Lahat ng Kabanata ng Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Kabanata 831 - Kabanata 840

Mendengar ucapan Fadly barusan, wajah Erlin langsung terasa panas seperti terbakar. Rasanya persis seperti habis ditampar keras oleh cucunya sendiri di depan umum. Mana mungkin dia tidak mengerti? Ucapan Fadly itu jelas-jelas sindiran tajam yang ditujukan padanya.Saat berikutnya, Erlin yang tak bisa lagi menahan emosi pun berteriak dengan suara gemetar karena marah, "Fad, jadi sekarang kamu lebih memilih membela orang luar?"Kemudian, Erlin langsung berbicara dengan suara makin lantang, "Harun! Feli! Aku tahu kalian pasti sedang sembunyi dan juga mendengarkan omongan kami! Cepat keluarlah! Apa kalian rela membiarkan menantu pecundang ini jadi kepala keluarga dan mengatur semuanya?"Usai Erlin berkata demikian, Fadly kembali menatapnya dengan ekspresi datar. Ucapannya pun masih sama dinginnya. "Setidaknya, Kak Afkar nggak akan mengkhianati kami."Erlin menunjuk Fadly dengan tangan gemetar, lalu beralih menatap Afkar dengan sorot mata penuh kemarahan. Pada akhirnya, dia mengentakkan kak

Guntur berlutut di tanah. Dia mengetuk-ngetukkan kepalanya sambil memohon ampun dan bersumpah layaknya sedang menandatangani perjanjian militer.Kelam hanya mendengus dingin. Wajahnya penuh dengan aura suram. Sementara itu di sisi lain, Orion menatap Guntur dengan tatapan penuh ejekan dan rasa meremehkan.Kelam bertanya, "Bunuh semua orang yang terlibat dalam kejadian ini? Kamu yakin bisa? Apa kamu punya kemampuan untuk itu?"Mendengar pertanyaan ini, Guntur yang masih berlutut hanya bisa terdiam sejenak. Matanya sempat berkedip beberapa kali, lalu menatap Kelam dengan ekspresi seakan sudah siap mati. Dia menjawab, "Aku bersedia mati-matian membalaskan dendam untuk organisasi!"Meski kata-kata Guntur terdengar sangat tegas, dia tahu sendiri dalam hati bahwa masalah ini sepertinya bukan sesuatu yang bisa diselesaikannya dengan kemampuan sendiri.Kekuatan orang yang mampu menghancurkan markas utama Organisasi NC di Kota Yaba, jelas jauh berada di atas dirinya. Bukan hanya soal mempunyai

Felicia membeku di tempat saat mendengar kata-kata itu. Dia menatap Shafa yang terus mengeluarkan darah dalam pelukannya, merasa sesak oleh rasa sakit hati yang begitu dalam.Benar! Afkar sangat ahli dalam ilmu pengobatan. Membawa Shafa ke rumah sakit tidak sebanding dengan pengobatannya sendiri."Kamu 'kan jago banget dalam hal medis. Kamu pasti bisa menyembuhkannya. Ada apa dengan Shafa? Cepat lakukan sesuatu ...." Suara Felicia terisak-isak."Nggak ada gunanya, aku pun nggak bisa menyembuhkannya!" Mata Afkar memerah, kedua tangannya mengepal erat, sorot matanya dipenuhi kesedihan, keputusasaan, dan kecemasan.Dia tahu kutukan dalam tubuh Shafa kambuh lagi! Bahkan dia pun tak berdaya ...."Kenapa? Sebenarnya apa yang terjadi pada Shafa? Afkar, tolong pikirkan sesuatu." Felicia begitu panik hingga air matanya mulai mengalir. Dia sampai berteriak ke arah Afkar.Melihat darah mengalir dari mulut dan hidung Shafa, dia tak peduli apa pun dan segera menyeka darah itu dengan tangannya.Saat

Saat ini, seluruh anggota Keluarga Safira berharap Erlin benar-benar menyerah dan secepatnya membiarkan Afkar menyelesaikan masalah dengan Organisasi NC.Apalagi Renhad dan Viola, yang terlibat dalam masalah ini sejak awal, mereka paling tidak sabar masalah ini selesai.Mendengar ucapan ayah dan anak itu, wajah Erlin menjadi semakin suram. Perasaan ini seperti ada dinding runtuh dan semua orang justru berlomba mendorongnya jatuh.Biasanya saat tidak ada masalah, semuanya tampak baik-baik saja. Namun, begitu terjadi masalah, sepertinya para keturunannya ini menginginkan dia lengser?"Kalian benar-benar yakin Afkar bisa menyelesaikan urusan dengan Organisasi NC?" tanya Erlin yang mendengus dingin.Pertanyaan itu membuat Renhad dan Viola terdiam sejenak. Di wajah mereka mulai tampak sedikit kecemasan."Ya .... Kalau dipikir-pikir, apa Afkar benar-benar mampu menyelesaikannya?" Renhad terdengar kurang yakin."Seharusnya sih bisa ...," jawab Viola ragu-ragu."Bu, gimana sekarang? Aku bisa m

Beberapa hari yang lalu, Sahira kembali ke Keluarga Rajendra Kuno.Sebelumnya, dia sempat mencoba menggoda Afkar, tetapi nyaris dibunuh olehnya. Baru setelah mengungkap beberapa rahasia, dia berhasil menyelamatkan diri.Dari situ, Sahira sadar bahwa dirinya sama sekali tidak mampu mengendalikan Afkar dan tidak mungkin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang liontin naga darinya.Karena itu, dia kembali ke keluarga dan memberikan laporan yang isinya setengah benar. Kemudian, dia langsung menemui Tulang Iblis.Tulang Iblis begitu memanjakan Sahira yang setengah kekasih dan setengah muridnya. Terlebih lagi, Sahira sangat mahir dalam ilmu memikat. Di ranjang, dia bisa membuat Tulang Iblis merasakan kenikmatan yang luar biasa.Saat ini, ponsel Sahira tiba-tiba berdering. Melihat nama penelepon yang tertera, alisnya langsung berkerut."Dia meneleponku?" gumam Sahira."Siapa, Sahira?" tanya Tulang Iblis sambil duduk tegak di ranjang."Itu lho, yang pernah aku ceritain, Afkar!" timpal Sahir