All Chapters of Kultivasi Awan Surga: Chapter 1321 - Chapter 1330

"Hei, hei, di mana apinya? Bagian terbaiknya belum datang..." Wu Feng secara naluriah mencoba menghentikan yang lain pergi, tetapi pelukan Zhang Xiang meredam kata-katanya. Pikirannya kabur, kejernihannya memudar. Dia menyerah pada hasrat yang mendalam, memeluk kekasihnya erat-erat. "Kau benar-benar nakal. Ayo ke kamar. Apa pun yang kau inginkan, aku sepenuhnya milikmu," bisik Zhang Xiang menggoda. "Kamar? Dari mana itu datang?" Kebingungan terlintas di wajah Wu Feng, tetapi dia mengabaikannya, membiarkan Zhang Xiang membawanya ke kamar. Dia ambruk di atas tempat tidur mewah, udara dipenuhi daya tarik. Nuansa merah muda dan godaan mengelilinginya, menyulut gelombang hasrat yang tak terbendung. Zhang Xiang bersandar dalam pelukannya, ciuman mereka semakin dalam. Namun nafsu Wu Feng semakin besar; karena tidak sabar, ia menindih Zhang Xiang dan menanggalkan pakaiannya. Lalu, ia membeku. Zhang Xiang telah pergi. Didorong oleh hasrat yang membara, ia dengan panik mencari pelampi

Di tengah kerumunan, ekspresi Zhang Yao merupakan jalinan emosi yang kompleks. Ia merasa bimbang—haruskah ia memberi tahu Xi Feng tentang Zhang Ming yang memiliki Api Surgawi, atau haruskah ia tetap diam, berpihak pada mayoritas? Dilema itu menghantuinya sejenak, namun akhirnya ia memilih untuk diam. Sebagai sesama prajurit elit, ia tidak bisa mengkhianati prinsipnya, meskipun itu tidak adil bagi Xi Feng. Lagipula, ia sebelumnya telah mengalahkan Xi Feng. Bahkan jika ia kalah sekarang, itu akan dianggap seri, menyelamatkan muka kedua belah pihak dan berpotensi melancarkan diskusi di masa depan. Xi Feng, yang tampaknya tidak curiga, mengangguk setuju. "Baiklah, aku ikut. Tapi apa sifat kompetisi ini?" Gelombang kemenangan memenuhi Zhang Ming. 'Kau benar-benar termakan umpan,' pikirnya, 'langsung masuk ke dalam perangkap.' Saat itu juga, pesan telepati Wu Feng diam-diam sampai kepadanya. "Zhang Ming, pastikan kau memberinya pelajaran yang keras. Gunakan mantra apimu untuk membakar

Namun Wu Feng dengan cepat tersadar dari keterkejutannya dan mencibir, "Apa masalahnya? Itu hanya peony tiruan. Ingatlah bahwa Zhang Ming baru saja membuat lima belas buah, lebih dari sepuluh kali lipat jumlahnya." "Dia praktis tidak penting." Fong Ping dan Shee Jiwen menggemakan sentimen itu dengan cemoohan mereka sendiri. Namun, pada saat berikutnya, peony di tangan Xi Feng mulai berubah bentuk, berlipat ganda seolah-olah dengan sihir, tumbuh dengan cepat. Satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, lalu enam belas... Sebelum ada yang sempat berkedip, Xi Feng sudah menggenggam segenggam peony yang begitu hidup sehingga mudah dikira sebagai bunga asli. Kerumunan terdiam melihat pemandangan itu. Dengan leher kaku, Wu Feng menengok untuk melihat jam pasir yang masih berjalan. Hampir tiga tarikan napas telah berlalu sejak pengecekan terakhir. Dalam waktu kurang dari tiga tarikan napas, Xi Feng berhasil melakukan sejumlah transformasi yang menakjubkan. Bagaimana

Zhang Ming segera menghubungi Shee Jiwen melalui telepati, memperingatkan, "Shee Jiwen, tahan impulsifmu. Kau tidak akan punya kesempatan melawannya jika kau melawannya sekarang. Waktu ada di pihak kita. Jika kita tidak bisa mengatasinya hari ini, akan ada kesempatan lain di masa depan." Fong Ping menimpali dengan pesan mentalnya sendiri, "Tepat sekali, Shee Jiwen. Kami merasakan frustrasimu, tetapi apakah kami tipe orang yang mudah menyerah? Aku belum pernah menghadapi penghinaan seperti ini sebelumnya, tetapi kita berada dalam situasi sulit. Dia memiliki artefak hebat yang membuatnya sangat kuat. Menghadapinya sekarang hanya akan mempermalukan kita." Wu Feng, yang tidak dapat menyembunyikan kepahitannya, menambahkan, "Dia hanyalah orang biasa. Tanpa artefak kuat itu yang meningkatkan kemampuan bertarungnya dan meningkatkan keterampilannya dalam Array Tao, ilusi, mantra atribut api, dan banyak lagi, dia akan menjadi tidak berarti. Kita tidak akan pernah kalah darinya." Yang lain m

Mo Ruping menyatakan, "Saya tidak pantas berdiri. Tim saya telah melakukan kesalahan besar; adalah tanggung jawab saya untuk menanggung konsekuensinya bersama mereka." Meskipun demikian, ia tidak berdiri tetapi malah bersiap untuk bersujud meminta maaf. Melihat ini, Shee Jiwen diliputi kesedihan. Ia berteriak, "Kapten, sayalah yang bersalah, tolong, jangan lakukan ini. Jika permintaan maaf diperlukan, biarkan saya yang menyampaikannya." Kemudian ia berlutut di hadapan Xi Feng, menundukkan kepalanya berulang kali. "Xi Feng, saya salah. Saya meminta maaf kepada Anda. Saya tidak mengharapkan pengampunan Anda, tetapi saya mohon agar Ruping diizinkan berdiri. Semua kesalahan ada pada saya; dia tidak bersalah. Jika ada yang harus dipermalukan, itu adalah saya..." Suaranya tercekat oleh isak tangis, air mata mengalir di wajahnya. "Kapten Mo, Shee Jiwen, ini tidak perlu. Silakan, berdiri," terdengar suara-suara dari sekitar mereka. "Tepat sekali, bahkan jika kalian salah, berlutut dan