Home / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Chapter 1291 - Chapter 1300

All Chapters of Pembalasan Tuan Muda Terkuat: Chapter 1291 - Chapter 1300

1334 Chapters

Bab 1290 - Perdebatan Para Juri

Ryan melangkah turun dari arena dengan langkah santai, seolah tak menyadari kegemparan yang ditimbulkannya. Namun, tatapannya tajam mengawasi pergerakan di sekeliling. Pemuda itu tahu betul, pembunuhan empat murid Sekte Red Phoenix tidak akan dibiarkan begitu saja. Tepat sesuai dugaannya, seorang wanita tua dengan tongkat berdiri di dekat arena. Wajahnya yang keriput memancarkan amarah tak terbendung, tubuhnya gemetar hebat menahan emosi. "Nenek Hilda," bisik Ryan, mengenali sosok itu. Hina Lambert telah meninggal! Murid kesayangannya terbunuh di depan matanya sendiri! Keterlambatannya menyelamatkan murid menyebabkan penyesalan dan kebencian memenuhi hatinya. "Ah!" Nenek Hilda berdiri dengan teriakan murka. Kekuatan dahsyat menyapu udara. Kursi di belakangnya langsung hancur menjadi debu, dan suara gemuruh menggema di seluruh Kingshill Plaza! "Ryan! Aku akan membunuhmu!" raungnya, matanya nyaris keluar dari rongganya. "Dasar bajingan kecil, beraninya kau membunuh murid kesaya
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 1291 - Voting

Hati Ryan menghangat mendengar pembelaan Shirly. Gadis itu masih sama seperti dulu—selalu berdiri di pihaknya ketika semua orang berbalik menyerangnya. Setelah empat atau lima tahun, kepribadian Shirly Jirk menjadi semakin dingin, tetapi perasaannya terhadapnya tidak pernah berubah.Meskipun dia tidak tahu mengapa dia selalu membantunya, hal itu tidak lagi penting.Ryan menatap punggung Shirly yang berdiri tegak di hadapannya, melindunginya dari para juri dan tetua yang berniat menghukumnya. Sekarang, dia memiliki kekuatan untuk membalas kebaikan yang pernah diterimanya di masa lalu. Ia tidak akan lagi menjadi beban bagi siapapun.Taois Nathan mengulurkan tangan dan menunjuk ke arah Ryan dengan ekspresi penuh penghinaan."Shirly Jirk, aku tidak peduli dengan prosesnya, aku hanya peduli dengan hasilnya!" serunya dengan nada menggurui. "Kompetisi baru saja dimulai, tetapi sudah banyak orang yang meninggal. Jika ini terus berlanju
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 1292 - Memenuhi Kesepakatan

Ryan berjalan melewati Shirly dan berdiri di depannya. Untuk pertama kalinya, Shirly menyadari bahwa bahu Ryan yang awalnya lemah dan kecil telah menjadi jauh lebih lebar. Dia bukan lagi pemuda yang dulu selalu dalam kesulitan, tetapi sekarang menjadi pria dengan semangat yang gigih."Namun, kamu tidak mampu menghadapi kekuatan mereka..." Shirly ragu-ragu, nada khawatir terdengar jelas dalam suaranya."Kamu harus percaya padaku." Ryan menoleh sejenak, tersenyum lembut. Tatapan matanya yang teduh berlama-lama di wajah Shirly, seolah menyimpan banyak kata yang tak terucapkan.Kemudian ia berbalik menghadap lawannya. Senyum lembutnya seketika lenyap, tergantikan oleh ekspresi dingin dan tajam. Aura pembunuh yang pekat kembali menyelimuti tubuhnya. Samar-samar, terdengar auman naga dari dalam tubuhnya.Sphinx yang sedari tadi tertidur di bahunya membuka mata, tatapannya yang keemasan mengawasi semua orang dengan tajam.
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 1293 - Kekhawatiran Shirly Dan Wendy

Shirly Jirk mengepalkan tangannya erat-erat sambil mengawasi Ryan yang berdiri tegak di tengah arena. Kekhawatiran terpancar jelas dari matanya yang biasanya dingin dan tenang. Ryan bukan hanya menghadapi kultivator yang jauh lebih kuat, tapi kondisinya juga tidak optimal.Selain itu, Ryan tidak memiliki banyak Energi Qi yang tersisa di dantiannya. Tiga pertarungan berturut-turut melawan murid-murid Sekte Red Phoenix telah menguras sebagian besar tenaganya. Pertarungan ini hampir pasti akan berakhir dengan kekalahannya."Jika kamu tidak menerima tantangan itu, tidak ada yang akan menyalahkanmu," ujar Shirly lembut. "Lagipula, jarak antara kamu dan Nenek Hilda terlalu besar."Saat ini, Ryan sedang membelai Sphinx yang nyaman bertengger di bahunya. Kucing itu tampak mengantuk kembali, seolah tidak peduli dengan situasi genting yang tengah dihadapi majikannya."Jangan khawatir," Ryan menjawab santai s
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 1294 - Melawan Nenek Hilda

Sphinx mendesis pelan, cakar kecilnya terlihat, seolah siap menerkam kapan saja."Dasar sampah, aku tidak suka kucingmu," desis Nenek Hilda. "Kalau begitu, aku akan membunuhnya juga."Begitu kata-kata itu terucap, tubuh ringkih Nenek Hilda tiba-tiba bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan!"Bajingan kecil, mari kita lihat apakah kau bisa mengambil langkah pertama. Ini mungkin saat-saat terakhirmu hidup!""Telapak Tangan Kekosongan!"Sambil mendengus dingin, dia menyerang dengan telapak tangannya yang keriput. Jejak Energi Qi berputar-putar di sekitar tangan layunya, dan energi spiritual di sekitar menyatu ke telapak tangannya.Arena bergetar saat jejak telapak tangan mengeras di udara dan melesat ke arah Ryan. Jejak itu semakin membesar, memancarkan cahaya hijau kebiruan yang hampir menutupi seluruh arena.Melihat Nenek Hilda tidak menahan diri sedikitpun, Taois Nathan yang mengawasi dari sisi aren
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 1295 - Melawan Nenek Hilda (II)

Nenek Hilda menatap Ryan dengan tatapan puas. Selama ratusan tahun mengabdi di Sekte Red Phoenix, senjatanya telah mengantarkan banyak lawan tangguh ke alam baka. Mengatasi seorang junior seperti Ryan dengan senjata pusaka ini adalah perkara mudah. Senjatanya ditempa dari sebagian batu spirit kuno. Di sisi lain, pedang Ryan tidak diketahui kualitasnya. Bagaimana dia bisa menangkisnya? Tongkat berhiaskan api merah kehijauan itu meluncur turun dari ketinggian, seakan menahan beban dunia saat melesat menuju Ryan. Namun, hal aneh terjadi—bocah nakal itu justru menutup matanya, seolah pasrah menerima kematian. "Hm!" Nenek Hilda mendengus dingin dan mengerahkan seluruh kekuatannya. Seluruh Kingshill Plaza bergetar pelan merasakan tekanan energi spiritualnya. Para penonton menelan ludah gemetar menyaksikan serangan dahsyat yang mengarah ke Ryan. Itu sungguh mengerikan. Gemuruh tongkat dan api merah kehijauan menciptakan pemandangan mematikan. Kematian Ryan tampak tak terelakk
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 1296 - Melawan Nenek Hilda (III)

Begitu menyelesaikan kalimatnya, Ryan mengambil tiga langkah ke arah tertentu. Tubuhnya meledak dengan kekuatan saat dia melemparkan tongkat itu ke udara seperti lembing! Tongkat itu terbang melengkung tinggi, melayang dengan kecepatan luar biasa menuju arah pedang es raksasa yang tertancap di tengah Kingshill Plaza—peninggalan Monica yang misterius. BOOM! Setelah sepuluh detik penuh ketegangan, tongkat itu akhirnya menancap tepat ke dalam bagian pedang es raksasa, seratus meter di atas tanah! Kalau bukan karena penglihatannya yang tajam sebagai kultivator, mereka mungkin tidak bisa melihat sejauh itu. Dengan ketinggian tersebut, sebagian besar kultivator kesulitan untuk mengambilnya. Tapi masalah sebenarnya adalah benda itu kini tertancap di pedang es raksasa milik Monica—kultivator hebat yang ditakuti. Siapa yang berani menyentuh apapun yang tertancap di dalamnya? Seluruh kerumunan yang hadir tercengang. Mereka tidak menyangka Ryan tidak hanya mampu menahan dua serangan N
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 1297 - Melawan Nenek Hilda (IV)

Mustahil! Nenek Hilda menolak mempercayainya. Namun, kekuatan yang dirasakannya dari tombak merah tua itu menunjukkan bahwa ini adalah kebenaran! Aura petir ilahi yang memancar dari jarum perak Ryan tak mungkin disalahartikan. Hanya satu nama yang terkenal di seluruh Gunung Langit Biru memiliki kekuatan seperti ini. Bagaimana sampah bisa tumbuh sebesar ini dengan cepat? Pemuda yang lima tahun lalu hanyalah kultivator lemah dengan akar fana kini menunjukkan kekuatan yang mengguncang dunia. Selain fakta bahwa dia adalah Arthur Pendragon, tidak ada penjelasan lain! "Tidak mungkin..." bibir Nenek Hilda bergetar. "Kau tidak mungkin..." Tapi semakin dia memikirkannya, semakin masuk akal. Arthur Pendragon suka memakai topeng dan menyamarkan dirinya. Tidak ada yang pernah melihat wajah aslinya. Sebagian besar orang di Gunung Langit Biru hanya mendengar tentang keberadaan Arthur Pendragon. Setiap kali dia muncul, Gunung Langit Biru akan berguncang, dan banyak orang akan mati! Art
last updateLast Updated : 2025-05-04
Read more

Bab 1298 - Kehebatan Kucing Oranye

Liontin giok itu melayang di atas arena dan langsung memancarkan aura yang menggemparkan surga. Tekanan yang sangat besar menyelimuti seluruh arena, begitu beratnya hingga Ryan kesulitan bernapas. Secara perlahan, sesosok bayangan melayang keluar dari liontin giok itu. Nenek Hilda segera berlutut di hadapan bayangan itu, wajahnya memancarkan rasa lega dan kegembiraan. "Tetua Agung, tolong hentikan anak itu," mohonnya. "Dia membunuh beberapa murid jenius kita dengan kejam, dan jika dia tidak mati hari ini, dia bahkan mungkin akan mengancam fondasi sekte kita!" Sosok bayangan itu melirik Ryan dengan tatapan merendahkan dan berkata dengan tenang, "Hanya sampah Ranah Saint yang energi spiritual dantiannya telah terkuras... Namun, karena kau berani menyentuh murid-murid sekte Red Phoenix, aku akan menghabisimu!" Cahaya merah menyala terang, dan sosok bayangan itu berubah menjadi pedang penghancur raksasa, siap melahap Ryan bulat-bulat. Nenek Hilda tertawa kegirangan. Ini kesempatann
last updateLast Updated : 2025-05-04
Read more

Bab 1299 - Kemarahan Taois Nathan

Pria muda itu sedang menggendong seekor kucing di tangannya, tampak tidak berbahaya. Ryan berdiri tegak di tengah arena berlumuran darah, tangannya dengan lembut membelai Sphinx yang kembali bersarang nyaman di pelukannya. Dia tampak lebih seperti pemuda biasa yang memelihara kucing kesayangan, bukan pembunuh yang baru saja memenggal kepala tetua sekte ternama. Namun, pada saat ini, semua orang merasakan ketakutan muncul dari lubuk hati mereka. Mereka yang berada di dekat arena tanpa sadar mundur beberapa langkah. Aura tenang namun dingin yang memancar dari tubuh Ryan jauh lebih menakutkan daripada ledakan kekuatan yang dia tunjukkan sebelumnya. Wendy, yang berada di antara kerumunan, menatap tubuh tanpa kepala di tanah arena dengan ngeri. Wajahnya yang biasanya tenang kini dipenuhi ketidakpercayaan. Anak itu ternyata tidak mati, dan bahkan membunuh Tetua Sekte Red Phoenix? Bagaimana ini mungkin? Wendy ingat betul pertemuan terakhir mereka. Ryan yang dia kenal bukanlah
last updateLast Updated : 2025-05-04
Read more
PREV
1
...
128129130131132
...
134
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status