"Tunggu sebentar!" Janice berseru keras, menghentikan tekanan dari Anwar.Anwar menyipitkan mata, menatap Janice dengan tidak senang. "Kamu masih mau bicara apa lagi? Janice, mau siapa pun yang kamu andalkan hari ini, nggak akan ada yang bisa menyelamatkan ibumu.""Pak Anwar, apa yang bisa dibuktikan cuma dengan satu fotoku dan ibuku yang keluar masuk rumah sakit? Justru aku ingin tanya, kenapa Bu Rachel bisa begitu kebetulan berada di rumah sakit juga?""Aku hanya melakukan pemeriksaan rutin," jawab Rachel."Doktermu perempuan atau laki-laki? Kamu begitu waspada, jadi doktermu pasti perempuan, 'kan?" tanya Janice lagi.Rachel terdiam. Janice menjawab sendiri, "Kelihatannya laki-laki ya? Tugas dokter itu menyelamatkan pasien, nggak peduli laki-laki atau perempuan. Tapi, kenapa begitu sampai di mulut Bu Rachel dan Bu Elaine, malah berubah jadi perselingkuhan?"Saat ini, Elaine maju dan mendengus. "Janice, kamu pikir kamu dan ibumu sudah cukup pandai menyembunyikan semuanya? Awalnya aku
Read more