All Chapters of GAIRAH LIAR SUGAR BABY: Chapter 91 - Chapter 100

"Tuan Muda?" Selena nampak bingung dengan ucapan Robert, kenapa ia menyebut calon bayinya sebagai Tuan muda?"Kamu hanya tempat untuk bayi itu tumbuh, Bayi itu keturunan dari keluarga terhormat walau bayi itu anak kandungmu tetapi kamu tidak ada hak untuk mengakuinya sebagai anak."Hatinya seperti di iris oleh ratusan pisau, terasa sangat sakit, dia sama sekali tidak diperbolehkan untuk mengkui anaknya kelak."Tapi aku adalah ibu kandung dari Bayi ini, kek." lirih Selena dengan kedua mata berkaca-kaca.Robert tersenyum sinis mendengar ucapan Selena yang terdengar begitu naif. "Bayi itu adalah keturunan keluarga Massimo, kamu tidak berhak mengakuinya sebagai anak, bagiku kamu adalah budak yang di perintahkan untuk melahirkannya saja, mengerti!"Hati Selena semakin teriris sangat sakit rasanya, "Aku ini istri yang sah dari Mas William, kek.""Tutup mulutmu, Selena!" Hardik Robert setengah berbisik. "jangan sembarangan menyebut dirimu sebagai istri dari cucuku, pernikahan kalian tidak sa

Setelah satu jam lamanya meladeni pertanyaan Reporter, akhirnya koferensi itu pun berakhir, berharap hasil konferensi itu bisa memulihkan kembali nama baik William serta perusahaannya di publik.Kepala William rasanya penat sekali, sembali berjalan ke belakang panggung, William sesekali memijit pelipisnya untk mengurangi rasa penatnya."Penatku akan hilang jika bersama dengan istriku tercinta," batin William sambil membayangkan wajah cantik Selena yang akan tersenyum menyambutnya.Tetapi keinginan William itu pupus saat tidak mendapati istrinya tidak berada di kursi tunggu.Office boy berjalan di dekat William, sigap William menghentikannya dan bertanya tentang istrinya. "Tunggu, kamu lihat wanita hamil yang sedang duduk disini tadi?"Sejenak office boy itu terdiam memikirkan sesuatu. "Oh, wanita muda yang memakai Blouse hitam itu?""Iya benar, kamu melihatnya? Dimana dia sekarang?" William panik bukan main tidak mendapati isttrinya disana."Istri Bapak sepertinya sudah pergi 45 menit

"Apa! Di culik?" William sangat terkejut ketika baru saja sampai dirumah Sunrise Summit dan mendapatkan kabar bahwa Selena telah di culik."I.. iya Pak WIl," Ida memberikan selembar kertas yang berisi ancaman. "Maaf saya membuka kertas itu karena merasa curiga kepada pengirimnya yang tanpa nama, Pak."Ida memang sangat mengkhawatirkan Selena saat gadis yang dia jaga itu menghilang, lalu tiba-tiba seorang kurir mengirimkan pesan tanpa nama, merasa curiga Ida membukanya dan benar jika Selena telah diculik."Tidak apa-apa, Bi. Saya tahu jika Bibi sangat mengkhawatirkan Selena, tapi Bibi tidak memberitahukan kepada siapapun tetang ini kan?""Tentu tidak Pak, Bibi tahu apa yang harus Bibi lakukan."William memegang lengan Ida untuk menenangkan wanita paruh baya itu. "Saya akan segera membawa Selena kembali, Bi."William kembali menghubungi Arnold, tapi sayang nomor ponsel Arnold sedari tadi tidak bisa di hubungi. "Kemana dia, tidak biasanya sulit dihubungi seperti ini!" William merasa san

Sudah 30 menit berlalu, William mulai kelelahan karena sedari tadi berusaha membebaskan diri tetapi hasilnya nihil. Sedangkan tubuh Selena sudah membiru karena racunnya telah menyebar ke tubuhnya. "Sayangku... Baby.. jangan tinggalkan Aku!" rintih William saat melihat istrinya tidak berdaya. "Jika kamu harus pergi, maka aku juga akan pergi bersamamu." William memejamkan kedua matanya, pasrah. Siapa yang akan menemukan mereka di daerah terpencil dan tersembunyi seperti itu. Tiba-tiba, suara helikopter terdengar dari atas pabrik, William kembali membuka matanya karena merasa masih memiliki harapan. "Tolong! Tolong kami, cepat!" teriak William di sisa-sisa tenaganya. Kemudian dari arah pintu masuk, dua orang petugas khusus dnegan pakaian serba hitam dan membawa senjata mendekati mereka. "Sandera ada disini, segera lakukan pertolongan!" "Cepat selamatkan istriku, mereka memberinya racun!" teriak William meminta tim khusus itu segera menolong istrinya timbang dirinya

Sudah larut malam, William menunggu Selena dengan begitu setia, menggenggam erat tangan Selena seolah tidak ingin melepaskan Selena barang sedetikpun. Charles dan Robert memilih untuk pulang dan membawa jasad janin itu untuk di kuburkan dengan layak. Disaat William menunggu, ponselnya berdering, panggilan dari Brenda terlihat jelas di layar ponsel. Melihat nama Brenda membuat William teringat saat malam itu dia tidak bisa mengontrol hasaratnya, seolah dikendalikan oleh sesuatu. Hingga William melakukan kesalahan fatal itu bersama Brenda. Segera William sedikit menjauh dari Selena agar istrinya tidak mendengar percakapanya bersama Brenda, walau Selena belum sadarkan diri, William tetap tidak bisa mengambil resiko apapun. "Halo," Jawab William ragu. "Kamu di mana, Wil?" ucap Brenda dari ujung telepon. "Bisakah kita bertemu?" William melihat jam dinding, disana telihat pukul dua pagi. "Kamu mengajakku bertemu di jam ini?" "Tentu tidak, kita betemu besok, bisakah kamu