= Rumah keluarga besar Tjakaradiningrat di kota J. Minggu pagi = "Terima kasih sudah datang, Ilyas." "Jangan begitu, Oma. Aku ini tetap cucu kalian kan?" Mata tua itu memandanginya sendu. Tangan keriputnya memeluk erat. "Kamu ini cucuku, Ilyas. Apapun kata orang di luar sana, kamu ini tetap cucu laki-lakiku yang pertama." Menepuk punggung lebar itu, Ara sedikit menjauh dan menepuk rahang yang kuat itu. "Kamu sendirian ke sini? Mana Andromeda?" Kepala pria di depannya menunduk. Wajahnya muram. "Jangan bilang sudah putus dari dia, Ilyas. Kamu akhirnya melepasnya?" Pertanyaan itu membuat Ilyas mendongak kaget dan langsung menggeleng. "Tidak, Oma! Justru sebaliknya. Aku..." Pipi Ilyas mulai memerah. Pandangan matanya menunduk, terlihat malu. Kali ini, mata tua itu memicing. Ia sangat mengenal cucu lelakinya ini. Tangannya refleks menjewer gemas. "Apa yang sudah kamu lakukan padanya, boy? Kamu tidak berbuat yang aneh-aneh, kan? Andromeda gadis baik-baik. Dia beda d
Terakhir Diperbarui : 2024-10-07 Baca selengkapnya