Ruang kunjungan yang dia diami terasa dingin, tak hanya karena dinding beton yang membungkusnya, tapi juga karena sunyi yang menggantung seperti kabut. Sylla ada disana duduk diam, kedua tangannya bertaut di atas meja, matanya tak lepas dari pintu besi yang masih tertutup. Sudah lama ia menunggu hari ini. Lebih lama dari hitungan hari di kalender penjara. Ketika pintu akhirnya terbuka, detak jantungnya langsung melonjak. Arash masuk, tampak lebih kurus dari yang dia ingat dengan pembawaan yang terlihat sedikit lelah, tapi meski begitu tetap dengan aura yang membuat Sylla ingin memeluknya dan memohon semuanya bisa diulang. Tapi ia hanya menunduk. Menyadari seragam tahanan yang membalut tubuhnya bukanlah versi dirinya yang pantas berdiri di samping pria itu. Arash duduk tanpa banyak basa-basi. Ia hanya menatap, dalam, seperti sedang mencari sesuatu di balik mata Sylla. Dan saat pandangan mereka bertemu, Sylla memaksakan senyum tipis yang cepat memudar. "Terimakasih karena kau mau men
Last Updated : 2025-06-12 Read more