All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 1651 - Chapter 1660

Jason membalikkan satu halaman berkas, lalu meletakkannya satu per satu di atas meja Seto.Seto berdiri di sampingnya, mengikutinya membaca.Sampai berkas di tangan Jason tersisa sangat sedikit, dia teringat lagi bahwa Yessy pernah bilang kalau sebelum membocorkan berita itu, dia juga sudah membuat cadangan.Untuk menarik perhatian publik, bocoran sebelumnya tidak memuat semua hal yang ada dalam berkas. Dia hanya memilih beberapa kejadian yang bisa membuat publik berempati. Mungkin masih ada yang terlewat.Seto menyerahkan sisa berkas itu. "Ini bocoran yang Yessy kirim sebelumnya.""Mm." Jason membaca sambil merapikan berkas-berkas itu di atas meja.Seto melihatnya satu per satu."Orang-orang ini benar-benar pandai mencari celah. Tapi kenapa penyisiran sebelumnya bisa melewatkan mereka? Sampai-sampai mereka berhasil memindahkan semua uangnya. Kalau ingin menariknya kembali, akan jadi proses yang panjang."Jason menatap berkas-berkas di meja, lalu berkata dengan dingin, "Mereka semua ba

Masalah Yessy akhirnya mencapai akhir dan sisanya diserahkan kepada polisi.Janice kembali ke kehidupan yang tenang, tetapi hatinya tidak bisa tenang. Bahkan, dia merasa seolah-olah masih ada sesuatu yang sedang menunggunya.Namun, saat melihat Jason dan Vega, perlahan-lahan dia menyingkirkan kecemasan itu.Pada hari Ivy dan Zachary mengadakan acara untuk bayi mereka, Janice membawa hadiah dan menghadiri acara itu bersama Jason.Mengingat betapa rumitnya perjalanan bayi itu sampai lahir, Ivy dan Zachary tidak mengadakan perayaan besar-besaran. Mereka hanya mengundang beberapa keluarga dan teman dekat.Di luar aula, sebuah pohon dipenuhi foto-foto bayi dan orang tuanya. Di sana, Janice juga melihat foto dirinya sedang menggendong bayi itu.Dia menatap foto itu sambil tersenyum, tidak menyadari Jason sudah mendekat."Kamu lihat apa?""Aku cuma merasa ... mau itu anak sendiri maupun anak orang lain, rasanya sangat ajaib. Seorang bayi yang begitu kecil, bisa tumbuh begitu cepat dalam sekej

Janice dan Jason menembus kerumunan sebelum akhirnya sampai di sisi Ivy dan bayi itu.Ivy melihat mereka dan berkata, "Janice, kamu datang tepat waktu. Adikmu buang air besar. Aku harus ganti popoknya. Kamu bantu sambut tamu sebentar ya?"Janice melihat Ivy sedikit kewalahan, sementara pengasuh yang membantu sedang ke kamar mandi.Dia mengulurkan tangan. "Biar aku bantu. Di luar ada para paman, mereka bisa bantu jaga.""Baiklah." Ivy menyerahkan bayinya kepada Janice, lalu berbalik mengajak mereka masuk ke ruang istirahat.Janice merasa bayi itu berat di pelukannya. Setelah membuka selimutnya, dia baru menemukan sebuah gembok emas besar terselip di dalamnya. Dia tersenyum. "Ini dari Pak Anwar?"Ivy tersenyum sampai tak bisa menutup mulut."Ya." Dia dengan hati-hati melepas gembok emas itu. "Aku nggak nyangka Pak Anwar sudah menyiapkannya sebelumnya. Ini berarti dia menerima anak ini. Aku benar-benar sudah puas."Janice menimbang gembok itu. "Berat sekali."Hanya saja ... Vega tidak men

Janice mengangguk dan menjelaskan, "Aku rasa nggak banyak orang yang akan sengaja mendekat hanya untuk mengintip bagian dalam topi bayi."Di sisi lain, Arya sudah selesai memeriksa kondisi bayi."Bayinya nggak apa-apa. Nggak ada bekas tusukan. Sepertinya jarum itu hanya diselipkan di dalam topi. Bagaimanapun, kalau ubun-ubunnya tertusuk, itu sudah cukup mengakibatkan cedera fatal. Kalau mereka menaruh jarum di bagian lain, akan semakin sulit disamakan dengan kecelakaan."Ivy mengambil kembali bayinya dan menempelkan dahi pada dahi anak itu, memeluknya dengan erat. "Aku pasti nggak akan melepaskan orang yang melakukan ini!"Tak lama kemudian, pengasuh kembali membawa pakaian yang sudah diperiksa. Arya memeriksa lagi seluruh pakaian tersebut. Kali ini, dia memastikan bahwa semuanya benar-benar aman.Setelah sang bayi dipakaikan baju, Janice mengingatkan si pengasuh, "Apa pun yang terjadi nanti, kamu nggak boleh menjauh dari ibuku dan bayinya."Si pengasuh mengangguk dengan cepat. "Baik."

Janice dan Ivy berpikir dengan matang. Namun, begitu masuk ke aula pesta, mereka menyadari bayinya hilang. Keduanya bergegas maju.Ivy bertanya dengan panik, "Di mana bayinya?"Zachary menjelaskan, "Tadi ada banyak orang datang, si kecil menangis, jadi aku suruh pengasuh membawanya ke sana untuk menenangkannya."Jason juga menambahkan, "Di koridor sebelah."Di sana ada pintu kaca. Tampak pengasuh sedang menggendong bayi sambil mondar-mandir.Janice menenangkan, "Ibu, masih banyak tamu. Ibu urus tamu dulu, aku yang jaga bayinya."Ivy pun akhirnya tenang, menemani Zachary menyambut tamu.Janice tetap menatap ke arah pintu kaca. Pengasuh menepuk bayi di pelukannya dengan lembut. Seluruh tubuhnya disinari sinar matahari, tampak sangat penuh kasih.Ketika Janice terpana, dia tiba-tiba merasa diawasi seseorang. Dia mengira Jason yang memperhatikannya, tetapi saat menoleh, ternyata hanya Verica yang berdiri di arah itu.Namun, Verica sedang berbicara dengan Leah. Keduanya tertawa bersama, sea