Semua Bab Aku yang Hebat Ditolak Nikah?: Bab 401 - Bab 410

Dwayne benar-benar murka. Sebagai salah satu bos besar dalam dunia bawah tanah di ibu kota provinsi, kapan dia pernah diperlakukan seperti ini oleh seorang bocah kecil yang sama sekali tidak menghargainya?"Manusia Ular, dengarkan baik-baik! kamu itu nggak lebih dari seorang penjilat Deddy! Dan akan ada saatnya kamu disingkirkan. Kuharap kamu sudah pertimbangkan bagaimana nasibmu nanti!"Amarahnya berkecamuk. Kakaknya sudah berulang kali menekankan betapa tinggi kedudukan Fandy. Jika mereka bisa menjalin hubungan baik dengannya, masa depan mereka pasti akan lancar tanpa hambatan. Namun sekarang, hanya karena hal sepele seperti ini, dia terus-menerus dipermalukan, dan setiap kali itu terjadi, selalu di depan umum."Dwayne, itu bukan urusanmu lagi," Manusia Ular berkata santai. "Aku ini orang rendahan, asal ada yang kasih aku sesuap nasi, aku pasti akan memanfaatkan kesempatan itu, 'kan?"Sekarang Manusia Ular merasa bangga, dia adalah orang Deddy. Beraninya Dwayne menghadapinya? Siapala

Dibandingkan reaksi Fandy, Aditya justru lebih terkejut. Dari pakaian yang dikenakan mereka, dia langsung mengenali bahwa orang-orang yang berdiri di dalam gudang ini semuanya berasal dari Balai Tim Drag."Menarik, sepertinya, kali ini, orang yang dikirim Janson memang luar biasa."Hingga suara Fandy terdengar, barulah Aditya menarik napas dalam-dalam dan melangkah mendekat."Kamu memang bukan orang biasa, bahkan bisa menggerakkan orang-orang dari Balai Tim Drag."Karena pihak lawan mengenali kelompok ini, maka urusan ini akan lebih mudah diselesaikan tanpa banyak bicara."Kalau begitu, katakan saja kenapa Janson cari masalah denganku. Jangan bertele-tele."Aditya menggeleng."Aku nggak tahu detailnya. Tugasku ke sini hanya untuk bawa pulang Deddy, nggak lebih dari itu."Fandy tersenyum."Kamu sudah tahu bahwa mereka anggota Balai Tim Drag, tapi masih berpikir mau bawa pergi Deddy?"Aditya terus melangkah maju, kini ekspresinya kembali tenang."Sebenarnya, awalnya aku berencana binasak

Catherine menikah? Fandy tertegun. Ini adalah sesuatu yang sama sekali tidak diduganya, bahkan tidak pernah terlintas di benaknya kabar itu."Kamu yakin?"Jelas, Irvan di seberang telepon juga kebingungan."Kamu sama sekali nggak tahu? Kak Fandy, kalau kamu berkata begitu, aku mengerti sekarang! Sepertinya hubunganmu dengan Catherine nggak mendapat izin dari Sang Ratu, 'kan?"Ekspresi Fandy menjadi makin suram. Seketika, dia tidak tahu harus berkata apa."Lupakan saja, anggap saja kamu nggak tahu."Dengan pemahamannya tentang Sang Ratu, Irvan sangat yakin bahwa nasib Catherine sepenuhnya berada di tangan wanita itu. Menikah adalah hal kecil, bahkan kehilangan nyawa pun bukan sesuatu yang aneh."Kapan pernikahannya? Dengan siapa?"Irvan ragu sejenak sebelum menjawab."Dalam dua puluhan hari lagi, dengan salah satu putra keluarga besar Hubert dari Kota Taro. Keluarga Hubert menguasai sebagian besar bisnis pelayaran di Negara Limas. Apa pun tujuan Sang Ratu, pasti ada kepentingan di balik

Ekspresi Fandy menjadi aneh. Sebelumnya, Irvan berbalik dari musuh menjadi teman karena pengaruh Balai Purnama. Selama Irvan tidak bodoh, dia pasti tahu bahwa suatu hari nanti akan membutuhkan Fandy.Namun, bagaimana dengan Aldo ini? Dia jelas tidak tahu hubungan Fandy dengan Balai Purnama. Bahkan jika tahu, dengan statusnya yang jauh lebih tinggi dari Irvan, dia tidak mungkin dengan sengaja mencoba menjilat Fandy.Jadi, sikapnya saat ini sangat menarik untuk dipikirkan."Apa? Nggak percaya?"Aldo tertawa, seolah tahu persis apa yang membuat Fandy bingung."Sebagai seorang dokter, menyelamatkan anak-anak adalah hal biasa. Tapi kamu berbeda, kamu rela korbankan semua kehormatanmu sendiri demi mereka. Jujur saja, aku, Aldo, memang orang yang blak-blakan dan sembrono. Tapi, ada orang dan hal yang aku hormati. Saat kamu selamatkan lebih dari sepuluh anak yatim dan kehilangan segalanya, kamu itu ...."Aldo mengacungkan jempolnya ke arah Fandy. Fandy tidak tahu harus berkata apa. Setidaknya,

"Catherine, ini aku, kamu, "Namun, baru mengucapkan beberapa kata, telepon langsung terputus. Fandy langsung mengernyit keras. Jadi, Catherine memang tidak mau berhubungan lagi dengannya?"Bagaimana? Diputuskan?""Ya."Merasa ada firasat buruk, Arnold buru-buru menelepon kembali. Namun, yang terdengar hanya suara operator, "Nomor yang Anda hubungi sedang nggak aktif." Seketika, ekspresi wajahnya menunjukkan ketakutan."Sial! Kalau tahu begini, aku nggak akan biarkan kamu pakai ponselku! Sekarang lihatlah, bos besar itu malah memblokir teleponku juga!"Fandy merasa agak canggung."Itu salahku. Tapi, ini nggak akan bawa pengaruh pada pekerjaanmu."Arnold mengambil sepotong kue dan menggigitnya dua kali. Dia masih merasa sangat kesal. Memang, ini tidak akan memengaruhi pekerjaannya, tetapi kalau dia ingin menghubungi Catherine lagi, dia harus mencari cara lain.Dalam sekejap, dua hari berlalu. Fandy tetap berpegang teguh pada rutinitasnya, berlatih menyerap kekuatan dari Tulang Naga Seja