Mata Miana berkilap sekilas, lalu dia mencibir, "Janice, Henry nggak mencintaimu! Aku mati pun, dia nggak akan melupakanku, apalagi menikahimu! Janice, akui saja, Henry nggak menganggapmu penting! Dia bersikap baik padamu hanya karena kamu seorang janda!"Sebutan "janda" berhasil menyulut kemarahan Janice. Dengan cepat, dia mengarahkan pisau ke arah jantung Miana. Sambil menyeringai gila, dia berkata, "Percaya atau nggak, kalau pisau ini masuk, tahun depan hari ini akan jadi hari peringatan kematianmu! Penyesalan terbesarku adalah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk menikah dengan Zeno yang ternyata hanya seorang pengecut!"Pisau itu sangat tajam dan bilahnya terasa dingin, membuat mulai agak ketakutan.Begitu Janice menggila sepenuhnya, nasibnya hanya satu, yaitu mati!Miana menenangkan dirinya dan bertanya, "Kamu sudah berteman dengan Henry sejak kecil, kenapa akhirnya memilih Zeno? Apakah kematian Zeno ada hubungannya denganmu?"Dia mendengar dari Felica bahwa kematian Zeno p
Read more