Alisha dengan telaten menakar air hangat, memastikan suhu yang pas untuk Shaka. Setiap gerakannya mencerminkan kehati-hatian, meskipun hati dan pikirannya dipenuhi gumpalan risau yang tak terurai. Tubuhnya terasa lelah, namun ia tahu, tugasnya belum selesai. Suaminya menunggu, dan ia harus tetap menunaikannya.“Mas Shaka, airnya sudah siap,” suara Alisha lembut, nyaris berbisik, memecah keheningan di kamar mereka.Shaka menyibak selimutnya dan mencoba turun dari ranjang. Alisha buru-buru membantu Shaka. Tangannya menopang punggung kokoh itu, membantu Shaka bangkit dari ranjang, lalu perlahan menuntunnya menuju kamar mandi. Shaka, dengan langkah gontai dan wajah datar yang enggan menatap, membiarkan dirinya dituntun. Ia lantas menjatuhkan diri ke dalam bak, air hangat segera memeluk tubuhnya. Alisha hanya berdiri di ambang pintu, menatap punggung Shaka yang telanjang.“Setelah ini minum obat lagi mas soalnya kamu sudah memuntahkannya,” kata Alisha, memecah keheningan yang terasa ber
Last Updated : 2025-09-11 Read more