Janice sebenarnya tidak ingin berbicara dengan Rachel.Rachel tersenyum. "Aku yang seperti ini masih bisa melakukan apa padamu?"Setelah menatap Jason, Janice akhirnya perlahan-lahan mendekati Rachel. "Katakan saja.""Janice, maaf. Tadi aku nggak bermaksud memaksanya memilih, aku hanya berharap dia mau melihatku sekali lagi," kata Rachel dengan pelan dan lemah. Namun, dari bibirnya yang pucat dan bergetar, dia sudah berusaha sangat keras.Janice memang dendam pada Rachel. Namun, saat mendengar permintaan maaf itu, hidungnya langsung terasa perih.Rachel melanjutkan, "Saat melihatnya berdebat dengan Pak Anwar tadi, aku tiba-tiba mengerti maksud perkataannya. Dia nggak mencintaiku dan nggak akan mencintai anakku juga. Aku ini hanya bidak, anakku juga. Aku benar-benar bodoh. Janice, aku tahu kamu nggak akan memaafkanku, aku juga tahu penyesalanku ini terlalu terlambat. Uhuk uhuk ...."Setelah mengatakan itu, Rachel meraih tangan Landon dengan mata yang memerah. "Kak, aku rindu Ayah, aku m
Baca selengkapnya