Udara di ruang ini kental dengan aroma alkohol dan kekhawatiran. Beberapa wajah pias masih terpaku. Edgar, berdiri tegak di tengah semua itu, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Tanpa suara, para sepupunya segera bubar, langkah mereka cepat, seolah melarikan diri dari sebuah wabah. Mutiara, dengan gaun malam sutranya yang masih kusut, hendak mendekat, namun tatapan tajam Edgar membekukannya di tempat. Ia mengernyit, mengepalkan tangan di sisi tubuhnya. Wajahnya merah padam, bibirnya terbuka sedikit, seolah ingin memaki, tetapi tidak ada kata yang lolos dari tenggorokannya. Diantara para cucu kakek Adam, Edgar yang paling kaya, bahkan oleh Mutiara, yang kini hanya bisa memandang dengan kebencian yang mendalam. Alisha, yang sedari tadi berdiri di dekat Shaka, kini mencoba menyentuh suaminya yang tampak tidak sadar. Kekhawatiran tergambar jelas di wajahnya. Edgar mendekat. “Bisakah kamu membawanya sendirian ke lantai atas?” tanyanya. Alisha menganggukkan kepalanya. Dengan
Huling Na-update : 2024-12-12 Magbasa pa