aku, Pelindung Hu, tapi pertarungannya diatur secara acak. Aku tidak menyangka giliranmu datang secepat ini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.""Hu Fei yang malang, dia sangat kuat, tapi peruntungannya sangat buruk. Dia nyaris me

Saat kemenangan semakin dekat, Lu Yuesheng tahu lebih baik daripada terburu-buru. Dengan ratusan pertempuran yang telah dilaluinya dan segudang pengalaman tempur, ia tak mau membuat kesalahan pemula. Ia menyalurkan Yuan Qi-nya untuk memperkuat pertahanan, bahkan dengan mengorbankan kekuatan ofensifnya, mengalihkan energi itu ke perlindungan. Ini semua adalah bagian dari strateginya. Dengan melemahkan serangannya, ia bertujuan untuk menipu Hu Fei agar percaya bahwa ia berada di ambang kekalahan. Hu Fei, yang mengira ia melihat peluang, kemungkinan akan mengintensifkan serangannya, menguras Yuan Qi-nya lebih jauh lagi. Harapan Lu Yuesheng terpenuhi. Saat ia mengurangi upaya ofensifnya, Xi Feng meningkatkan kekuatan dan frekuensi kekuatan pedangnya, melancarkan serangan gencar yang semakin ganas. "Hu Fei benar-benar bodoh. Setelah ia menghabiskan Yuan Qi-nya, kemenangan akan menjadi milikku," pikir Lu Yuesheng, menikmati perilaku lawannya yang mudah ditebak sambil menangkis serangan

Waktu berlalu tanpa terasa, dan seperempat jam lagi telah berlalu. Xi Feng tampaknya telah pulih sepenuhnya. Sementara itu, kondisi Lu Yuesheng semakin memburuk, napasnya semakin sesak. Pertempuran berintensitas tinggi yang berkepanjangan telah menguras hampir seluruh Yuan Qi dari tubuhnya, dan ia berada di ambang kehancuran. "Bagaimana bajingan sialan ini masih berdiri?" Lu Yuesheng bertanya-tanya, frustrasi memenuhi suaranya. Ilusi itu telah menumpulkan persepsinya tentang waktu, tetapi meskipun begitu, rasanya seperti keabadian telah berlalu. Bagaimanapun, ia telah mencapai batasnya; Hu Fei seharusnya sudah jauh melampauinya. Tiba-tiba, tekanan mereda, dan serangan gencar Hu Fei berhenti. "Akhirnya, Hu Fei tidak bisa bertahan lagi, hahaha..." Lu Yuesheng tak dapat menahan kegembiraannya, menurunkan kewaspadaannya. Di seberang arena, Hu Fei tampak pucat, napasnya tersengal-sengal pendek dan tajam. Tanda-tanda kelelahannya yang luar biasa tak terelakkan—ia sudah hampir kehabisan

Bukan hanya Shi Qianye yang terpikat. Saat Xi Feng membuka Belati Mimpi Akhirat, semua mata—kecuali para murid Kombinasi Tao yang kurang peka—terpaku pada senjatanya. "Apakah itu benar-benar artefak magis kelas menengah?" Tian Fangshu tak kuasa menahan keheranannya dari tribun. Bahkan wajah Ding Ruhong pun menunjukkan secercah keterkejutan. Xi Feng hanya terkekeh, mengibaskan pergelangan tangannya dengan acuh tak acuh. Cahaya spiritual yang cemerlang memancar dari Belati Mimpi Akhirat, menyatu menjadi dingin yang menusuk tulang punggung. Banyak Pelindung di sekitar arena mengalihkan pandangan mereka, sesaat tak mampu menahan kehadiran Belati Mimpi Akhirat yang mengintimidasi. Xi Feng sudah terbiasa menggunakan Belati Mimpi Akhirat, tetapi mereka dari Sekte Awan Merah yang telah menyaksikan kekuatannya entah telah mati atau telah berubah menjadi bonekanya. Jadi, ketika Xi Feng mengacungkan Belati Mimpi Akhirat, tak heran jika kerumunan itu terkejut. Wajah Shi Qianye berubah, d