"Fandy, ini Jenifer. Maaf, tapi guru mengawasiku dengan ketat, jadi aku terpaksa menggunakan nomor baru untuk menghubungimu."Bahkan sekarang, Fandy tidak dapat mengerti kenapa Ganos memintanya membuat janji seperti itu."Baiklah, bicara saja, aku akan mendengarkannya.""Bisakah kamu menemaniku ke suatu tempat malam ini? Awalnya aku pikir bisa pergi ke sana sendiri, tapi tempat itu angker, aku benar-benar takut."Angker? Ekspresi Fandy terlihat aneh, seolah-olah ini hanya sebuah alasan."Jenifer, biasanya kamu boleh meminta bantuanku dengan cara apa pun yang kamu mau, tapi aku sudah berjanji pada gurumu. Kamu tentu nggak mau aku menjadi orang yang mengingkari janji."Burhan ada di sana saat itu. Jika Ganos tahu tentang hal itu dan datang mencarinya, semuanya akan hancur."Tentu saja aku tahu, tapi kamu berutang budi padaku. Sebagai seorang pria, nggak apa-apa untuk membalas budi, 'kan?"Benar saja, Fandy segera merasa terbebas dari semua beban psikologis."Baiklah, sampai jumpa malam i
Baca selengkapnya