Setelah menunggu beberapa saat, Fiona pun tiba. Sepertinya ada hal penting yang ingin dia bicarakan."Nak, ini pertama kalinya kita bertemu secara resmi. Dengan reputasimu sebagai salah satu dari sepuluh genius tertinggi, nggak masalah bagiku untuk bertemu denganmu sekali. Katakan, ada apa?"Fiona menangkupkan kedua tangan untuk memberi hormat dulu, sopan santun tetap harus ditunjukkan."Senior, apakah kamu sudah menghubungi Fandy setelah kembali ke Kota Kavara?"Eh? Nenek Wulan menyipitkan matanya dan tersenyum."Ada apa? Kamu si gadis berbakat yang sudah bertunangan berencana untuk mendekati murid kesayanganku? Benar juga, muridku memang luar biasa."Dari tatapan dan ucapannya, orang lain bisa tahu betapa Nenek Wulan menyayangi Fandy."Senior, silakan hubungi Fandy dulu."Pada titik ini, Nenek Wulan tidak merasakan apa-apa. Meskipun bingung, dia tetap mengeluarkan ponsel dan menelepon Fandy, tetapi yang muncul hanyalah kalau ponsel Fandy mati.Nenek Wulan menelepon empat atau lima ka
Read more